Mohon tunggu...
DUDUNG NURULLAH KOSWARA
DUDUNG NURULLAH KOSWARA Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

History Teacher in SMANSA Sukabumi Leader PGRI Sukabumi City

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ridwan Kamil Tersalip?

19 November 2015   11:30 Diperbarui: 19 November 2015   12:36 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dua kepala daerah yang hampir dikenali oleh semua warga Jawa Barat. Mereka sering hadir dalam berbagai media baik maya ataupun cetak. Popularitas kedua tokoh ini di Jawa Barat cukup tinggi, namun ternyata popularitas dan berbagai terobasan cerdas yang dilakukan keduanya dalam layanan birokrasi berada dibawah kehebatan Walikota Sukabumi Mohamad Muraz.

Masyarakat Kota Sukabumi sebaiknya ikut merasa bangga dan merespon pencapaian yang luar biasa ini dalam bentuk lebih meningkatakan partisipasi dan dukungan pada kinerja pemerintah daerah. Ini pencitraan “kampung halaman” kita yang luar biasa. Kemanapun kita pergi di wilayah Jawa Barat kita punya citra yang positif, sebagai kota prestatif. Ini luar biasa! Mengapa luar biasa? Karena dari 27 kota dan kabupaten seJawa Barat, Kota Sukabumi menduduki urutan terbaik dalam dimensi Indek Kepuasan Masyarakat (IKM). Prestasi ini berdasarkan hasil survei kepuasan publik Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) & Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika (PK2S) Universitas Padjadjaran.

Ada enam dimensi yang dijadikan acuan kepuasan publik dalam survei ini. Dimensi kepemimpinan, pelayanan dasar, infrastruktur, pengelolaan sumber daya, penerapan regulasi, dan pengelolaan anggaran. Dari keenam dimensi ini secara akumulatif Kota Sukabumi menjadi yang terbaik. Sebelumnya Kota Sukabumi meraih prestasi WTP dari BPK RI plus pekan ini Kota Sukabumi menjadi tuan rumah Porpemda tahun 2015. Ini bukan sebuah kebetulan tetapi sebuah prestasi berdasarkan “kriteria” yang akhirnya tersimpulkan bahwa Kota Sukabumi adalah kota terbaik.

Melihat puncak pencapaian prestasi yang luar biasa di tahun 2015 ini Kota Sukabumi layak menjadi __versi penulis__ sebagai “Kota Hiber”, kota yang hebat, istimewa dan berprestasi (Hiber). Walikota Super lahirkan Kota Hiber. Kita berharap Kota Sukabumi terus semakin baik dan menjadi kota yang disayangi oleh penduduknya dan dirindukan para pendatang karena keunggulannya dalam berbagai hal. Diantara keunggulan yang dapat dikembangkan adalah layanan pendidikan, kesehatan, investasi, layanan birokrasi yang jauh dari budaya amplop dan masyarakat yang health dan wellness tourism.

Sungguh indah kata-kata Wali Kota Sukabumi yang pernah terlontar dari ungkapannya yang menyatakan bahwa dirinya merasa bersyukur karena Ia adalah pensiunan yang mendapat kepercayaan sebagai walikota. Pensiunan yang dipilih rakyat Kota Sukabumi untuk membawa kota sukabumi menuju kota yang lebih mensejahterakan dan memberi rahmat pada semuanya. Walikota Sukabumi ini adalah sosok yang sederhana, tak terlalu suka bermain media tetapi lebih mengutamakan pelayanan pada publik. Dalam persepsinya mungkin pencitraan media tidak lebih baik dari karya nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Kota Sukabumi sebagai kota terbaik dalam IKM tahun 2015 adalah wujud dari pelayanan terbaik sebagai bentuk pewakafan diri Sang Pemimpin pada kota kelahirannya.

Walikota Sukabumi H. Mohammad Muraz, MM adalah seorang pensiunan PNS yang mendapat kepercayaan dan mandat dari masyarakat untuk membawa Kota Sukabumi menjadi lebih baik. Realitasnya tidak sedikit pensiunan di negeri ini yang makin tua “makin jadi.” Jauh dari spirit mentalitas regernerasi, tak siap memberi kesempatan pada generasi baru yang lebih segar. Tidak sedikit para pensiunan di negeri ini masih berjiwa remaja. Bukankah pembakaran hutan dan perusakan lingkungan sehingga melahirkan bencana kemanusiaan di hutan Kalimantan dan hutan Riau diantarnya adalah ulah para pensiunan jenderal? Para penegak hukum di negeri ini tak mampu mengungkap/menegakan hukum dengan baik karena pelakunya diantaranya adalah mantan atasan dan terjebak dalam mentalitas senioritas.

Terlepas dari fenomena di atas, semoga Kota Sukabumi semakin aman, nyaman, sejahtera dan menjadi kota yang dirindukan semua orang karena menjadi Kota Hiber (hebat, Istimewa dan berprestasi). Sekali lagi partisipasi dan dukungan kita dalam berbagai hal adalah hal primer yang harus dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi. Prof. Dr Boediono mengatakan diantara hal yang harus kita lakukan untuk memperbaiki negeri ini adalah pembenahan dimensi pendidikan, kesehatan dan perlindungan anak. Pendidikan mencerdaskan dan mendewasakan, kesehatan memberi kekuatan hidup dan perlindungan anak adalah upaya mempersiapkan generasi masa depan yang lebih baik. Intelektualitas karena pendidikan yang baik, vitalitas karena kesehatan yang terjaga dan etika masa depan karena kita adalah peminjam “tempat” dari anak cucu maka mempersiapkan generasi yang lebih baik adalah sebuah keniscayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun