Sampai tulisan ini dibuat awal Maret 2024, serangan-serangan pesawat tempur Zionis Israel semakin mengganas.
Di Gaza korban telah mencapai hampir 30.000 orang syahid oleh kebrutalan tentara Zionis Israel dan dunia masih sibuk dengan beragam retorika politik mereka, Afrika Selatan menyeret Israel ke Mahkamah Internasional Den Haag, Belanda. Namun seperti yang kita duga semua itu tidak memberi dampak apa-apa, Gaza semakin tegang dan membara seperti biasa.
Israel memang sudah memosisikan dirinya untuk tutup telinga terhadap segala macam desakan dan kecaman warga dunia.
Penderitaan demi penderitaan yang dirasakan oleh rakyat Palestina terkhusus di Jalur Gaza sudah melebihi puncak penderitaan umat manusia. Hak asasi manusia bukan saja diinjak-injak tapi sudah dihilangkan sama sekali oleh Zionis Israel. Hukum-hukum perang sangat nyata dilanggar oleh pasukan Zionis, mereka bersikap barbar tidak melihat siapa objek yang harus mereka serang.
Secara umum kejahatan yang dilakukan Israel adalah membunuh semua warga Gaza, dari anak yang baru lahir sampai orang tua yang tak berdaya.
Tidak ada penderitaan di dunia ini sepertinya yang belum dirasakan oleh warga Gaza, penderitaan demi penderitaan yang begitu sangat menyakitkan dirasakan warga Gaza.
Lantas kemanakah Tuhan yang selama ini mereka pintai pertolongan, Allah Yang Maha Kuasa?
Ada seorang bayi berumur lima bulan, tulang-tulang rusuknya menonjol terlihat kurang gizi, terus-menerus menangis karena kelaparan merengek minta disusui, apa daya sang ibu pun kelaparan tak ada gizi tak ada asi.
Lantas kemanakah Tuhan mereka yang selalu mereka pintai pertolongan, Allah Yang Maha Kuasa? Jangan berburuk sangka pada-Nya, karena Dia berkehendak sebagaimana sangka hamba-Nya. Jika bersangka tidak baik maka impactnya pun tidak baik. Jika kita berbaik sangka maka begitulah Allah adanya.
Tragedi di awal bulan Maret ini saat rakyat Palestina mendapat bantuan makanan dan mereka segera berkumpul dalam satu kumpulan. Tiba-tiba berondongan peluru dari tentara Zionis menghantam tubuh-tubuh mereka. Tak sampai di situ kesadisan mereka, mayat-mayat yang bergelimpangan saat itu juga salah satunya mereka lindas memakai tank baja, tercatat sekitar 112 syahid saat itu juga.