Mohon tunggu...
Dudu Abdussomad HM
Dudu Abdussomad HM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Sosial, Politik dan Budaya

Pembelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ngobrolin Personal Branding Caleg: Cara Jitu Pikat Pemilih

27 Agustus 2023   06:11 Diperbarui: 14 September 2023   00:35 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Personal branding adalah cara untuk membangun citra diri yang diinginkan oleh orang lain. Personal branding sangat penting bagi caleg, karena mereka harus bisa menarik perhatian dan simpati dari masyarakat. Namun, banyak caleg yang belum paham bagaimana cara membuat personal branding yang efektif dan sesuai dengan tujuan mereka. Mereka juga bingung bagaimana menentukan action plan dan target audience yang tepat. Untuk itu, mereka membutuhkan bantuan dari seorang ahli branding, yaitu Lantang.

Lantang adalah sahabat dari Bulan dan Bintang, yang sama-sama menjadi caleg baru. Bulan adalah caleg DPR RI, sedangkan Bintang adalah caleg DPRD Kabupaten. Mereka berdua ingin belajar dari Lantang tentang personal branding, karena mereka merasa kurang percaya diri dengan citra diri mereka saat ini. Mereka juga ingin tahu apa saja yang bisa mereka lakukan untuk meningkatkan kesempatan mereka untuk terpilih.

Suatu hari, mereka bertemu di sebuah kafe untuk hang out bareng. Di sana, mereka mulai berbincang-bincang tentang personal branding.

---

Lantang: Hai, guys! Apa kabar? Gimana persiapan kampanye kalian?

Bulan: Hai, Lan! Aku sih biasa aja. Masih bingung mau ngapain aja buat kampanye.

Bintang: Aku juga gitu. Kayaknya susah banget ya jadi caleg. Harus bisa bersaing dengan caleg lain yang lebih dikenal dan punya banyak dukungan.

Lantang: Nah, makanya kalian harus punya personal branding yang kuat. Kalian harus bisa menunjukkan kelebihan dan keunikan kalian sebagai caleg.

Bulan: Personal branding itu apa sih? Apa bedanya dengan image atau reputasi?

Lantang: Personal branding itu adalah cara kamu memposisikan dirimu di mata orang lain. Image atau reputasi itu adalah hasil dari personal branding kamu. Jadi, personal branding itu lebih aktif dan strategis, sedangkan image atau reputasi itu lebih pasif dan spontan.

Bintang: Oh, gitu ya. Jadi personal branding itu kayak bikin merek diri sendiri gitu?

Lantang: Iya, betul. Kamu harus bisa membuat orang lain mengenali dan mengingat kamu sebagai caleg yang punya nilai tambah tertentu.

Bulan: Lalu, gimana caranya bikin personal branding yang bagus?

Lantang: Ada beberapa langkah yang harus kamu lakukan. Pertama, kamu harus menentukan tujuan kamu menjadi caleg. Apa visi dan misi kamu? Apa kontribusi yang ingin kamu berikan untuk masyarakat? Apa perbedaan kamu dengan caleg lain?

Bintang: Hmm, tujuan aku menjadi caleg adalah untuk memperjuangkan kepentingan rakyat di daerahku. Aku ingin membawa perubahan positif untuk kabupatenku. Aku punya visi untuk membuat kabupatenku lebih maju dan sejahtera. Misiku adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, memperbaiki infrastruktur, dan mengembangkan potensi daerah.

Lantang: Bagus, itu sudah cukup jelas. Tapi, itu kan masih umum banget. Kamu harus bisa lebih spesifik lagi. Apa program atau kebijakan yang ingin kamu usulkan? Siapa target audiencemu? Apa tantangan atau masalah yang ingin kamu atasi?

Bintang: Oh, iya ya. Kalau program atau kebijakan, aku ingin mengusulkan agar ada bantuan modal usaha untuk UMKM di daerahku. Target audiencemu adalah para pelaku UMKM yang ingin mengembangkan usahanya. Tantangan atau masalah yang ingin aku atasi adalah rendahnya akses permodalan dan pemasaran bagi UMKM.

Lantang: Nah, itu sudah lebih spesifik. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah menjangkau dan menyampaikan pesanmu kepada target audiencemu.

Bulan: Kalau aku gimana? Aku kan caleg DPR RI. Apa bedanya dengan caleg DPRD Kabupaten?

Lantang: Kalau kamu caleg DPR RI, kamu harus punya personal branding yang lebih luas dan nasional. Kamu harus bisa menunjukkan bahwa kamu punya wawasan dan kompetensi yang tinggi tentang isu-isu strategis yang berkaitan dengan kepentingan nasional. Kamu juga harus bisa berkomunikasi dengan berbagai kalangan dan stakeholder.

Bulan: Aku sih tujuannya menjadi caleg adalah untuk memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia. Aku ingin membela hak-hak kaum minoritas dan marginal. Aku punya visi untuk membuat Indonesia lebih toleran dan inklusif. Misiku adalah untuk menghapus diskriminasi dan kekerasan berbasis identitas.

Lantang: Itu juga bagus, tapi kamu juga harus lebih spesifik lagi. Apa program atau kebijakan yang ingin kamu usulkan? Siapa target audiencemu? Apa tantangan atau masalah yang ingin kamu atasi?

Bulan: Kalau program atau kebijakan, aku ingin mengusulkan agar ada revisi UU ITE yang lebih menghormati kebebasan berekspresi dan berpendapat. Target audiencemu adalah para aktivis, jurnalis, akademisi, dan masyarakat sipil yang peduli dengan isu HAM. Tantangan atau masalah yang ingin aku atasi adalah tingginya angka kriminalisasi dan intimidasi terhadap mereka yang berbeda pendapat atau identitas.

Lantang: Oke, itu sudah lebih spesifik juga. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah menjangkau dan menyampaikan pesanmu kepada target audiencemu.

Bintang: Lalu, setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya apa?

Lantang: Langkah selanjutnya adalah membuat citra diri yang sesuai dengan tujuanmu. Citra diri itu adalah gambaran tentang dirimu yang ingin kamu tampilkan kepada orang lain. Citra diri itu harus konsisten, otentik, dan relevan dengan tujuanmu.

Bulan: Gimana caranya membuat citra diri?

Lantang: Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk membentuk citra diri. Salah satunya adalah dengan membuat visual identity. Visual identity itu adalah elemen-elemen visual yang bisa membantu orang lain mengenali dan mengingat kamu. Misalnya, logo, warna, font, gaya berpakaian, dll.

Bintang: Contohnya gimana?

Lantang: Contohnya, kamu bisa membuat logo yang mencerminkan visi dan misimu sebagai caleg. Misalnya, kalau visimu adalah membuat kabupatenmu lebih maju dan sejahtera, kamu bisa membuat logo yang berbentuk bintang bersinar dengan warna emas. Bintang itu melambangkan harapan dan kemajuan, sedangkan warna emas melambangkan kemakmuran.

Bulan: Kalau aku gimana?

Lantang: Kalau kamu, kamu bisa membuat logo yang mencerminkan visi dan misimu sebagai caleg. Misalnya, kalau visimu adalah membuat Indonesia lebih toleran dan inklusif, kamu bisa membuat logo yang berbentuk lingkaran dengan warna pelangi. Lingkaran itu melambangkan kesatuan dan keragaman, sedangkan warna pelangi melambangkan keberagaman dan keindahan.

Bintang: Wah, keren ya. Terus apa lagi?

Lantang: Selain logo, kamu juga bisa membuat slogan dan tagline yang menarik dan mudah diingat. Slogan dan tagline itu adalah kalimat singkat yang menyampaikan pesan utama atau nilai jual kamu sebagai caleg.

Bulan: Contohnya gimana?

Lantang: Contohnya, kalau sloganmu adalah "Bulan untuk HAM", taglinemu bisa "Caleg DPR RI yang peduli dengan hak asasi manusia". Atau kalau sloganmu adalah "Bulan bersama rakyat", taglinemu bisa "Caleg DPR RI yang berjuang untuk rakyat".

Bintang: Kalau aku gimana?

Lantang: Kalau sloganmu adalah "Bintang untuk UMKM", taglinemu bisa "Caleg DPRD Kabupaten yang mendukung UMKM". Atau kalau sloganmu adalah "Bintang bersinar", taglinemu bisa "Caleg DPRD Kabupaten yang membawa kemajuan".

Bulan: Wah, asyik ya. Terus apa lagi?

Lantang: Selanjutnya, kamu harus menentukan action plan atau rencana aksi yang bisa kamu lakukan untuk mempromosikan personal brandingmu. Action plan itu adalah kegiatan-kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk menjangkau target audiencemu dan menyampaikan pesanmu kepada mereka.

Bintang: Seperti apa contoh action plan?

Lantang: Contoh action plan adalah membuat website, media sosial, blog, podcast, video, poster, flyer, spanduk, baliho, dll. Kamu bisa memilih media yang paling sesuai dengan karakter dan kebutuhanmu. Kamu juga harus memperhatikan budget dan sumber daya yang kamu miliki.

Bulan: Kalau aku, aku lebih suka media online. Aku bisa membuat website dan media sosial yang berisi profil, visi, misi, program, dan kegiatan-kegiatanku sebagai caleg. Aku juga bisa membuat blog dan podcast yang membahas isu-isu HAM yang aku pedulikan. Aku juga bisa membuat video yang menampilkan testimoni dari orang-orang yang mendukungku.

Bintang: Kalau aku, aku lebih suka media offline. Aku bisa membuat poster, flyer, spanduk, baliho, dll yang menampilkan logo, slogan, tagline, dan program-programku sebagai caleg. Aku juga bisa mengadakan pertemuan tatap muka dengan target audiencemu, yaitu para pelaku UMKM. Aku bisa memberikan mereka bantuan atau konsultasi tentang permodalan dan pemasaran.

Lantang: Itu semua bagus. Tapi, kamu juga harus memastikan bahwa action planmu itu efektif dan efisien. Kamu harus bisa mengukur dampak dan hasil dari action planmu.

Bulan: Gimana caranya?

Lantang: Caranya adalah dengan membuat monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan action planmu. Monitoring itu adalah proses mengamati dan mengontrol jalannya action planmu. Evaluasi itu adalah proses menilai dan mengukur kinerja dan pencapaian dari action planmu.

Bintang: Contohnya gimana?

Lantang: Contohnya, kalau kamu membuat website atau media sosial, kamu bisa menggunakan tools seperti Google Analytics atau Facebook Insights untuk melihat berapa banyak orang yang mengunjungi atau mengikuti akunmu. Kamu juga bisa melihat berapa banyak orang yang berinteraksi dengan kontenmu, misalnya dengan memberi like, comment, share, dll.

Bulan: Kalau aku membuat blog atau podcast?

Lantang: Kalau kamu membuat blog atau podcast, kamu juga bisa menggunakan tools seperti WordPress Stats atau SoundCloud Stats untuk melihat berapa banyak orang yang membaca atau mendengarkan kontenmu. Kamu juga bisa melihat berapa banyak orang yang berlangganan atau memberi rating atau review terhadap kontenmu.

Bintang: Kalau aku membuat poster atau flyer?

Lantang: Kalau kamu membuat poster atau flyer, kamu bisa menggunakan tools seperti QR Code atau Short URL untuk melihat berapa banyak orang yang mengakses informasi yang kamu berikan. Kamu juga bisa memberi nomor telepon atau alamat email untuk menerima feedback atau pertanyaan dari orang-orang yang tertarik dengan kampanyemu.

Bulan: Kalau aku mengadakan pertemuan tatap muka?

Lantang: Kalau kamu mengadakan pertemuan tatap muka, kamu bisa menggunakan tools seperti Surveymonkey atau Google Forms untuk membuat kuesioner yang bisa kamu bagikan kepada peserta pertemuan. Kamu juga bisa mencatat nama dan kontak dari peserta pertemuan untuk menjalin komunikasi lebih lanjut dengan mereka.

Bintang: Wah, banyak banget ya tools yang bisa kita gunakan.

Lantang: Iya, tapi jangan lupa bahwa tools itu hanya alat bantu. Yang paling penting adalah isi dan kualitas dari konten dan komunikasi yang kamu buat. Kamu harus bisa menyampaikan pesanmu dengan jelas, menarik, dan meyakinkan.

Bulan: Iya sih. Tapi gimana caranya?

Lantang: Caranya adalah dengan selalu mengacu pada tujuan dan citra dirimu sebagai caleg. Kamu harus selalu konsisten dengan visi dan misimu. Kamu juga harus selalu relevan dengan isu-isu yang sedang hangat atau penting bagi target audiencemu. Kamu juga harus selalu otentik dengan kepribadian dan nilai-nilaimu.

Bintang: Oke deh. Terus, gimana cara mengsinkronkan antara kegiatan personal branding dengan target perolehan suara?

Lantang: Caranya adalah dengan membuat strategi dan target yang realistis dan terukur. Kamu harus bisa menentukan berapa banyak suara yang ingin kamu dapatkan dari target audiencemu. Kamu juga harus bisa menentukan berapa banyak waktu, tenaga, dan biaya yang harus kamu keluarkan untuk mendapatkan suara tersebut.

Bulan: Contohnya gimana?

Lantang: Contohnya, kalau kamu caleg DPR RI, kamu harus tahu berapa banyak jumlah pemilih di daerah pemilihanmu. Kamu juga harus tahu berapa banyak persentase suara yang dibutuhkan untuk lolos ke parlemen. Misalnya, kalau jumlah pemilih di daerah pemilihanmu adalah 1 juta orang, dan persentase suara yang dibutuhkan untuk lolos ke parlemen adalah 5%, berarti kamu harus mendapatkan setidaknya 50 ribu suara.

Bintang: Kalau aku caleg DPRD Kabupaten?

Lantang: Kalau kamu caleg DPRD Kabupaten, kamu juga harus tahu berapa banyak jumlah pemilih di daerah pemilihanmu. Kamu juga harus tahu berapa banyak kursi yang tersedia di parlemen. Misalnya, kalau jumlah pemilih di daerah pemilihanmu adalah 100 ribu orang, dan jumlah kursi yang tersedia di parlemen adalah 10, berarti kamu harus mendapatkan setidaknya 10 ribu suara.

Bulan: Lalu, gimana cara mencapai target suara itu?

Lantang: Caranya adalah dengan mengoptimalkan action planmu. Kamu harus bisa menyesuaikan konten dan komunikasimu dengan kebutuhan dan preferensi target audiencemu. Kamu juga harus bisa memanfaatkan jaringan dan relasimu untuk mendapatkan dukungan dan rekomendasi dari orang-orang yang berpengaruh atau berotoritas.

Bintang: Wah, terima kasih ya Lan. Kamu sangat membantu kami.

Bulan: Iya, aku juga berterima kasih. Kamu sangat pintar dan informatif.

Lantang: Sama-sama, guys. Senang bisa membantu kalian. Semoga kalian berhasil menjadi caleg yang hebat.

Bulan & Bintang: Amin.

Lantang: Oke, sekarang kita sudah selesai ngobrol tentang personal branding. Gimana kalau kita makan bareng aja? Aku lapar nih.

Bintang: Aku juga lapar.

Bulan: Aku juga.

Lantang: Yuk, kita cari tempat makan yang enak dan murah.

Bintang: Aku setuju.

Bulan: Aku juga setuju.

Lantang: Oke, mari kita pergi.

---

Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun