Ramadan adalah bulan yang dianggap sakral bagi umat Islam di seluruh dunia. Selama bulan ini, umat Islam berpuasa dari fajar hingga magrib dan memperbanyak ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, Ramadan juga dapat dianggap sebagai bulan tes mental dan fisik bagi umat Islam yang menjalankan puasa.
Puasa Ramadan dapat dianggap sebagai bulan tes mental karena membutuhkan kemampuan untuk menahan diri dari berbagai godaan, termasuk makanan dan minuman, selama waktu yang cukup lama. Puasa juga dapat memicu perasaan lapar, haus, dan lelah, yang dapat mempengaruhi mood dan konsentrasi seseorang. Oleh karena itu, menjalankan puasa memerlukan kemampuan untuk mengendalikan diri dan mengelola emosi dengan baik.
Puasa juga dapat membantu meningkatkan keterampilan mental seperti ketahanan diri, kesabaran, dan pengendalian diri. Selain itu, selama bulan Ramadan, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat tarawih, membaca Al-Quran, dan berzikir. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat iman seseorang, sehingga dapat membantu mengatasi stres dan kecemasan yang mungkin muncul selama bulan puasa.
Tidak semua orang sanggup menjalankan syariat ini, Ramadan juga sebagai pembuktian sedalam apa kualitas keimanan seseorang yang mengaku Islam.
Selain itu, puasa Ramadan juga dapat dianggap sebagai tes fisik karena menuntut umat Islam untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya selama bulan puasa. Sebagian besar umat Islam menjalankan puasa selama 30 hari berturut-turut, di mana mereka hanya boleh makan dan minum saat waktu berbuka dan sahur. Ini dapat menimbulkan tantangan dalam menjaga asupan nutrisi dan hidrasi yang cukup, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang.
Syariat Kembar yang Turun di Tahun yang Sama
Dua syariat yang diturunkan di tahun yang sama sebagai ketentuan Allah untuk mengetahui siapa yang benar-benar beriman dan siapa-siapa yang hanya polesan saja.
Dua syariat itu yakni kewajiban saum yang turun di bulan Syakban dan jihad qital yang turun saat saum Ramadan yang diwujudkan dengan perang badar. Dua syariat ini turun di tahun yang sama yakni tahun ke-2 Hijrah.
Kedua syariat ini memerlukan jihad (kesungguhan) dalam menjalaninya, dan kedua-duanya merupakan perintah untuk melawan musuh yang sama yakni hawa nafsu.
Jika saum Ramadan adalah melawan musuh yang bersifat metafisik, sementara jihad qital adalah berperang melawan musuh yang nyata yaitu kaum musyrikin.
Sejatinya jihad fisik tak akan pernah berhasil sebelum mampu menundukkan hawa nafsu sendiri sebagai lawan yang tersembunyi.