Mohon tunggu...
Dudit Nugroho
Dudit Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langkah Tak Terhenti: Inspirasi Setiap Jejak

12 Juni 2024   14:52 Diperbarui: 12 Juni 2024   16:05 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kesibukan pagi yang tak pernah henti, Rian duduk di meja kerjanya sambil menikmati secangkir kopi hangat. Ia bekerja sebagai kurir di JNE, perusahaan jasa pengiriman yang terkenal dengan kecepatan dan ketepatannya. Bagi Rian, pekerjaannya bukan sekadar mengantarkan paket dari satu tempat ke tempat lain. Setiap paket yang ia bawa memiliki cerita dan harapan, dan hal inilah yang membuatnya terus bersemangat menjalani hari.

Sejak kecil, Rian selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar dan imajinasi yang luas. Ia sering membayangkan dirinya sebagai seorang pahlawan yang mengemban misi penting. Kini, menjadi kurir JNE memberinya kesempatan untuk mewujudkan mimpi masa kecilnya dalam bentuk yang berbeda. Setiap paket yang ia antar adalah misi, dan setiap misi memiliki tantangan tersendiri.

***

Suatu pagi, Rian menerima tugas yang berbeda dari biasanya. Ia harus mengantar sebuah paket besar ke sebuah sekolah di pinggiran kota. Paket tersebut ditujukan untuk seorang guru seni yang baru saja memenangkan lomba nasional. Dengan senyum semangat, Rian memacu motornya menuju lokasi. Di perjalanan, ia melewati berbagai pemandangan yang selalu memberinya inspirasi. Anak-anak yang berangkat sekolah, pedagang kaki lima yang sibuk melayani pelanggan, dan senyum ramah orang-orang yang ia temui di jalan. Semua itu mengingatkan Rian bahwa dalam setiap langkah yang ia ambil, ada kehidupan yang bergerak bersamanya.

Setibanya di sekolah, Rian disambut oleh seorang guru muda bernama Bu Rina. Dengan antusias, Bu Rina menceritakan bahwa paket tersebut berisi alat-alat seni yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan bakat para siswa. Bu Rina bercerita tentang murid-muridnya yang memiliki kreativitas luar biasa namun terkendala oleh kurangnya fasilitas.


Melihat semangat Bu Rina, Rian merasa tersentuh. Ia teringat akan cita-citanya yang sempat tertunda. Dulu, Rian bercita-cita menjadi seorang seniman, namun keadaan ekonomi keluarganya membuatnya harus meninggalkan mimpinya dan bekerja untuk membantu orang tua. Namun, dalam setiap paket yang ia antar, ia menemukan inspirasi untuk terus berkarya, meski dalam bentuk yang berbeda.

Malam itu, setelah menyelesaikan tugasnya, Rian duduk di meja kecil di kamarnya. Di hadapannya terdapat kertas dan pensil yang sudah lama tak tersentuh. Dengan semangat yang baru, ia mulai menggambar. Setiap goresan pensilnya adalah bentuk ekspresi dari pengalaman dan cerita yang ia temui dalam perjalanan hari itu.

***

Keesokan harinya, Rian memutuskan untuk membawa beberapa hasil karyanya ke sekolah tempat Bu Rina mengajar. Ia berharap, karyanya bisa memberikan inspirasi kepada para siswa di sana. Saat melihat kegembiraan dan rasa kagum di mata anak-anak, Rian merasa usahanya tidak sia-sia.

Bu Rina, yang terkesan dengan karya-karya Rian, mengajaknya untuk berbagi pengalaman dan mengajar di kelas seni. Rian menerima tawaran itu dengan senang hati. Dalam setiap pertemuan dengan para siswa, ia selalu menekankan bahwa setiap langkah yang diambil dengan penuh semangat dan kreativitas akan membawa kita pada inspirasi yang tak pernah terhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun