Mohon tunggu...
Dudu Abdussomad HM
Dudu Abdussomad HM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Sosial, Politik dan Budaya

Pembelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepada Partai Politik, Kita Benci tapi Rindu

12 September 2023   04:23 Diperbarui: 12 September 2023   05:24 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/politikus-perbedaan-tinju-politik-8846994/

Kepada partai politik, kita benci tapi rindu. Kata-kata ini mungkin terdengar kontradiktif, tetapi ungkapan tersebut menggambarkan perasaan yang rumit dan ambigu yang sering dirasakan oleh masyarakat terhadap partai politik. 

Di satu sisi, banyak dari kita merasa kecewa dengan partai politik yang kadang mempertontonkan permainan politik yang kotor, manipulatif, dan mengobral  janji-janji palsu yang seringkali tidak dipenuhi. Namun, di sisi lain, kita juga menyadari bahwa partai politik merupakan bagian integral dari sistem demokrasi kita, dan kita tidak dapat mengabaikannya begitu saja.

Ketika kita berbicara tentang benci terhadap partai politik, ada banyak alasan yang mendasarinya. Salah satunya adalah korupsi yang merajalela di kalangan politisi. Kasus-kasus korupsi yang melibatkan partai politik seringkali mencuat ke permukaan dan mencoreng reputasi mereka. Kita sering merasa bahwa kepentingan pribadi dan kelompok partai lebih diutamakan daripada kepentingan rakyat secara keseluruhan.

Selain korupsi, kita juga sering merasa frustrasi dengan retorika politik yang berlebihan dan janji-janji kosong. Partai politik sering menggunakan kata-kata manis untuk memenangkan dukungan publik, tetapi sering kali tidak mampu memenuhi janji-janji mereka setelah terpilih. Ini membuat banyak orang merasa dikhianati dan kecewa dengan partai politik.

Namun, di tengah kekecewaan tersebut, kita juga merasakan rasa rindu terhadap partai politik. Kita menyadari bahwa tanpa partai politik, sulit bagi kita untuk menyampaikan aspirasi dan kepentingan kita sebagai warga negara. Partai politik adalah saluran utama kita untuk dapat berpartisipasi dalam proses politik, seperti pemilihan umum dan pembuatan kebijakan. Partai politik juga menjadi wakil kita dalam lembaga legislatif, di mana mereka berperan dalam mengawasi pemerintah dan menyuarakan suara rakyat.

Selain itu, partai politik juga merupakan wadah bagi individu-individu yang memiliki visi dan misi untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Meskipun ada politisi yang korup dan tidak dapat dipercaya, tetapi masih ada politisi yang jujur, berintegritas, dan berkomitmen untuk melayani masyarakat dengan baik. Partai politik memberikan mereka platform untuk berbagi ide dan beradu gagasan demi menciptakan perubahan yang positif.

Kepada partai politik, kita benci tapi rindu. Ini adalah gambaran yang kompleks dari hubungan antara masyarakat dan partai politik. Meskipun ada banyak alasan untuk merasa kecewa dan benci terhadap partai politik, kita juga menyadari bahwa mereka adalah bagian penting dari sistem demokrasi kita. Mereka adalah penghubung antara masyarakat dan pemerintah, dan menjadi kendaraan untuk mewujudkan perubahan yang kita inginkan. 

Di antara rasa benci dan rindu, kita tetap harus menyadari bahwa dalam sistem demokrasi, partai politik adalah cerminan dari masyarakatnya. Oleh karena itu, jika kita ingin melihat perubahan yang lebih baik, kita juga perlu terlibat secara aktif dalam politik. Kita tidak bisa berlepas tangan, cuek dan bersikap masa bodoh terhadap politik. Kita perlu memilih dengan bijak, mendukung pemimpin yang memiliki integritas, dan mengawasi langkah-langkah yang diambil oleh partai politik agar kita dapat memastikan bahwa mereka bekerja untuk kepentingan kita sebagai warga negara, bukan untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun