[caption id="attachment_199889" align="aligncenter" width="514" caption="sumber gambar ; http://pixabay.com/static/uploads/photo/2012/04/18/18/39/icon-37526_640.png"][/caption]
Perjalanan pulang dari berlibur bersama Pak Jhon memberikan banyak pengalaman baru dalam hidupku, kami memutuskan pulang menggunakan kereta api, ini adalah kali pertamanya aku naik kereta api. Pak Jhon dengan senghaja memilihkan bangku dudukku di samping jendela kaca, mungkin Pak Jhon ingin menunjukkan pemandangan indah padaku sepanjang perjalanan pulang. Dan itu terbukti setiap jengkal dari apa yang aku lihat dari jendela kaca kereta api semuanya terasa menentramkan. Apa lagi saat senja, benar-benar begitu indah dunia ini.
Aku tersenyum di dalam keperihan luka yang dulu Ayahku ciptakan, entah Pak Jhon bisa membaca apa yang ada di dalam pikiranku saat itu, dia pun langsung mengajakku bicara agar aku tidak melamun dan tenggelam dalam rasa sakit.
Pak Jhon bercerita tentang kehidupan di dalam gerbong kereta. Cerita itu cukup membuat aku tak bisa henti memfokuskan mata dan telingaku kepada Pak jhon.
Dalam cerita itu dia mengisahkan tentang seorang bocah yang hidup di dalam gerbong kereta karenamelarikan diri dari perasaan perih karena ditinggalkan sejak dia masih bayi. Setelah sekian lama tinggal di dalam gerbong kereta dia pun banyak mengenal kehidupan orang-orang yang juga tidak pernah lepas dari kereta, ada seorang petualang yang mengarungiwilayah dengan menaiki kereta, ada seorang perempuan yang mengidap penyakit demensia Alzheimer yang lupa akan jalan pulang, ada seorang lelaki tua yang sejak muda sering naik kereta untuk mencari cucunya yang hilang di dalam kereta dan ada banyak lagi kehidupan dalam kereta yang ditemukan oleh bocah tadi.
Yang membuat cerita itu menarik adalah ternyata dari sekian banyak kehidupan yang ditemukan oleh bocah tadi semuanya merupakan kehidupan yang penuh pencarian, semuanya mencari sesuatu yang bisa mengantarkan mereka ke dalam kebahagiaan. Mungkin itulah hakikat dari hidup bahwa segala apa pun yang dilakukan manusia di dunia ini pada akhirnya kebahagiaanlah yang menjadi sumber utama pencarian manusia.
Dan fakta yang tidak pernah terungkap dalam cerita itu merupakan misteri yang tidak pernah diketahui oleh si bocah. Seorang petualang yang ditemuinya di dalam kereta ternyata adalah seorang laki-laki bajingan yang pernah menghamili seorang perempuan, perjalanannya dalam berpetualang ternyata adalah sebuah pelarian untuk menemukan kehidupan baru setelah bertobat. Dan perempuan yang tak tahu jalan pulang itu adalah perempuan yang pernah dihamili oleh petualang tadi, saat dia melahirkan dia membuang anaknya di sebuah tong sampah untuk menghindari rasa malunya pada semua orang, walau pada kenyataannya dia tidak mampu melupakan dosa yang pernah dia perbuat, keinginan melupakan dosa itulah yang akhirnya menyebabkan dia mengidap penyakit demensia Alzheimer. Lalu apa peranan si kakek tua dan bocah tadi?. Pak Jhon tidak ingin memberitahuku dia ingin aku berpikir dan menciptakan cerita itu denan persiku sendiri.
Aku terdiam memikirkannya; ternyata begitu lucu fakta yang ada, ketika kita selalu mencari sesuatu dengan bergerak sangat jauh kita tidak pernah sadar bahwa apa yang kita cari ternyata ada di dekat kita. Semakin jauh kita melangkah hanya akan membawa kita lupa akan apa yang ada di sekitar kita lalu hidup menjadi sia-sia.
Saat malam menjemput perjalanan kami aku terus memperhatikan Pak Jhon lalu aku berpikir begitu keras tentang hidup Pak Jhon; bagaimana Pak Jhon bisa berdamai dengan rasa sakit yang pernah hadir dalam kehidupan masa lalunya?. Mungkinkah dengan berhenti mencari kebahagiaan yang terlalu jauh dari gapaiannya dan mencoba untuk mengumpulkan sedikit kebahagian yang saat ini berada di sekitarnya. Aku menghela nafas panjang saat memikirkan hal itu.
~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H