"Tiba- tiba hujan semakin deras, air keluar dari sela-sela tanah di belakang rumah. Angin kencang mengombang-ambingkan pucuk daun kelapa, guntur dan guruh saling bersahutan".
Demikianlah kira-kira gambaran keadaan saat banjir bandang mulai datang menerjang kamu Nuh.
Nuh As. adalah Nabiyullah sekaligus Rasulullah pertama yang diutus oleh Allah setelah 10 dekade lamanya risalah terputus sejak kematian Adam As.
Walaghah adalah istri yang membangkang terhadap dakwah suaminya sendiri yakni Nuh As.
Tak hanya istrinya, anaknya pun menolak dakwah sang ayah. Mereka berdua menjadi penentang dakwah Nuh As. selain para penduduk dusun yang memang telah lama mengabaikan seruan sang nabi.
Para penyembah patung itu semakin menjadi penentangannya. Sampai datanglah murka Tuhan, air bah menyapu bersih semua yang ada di depannya kecuali bahtera Nuh yang telah terisi oleh orang-orang yang beriman dan binatang sepasang-sepasang.
Turut hanyut dalam pusaran banjir bandang tersebut Walaghah yakni istri Nuh dan Kan'an anaknya.
Mereka menolak seruan suaminya dan juga ayah bagi Kan'an. Sejengkal lagi mereka berdua mendapat kenikmatan iman, namun itulah kenyataannya iman tidak menjamin menjelma menjadi suatu keyakinan kendati yang membawa risalah itu adalah orang terdekat secara nasab.
Karena iman lahir dari proses pembuangan ego dalam diri, karenanya iman akan ada ketika diri kitalah yang membangkitkannya.