Ujaran guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa masih relevankah disematkan saat ini, karena melihat di lapangan banyak para guru telah terkontaminasi. Niat dari semula ingin mencerdaskan generasi bangsa hari ini niat itu seperti sudah luntur para guru begitu terpikat ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau istilah sekarang adalah Aparatur Sipil Negera ( ASN).
Berbeda saat tahun 1990-an waktu munculnya slogan guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, kehidupan ekonomi pada guru sangat di bawah standar, gaji belum memadai, anggaran pendidikan dari pemerintah masih sangat minim. Oleh karenanya walaupun tanpa tanda jasa mereka berjuang, berkorban, baik fisik maupun hartanya. Yang diingat satu saja ingin ikut mencerdaskan bangsa.
Tapi apakah benar hari ini semangat mengajar para guru luntur, tentu statement tadi adalah statement subjektif. Walaupun ada di lapangan menemukan karakter-karakter guru seperti tadi maka itu hanyalah oknum saja, karena sejatinya seleksi untuk menjadi seorang guru sangatlah ketat, salah satunya mendedikasikan waktu untuk anak didiknya, siap dicerca, juga dicela.
Hari ini banyak guru yang diadukan oleh orang tua siswa, gara-gara siswa mengadu yang bukan-bukan kepada orang tuanya, ironis memang.
Syukur hari ini pemerintah memberikan anggaran pendidikan yang termasuk di dalamnya untuk kesejahteraan guru sebesar 20% dari APBN dan bantuan untuk bangunan serta untuk siswa, adanya dana BOS dan sebagainya, hari ini sangatlah melimpah.
Perhatian pemerintah ini yang sempat melenturkan idealisme seorang guru. Guru harus selalu ingat tujuan awal dalam mendidik siswa itu apa. Guru adalah salah satu tiang bangsa, jika guru tidak ada maka jangan berharap bangunan suatu bangsa akan berdiri tegak.
Saat Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika, sesaat setelah itu sang Kaisar Hirohito berujar, coba inventarisir berapa guru yang tersisa. Sang Kaisar tahu negara boleh hancur lebur tapi sumber daya manusia jangan ikut gugur. Tak lama dari itu Jepang recovery membangun negeri dan menjadi salah satu pelaku ekonomi dunia.
Peran guru sangat signifikan dalam membangun bangsa. Peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November 2023 ini harus menjadi momentum penegakan marwah guru bahwa guru adalah seorang pahlawan yang berjuang membangun bangsa dengan mendidik karakter anak bangsa agar lebih mulia.
Guru adalah teladan dalam bersikap yang setiap hari memberikan ilmu, keterampilan dan attitude yang baik. Tugas pokok dari seorang guru adalah mengajar anak bangsa, tugas pemerintah adalah memperhatikan kesejahteraannya.
Bagaimana mungkin seorang guru fokus dalam pengajaran sementara banyak masalah yang hinggap di belakangnya, termasuk kemampuan finansial. Ada pembagian peran antara guru dan pemerintah.