Mohon tunggu...
DUDUNG NURULLAH KOSWARA
DUDUNG NURULLAH KOSWARA Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

History Teacher in SMANSA Sukabumi Leader PGRI Sukabumi City

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Disrupsi Pendidikan Sebuah Keniscayaan

1 Mei 2017   21:19 Diperbarui: 1 Mei 2017   22:22 2216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Dalam tema Hari Pendidikan Nasional Mendikbud Muhadjir  Effendy  menguatkan pentingya aksesibilitas pendidikan yang berkualitas dan merata bagi bangsa kita. Pendidikan yang merata dan berkualitas akan menghadirkan layanan pendidikan yang lebih efektif dalam mendongkrak SDM bangsa kita.  Ketika semua  sekolahan, semua daerah pinggiran dan semua daerah kota layanan pendidikannya  cenderung merata secara kualitas maka geliat pendidikan dalam mensukseskan tujuan pendidikan nasional akan lebih efektif.

           

            Dalam sambutannya Mendikbud Muhadjir Effendy ternyata masih berkutat pada Tripusat Pendidikan karya lama Ki Hajar Dewantara.  Tripusat Pendidikan dalam perspektif Ki Hajar Dewantara adalah  tiga dimensi penting yakni rumah, sekolah dan masyarakat. Konsep Tripusat Pendidikan memang masih efektif tetapi ada dimensi lain yang terabaikan yakni dimensi  maya dan teman sebaya. Jadi Tripusat Pendidikan sebaiknya bertransformasi menjadi Panca Pusat Pendidikan.  

           

Panca Pusat Pendidikan adalah pentingnya memahami  lima dimensi kehidupan  anak yakni : 1) suasana keluarga, 2) suasana teman sebaya 3) dunia maya,  4)  sekolah dan 5) suasana masyarakat. Kelima dimensi ini menjadi bagian melekat dari kehidupan anak sekarang. Bagaimana mungkin mendidik anak zaman ini dengan mengabaikan kelompok sebaya dan dunia maya yang dikonsumsinya.

Mendidik anak hari ini  setidaknya  harus  memahami  lima hal penting yang ada disekitar anak didik. Paradigma lama yang memprioritaskan pendidikan di keluarga, sekolah dan masyarakat sudah terdisrupsi oleh eksistensi teman sebaya dan budaya dunia maya. Teman sebaya adalah bagian tak terpisahkan dari sang anak, begitupun dunia maya. Teman sebaya dan gadget yang menghubungkan sang anak pada dunia maya adalah dua kekuatan yang mampu mempengaruhi kepribadian seorang anak.

            Tidak efektifnya tripusat pendidikan  karena  munculnya  kekuatan budaya  baru dalam sebuah layanan “edukasi” tak terbatas yang terkemas dalam gadget dan bebasnya persahabatan teman sebaya. Era disrupsi   adalah era tumbangnya kesakralan keluarga, sekolah dan masyarakat karena terhempas oleh  datangnya kekuatan baru dalam bentuk yang tak terlihat yakni dimensi maya.

            Dimensi maya adalah kekutan penganggu yang tak terlihat dan bisa hadir dimanapun seorang anak berada. Inilah yang disebut penulis sebagai dirupsi pendidikan.  Seorang anak telah menjadi pasar baru dari kuatnya  produksi informasi dari dunia maya. Seorang anak telah menjadi market dunia maya yang sajiannya bebas tak terbatas. Seorang anak mudah  teralienasi dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Mereka seolah hanya tinggal dalam dua dimensi  akrab serta menyenangkan yakni dunia maya dan dunia sebaya.

           

Saat ini Prof. Rhenald Kasali  dalam bukunya yang berjudul “DISRUPTION” mencoba menyadarkan tentang “bahaya disruptif” bagi perusahaan atau organisasi bila tidak diantisipasi.  Begitupun dalam dunia  mendidik anak, menurut penulis telah terjadi dirupsi luar biasa. Disrupsi adalah sebuah gangguan atau kekuatan pengganggu yang tak terlihat tetapi memiliki kekuatan pengaruh yang luar biasa. Bukankah anak lebih senang dengan dunia maya dan teman sebaya dibanding berkawan dengan para guru dan orangtuanya?

Mari semua orangtua untuk lebih serius memikirkan masa depan anak bukan  sibuk mencari nafkah saja.  Era dirupsi adalah datangnya era pengganggu yang tak terlihat namun dapat menumbangkan kekuatan lama. Termasuk kekuatan lama strategis dan sakralnya pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kini kekuatan tripusat pendidikan itu telah terganggu dan “tumbang” oleh dirupsi dunia maya dan teman sebaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun