Selain itu, ada juga kasus-kasus di mana orang menggunakan atribut agama untuk melarikan diri dari tanggung jawab atau hukuman atas tindakan mereka. Misalnya, seseorang mungkin mencoba menghindari hukuman atas tindakan korupsi dengan mengklaim bahwa tindakan tersebut dilakukan atas dasar keyakinan agama mereka. Mereka berargumen bahwa mereka menggunakan dana itu untuk tujuan yang baik atau untuk membantu sesama. Dalam banyak kasus, klaim semacam itu hanyalah upaya untuk menghindari pertanggungjawaban dan memanfaatkan keyakinan agama sebagai alat pembelaan.
Ada juga situasi di mana orang-orang menggunakan atribut agama untuk membenarkan diskriminasi atau kebencian terhadap kelompok lain. Mereka mungkin menggunakan ajaran-ajaran agama mereka sebagai alasan untuk menolak atau mengeksploitasi orang-orang yang berbeda keyakinan atau latar belakang budaya. Hal ini terjadi di berbagai negara di seluruh dunia, di mana agama digunakan sebagai pembenaran untuk tindakan diskriminatif dan intoleransi.
Pelaku-pelaku amoral seperti yang dilakukan pasangan tanpa status pernikahan, juga memakai atribut agama seperti jilbab dan sebagainya.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan atribut agama sebagai alibi tidak mewakili seluruh komunitas agama. Sebagian besar orang yang berpegang pada agama mereka melakukannya dengan integritas dan bertanggung jawab. Mereka menggunakan atribut agama mereka sebagai sarana untuk menghidupkan nilai-nilai yang positif, seperti kasih sayang, toleransi, dan keadilan.
Meski demikian, kita tidak boleh menggeneralisasi dan menyalahkan seluruh komunitas agama karena tindakan individu yang menggunakan atribut agama sebagai alibi.
Atribut Agama Harus ditempatkan pada Posisinya
Agama adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki hak untuk memilih dan mempraktikkan agama sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai pribadinya. Akan tetapi, dalam masyarakat yang multikultural, hendaknya kita dapat memahami dan menghormati perbedaan agama yang ada.
Salah satu cara untuk menyatakan keyakinan agama adalah melalui penggunaan atribut agama. Atribut agama seperti pakaian, perhiasan, simbol, atau tanda-tanda khusus lainnya sering digunakan oleh individu untuk menunjukkan identitas agama mereka.
Seharusnya pemakaian atribut agama jangan sampai mencederai nama baik agamanya. Jika atribut agama sudah menjadi budaya di satu bangsa sejatinya itu adalah budaya baik bagi bangsa tersebut.
Jangan sampai hanya karena perilaku individual mampu mencemarkan agama secara keseluruhan yang sudah menjadi nafas bagi agama dan bangsa itu sendiri.
Penganut agama harus menyadari dan memosisikan atribut agama sebagaimana mestinya.