Teringat kisah rumah tangga mulia antara baginda nabi Muhammad Saw. dengan siti Aisyah ra.
Saat badai hoax disebar komplotan munafik Abdullah bin Ubay bin Salul, bahwa siti Aisyah selingkuh dari nabi Saw. Sungguh fitnah yang teramat keji.
Selama hampir satu bulan penuh Nabi Saw. tidak bertegur sapa seperti selayaknya, baginda pun manusia biasa.
Hal tersebut membuat hati Aisyah menjadi sedih sekali, apalagi bukan hanya nabi yang menyalahkannya tapi hampir semua sahabat waktu itu terhasut oleh tiupan fitnah orang-orang munafik.
Sempit rasanya dunia ini, kira-kira begitu perasaan Aisyah saat itu. Semuanya tak lagi ramah.
Sampai Allah datangkan pertolongan lewat surat an-Nur ayat 11-21, Allah Swt. menjelaskan dengan terang benderang hal ihwal berita bohong tersebut. Maka lega-lah hati Ummulmukminin Aisyah ra.
Berita bohong yang disebar munafikin kandas dengan ayat yang menyatakan kebersihan diri Aisyah ra. dari segenap tuduhan.
Kejadian tersebut hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya.
Tidak mesti berita negatif yang kita dengar tentang pasangan kita, membuat keharmonisan rumah tangga terganggu. Klarifikasi dan berbesar hati adalah cara terbaik untuk menjaga keutuhan rumah tangga.
Prasangka yang tidak didukung dengan bukti konkret hanya akan menambah rumitnya permasalahan.
Mengembalikan keramahan isi rumah adalah tanggung jawab bersama, sekaligus menjaganya agar tetap kondusif.