Mohon tunggu...
Abah Raka
Abah Raka Mohon Tunggu... Buruh - catatan-catatan receh tentang filsafat dan politik

kanal personal: https://abahraka.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Toleat, Karinding dan Celempung; Alat Musik Tradisional Sunda yang Hampir Punah

27 November 2010   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:15 3660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_77369" align="aligncenter" width="432" caption="Seorang Teman sedang memainkan Karinding saat makan malam bareng"][/caption] Pernah melihat dan mendengar alat music Sasando? Barangkali sebagian kita yang sering menyaksikan televise pernah melihat dan mendengarnya melalui petikan tangan Berto Pah di Indonesia Mencari Bakat, atau saudaranya Berto yang kini manggung di Indonesia Got Talent. Namun sebelumnya pernahkah kita mendengar naman alat music tersebut? Barangkali sebagian besar dari kita ada yang sama sekali tidak mengenal alat music tersebut. Saya pun mengenalnya lewat Indonesia Mencari Bakat. Saat itu saya langsung Jatuh cinta terhadap alat music Sasando yang dapat berkolaborasi dengan music modern. Namun sayang Berto Pah dan Sasandonya harus undur karena pemirsa tidak cukup bijak untuk mewadahi alat music tradisional di panggung hiburan Indonesia. Walaupun bukan berasal dari Sunda, namun keistimewaan Sasando membujuk saya untuk mengirimkan SMS walaupun pada akhirnya lengser dari IMB. Kemarin, Jumat [26/11] seorang teman yang cukup konsentrasi dan menyukai seluk beluk tentang kesundaan dan mendirikan komunitas Lawang Sunda [saya termasuk anggota] membawa salah satu alat music tradisional Sunda yang terbuat dari Bambu. Selain ada Angklung, Calung, Suling, ada juga Celempung, Karinding dan Toleat. Karindinglah yang dibawa oleh sang kawan, karena ukurannya kecil dan mudah untuk dibawa. [caption id="attachment_77370" align="aligncenter" width="580" caption="Seorang anak memainkan Toleat. Doc Pri"]

12908654971273909737
12908654971273909737
[/caption] Karinding dimainkan dengan ditiup dan dipukul ujungnya. Pukulan kecil tangan dan tiupan menghasilkan bunyi suara yang sangat unik. Pawwww..pawwww terdengar bunyi demikian saat teman memainkan alat music tersebut. Sementara Toleat seperti halnya Suling dibunyikan dengan cara ditiup. Sebelum pertemuan tersebut, saya pun mendapatkan informasi dari seorang teman, bahwa barudak filsafat UIN Bandung, yang dulu cukup dikenal dengan pemikirannya yang nyeleneh kini sangat peduli terhadap budaya masyarakatnya. Di ulang tahunnya yang ke sekian, barudak filsafat tersebut menghadirkan kelompok music tradisional untuk mengenalkan alat music yang sudah hampir punah tersebut di bandingkan generasinya alat music tradisional Sunda dari bamboo yang lebih popular seperti Angklung, Calung atau Suling. Alat-alat music tersebut merupakan alat music yang dihasilkan dari Sora Awi. Gempuran music modern dan kesadaran kembali akan pentingnya tradisi masing daerah mendorong para pupuhu budaya Sunda dalam mendirikan komunitas-komunitas yang konsentrasi pada alat music tradisional tersebut. Bahkan komunitas musik alat tradisional Sunda tersebut digawangi oleh anak-anak muda. Kini, barangkali beberapa tahun ke depan, jika pun ada kategori remaja gaul dan yang tidak, yang gaul adalah mereka yang mengenal budaya dan music tradisinya. Bukan mereka yang bergabung dengan komunitas geng motor atau music brangbrengbrong yang selalu berkiblat kepada Barat. Namun demikian, di Bandung sendiri, tingginya kesadaran terhadap pentingnya akan budaya daerah mendorong music hingar bingar pun melirik music tradisi walaupun belum menyentuh kolaborasi dengan alat musiknya seperti pernah digelar melalui even festival music Punk Rock Sunda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun