Pagi Kemarin, Sekitar pukul 08.00, 25 Oktober 2010, ketika melintasi jalan Soekarno Hatta dari arah Cibiru Bandung, Saya sangat Kaget, karena ada Terorist terang-terangan unjuk diri di hadapan saya. Ya saya melihat Terorist, saya kaget, kok ada teroris berkeliaran tapi tidak ditangkap. Karena kekagetan itulah saya mengikuti sang Terorist, kaget bercampur unik karena ada teroris berani berkeliaran di jalanan umum. Dengan rasa degdegan, saya mengikutinya dan mencoba mengambil foto dengan kamera HP, namun tidak berhasil karena Terorist tersebut cukup kencang mengendarai sepeda motornya. Setelah melewati jalanan yang cukup padat dan saling salib dengan kendaraan lain akhirnya saya dapat juga mendekati sang Terorist dan mengambil fotonya dari dekat, walaupun tampak dari belakang, tapi cukup saya meyakini bahwa yang saya ikuti adalah Terorist. Awalnya memang tidak yakin apakah hal tersebut teroris atau bukun, tapi ternyata benar-benar Terorist. Berikut Gambar Terorist yang berhasil saya ambil fotonya dengan cukup susah payah...
Mengejar Terorist, foto sebelah kanan [caption id="attachment_303407" align="aligncenter" width="500" caption="Akhirnya berhasil mendekat, Terorist mengenakan jaket hitam & Helm Hitam"][/caption] Lebih dekat lagi... Akhirnya bisa lebih dekat, coba perhatikan tulisannya juga simbolnya, mungkinkah ini terorist beneran? berhasil mendekati dan mengambil fotonya dari pinggir, ya itu dia Jaket bertuliskan Terorist
Ya itulah teroris yang saya maksud, sebuah tulisan Terorist dalam jaket seseorang. Huruf ‘T’ tampak menyerupai sebuah pistol laras panjang. Dengan symbol padi kapas mengapit dua bintang. Saya sendiri tidak mengerti dan faham arti symbol tersebut apakah memang symbol terrorist yang digunakan di Indonesia atau bukan? Dan yang paling penting di sini saya sangat tidak yakin jika pengena jaket bertuliskan teroris tersebut adalah Terorist.
Ironi Paranoia
Sambil mengikuti diam-diam dari belakang Pengendara Jaket bertuliskan Teroris tersebut, saya berfikir, ini merupakan sindiran bagi aparat keamanan, sebuah sindiran terhadap keparanoidan Aparat Kepolisian khususnya yang menangani masalah teroris. Betapa tidak, Polisi selalu mengait-ngaitkan hal yang jauh dari objek teroris menjadi sasaran tangkapan. Dari mulai nama yang ke-Arab-araban, janggut, pakaian gamis dan lain sebagainya. Jadi ingat film My Name Is Khan, Film yang menyindir secara terang-terangan masyarakat Barat khususnya Amerika yang Paranoid terhadap Nama yang Identik dengan Timur Tengah. Kaparanoidan Barat menyebabkan hancurnya sebuah keluarga bahagia.
Hal yang sama terjadi di Indonesia, karena seseorang memelihara janggut lantas disangka sebagai teroris (kasus penjual sandal di Bekasi), begitupun kasus perampokan di Sumatera karena sang perampok mampu memegang senjata ala militer, Polisi langsung mengambil kesimpulan bahwa mereka adalah kelompok terrorist, padahal jelas-jelas mereka adalah para criminal. Belum lama ini Ustaz abu Bakar Ba’asyir pun di tangkap dengan tuduhan kasus terorisme dan dikait-kaitkan dengan isu perampokan dimana hasilnya dijadikan sumber pendanaan untuk usaha pemboman di sejumlah daerah. Dari hasil investigasi sebuah televisi, padahal sangat nyata bahwa Ustadz Abu tidak memberikan pesan-pesan provokatif dalam ceramahnya. Sungguh paranoid aparat keamanan kita.
Tulisan Terorist dalam jakan tersebut seolah-lah menantang secara terang-terangan agar segera ditangkap dan dilumpuhkan. Apakah aparat keamanan kita berani menangkap seseorang yang mentang-mentang mengenakan jaket bertuliskan Terorist lantas ia dituduh secara mentah-mentah bahwa pengena jaket adalah seorang Terorist?
Apakah ia memang seorang Terorist beneran? Atau hanya seorang terrorist Cinta dan pelaku teroris dalam Rumah Tangga? Entah lah saya juga tidak bisa memberikan jawaban, karena saya fikir seorang teroris beneran tidak mungkin berani unjuk diri di depan umum apalagi berkeluyuran di jalan-jalan protocol. Begitupun seorang terrorist cinta tidak akan berani unjuk diri, kalo unjuk diri nanti gak bisa jadi playboy lagi dong. Begitupun jika ia terrorist rumah tangga alias pelaku KDRT nanti kena damprat Mbak Rikeu Diah Pitaloka.
Saya berfikir, bagaimana kalo symbol yang digunakan pengena jaket Terorist tersebut, bukan symbol padi kapas mengapit satu bintang merah, tetapi bergambar palu arit?
Itulah terorist yang saya temukan di jalanan kemarin, mohon maaf bagi pengena jaket bertuliskan terrorist karena gambar anda saya ambil diam-diam dari belakang, karena saya takut jika anda teroris beneran (he..he…karena saya pun sudah kena paranoia) Piss ah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H