‘Kompasiana Rumah Sehat’ merupakan jargon tak tertulis para kompasianer. Memang benar kita melihat fakta demikian. Di rumah sehat ini kita tidak hanya mendapatkan hal-hal yang sifatnya informatifbelaka, di Kompasiana kita bisa melakukan gerakan nyata untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan bangsa. Seperti kampanye Bank Syari’ah, gerakan lingkungan yang disponsori oleh Nokia, Sumbangan untuk para pahlawan, Hari Kemerdekaan, Ramadhan, bahkan para kompasianer juga melakukan bakti social di tengah-tengah masyarakat seperti yang pernah dilakukan oleh Mariska Lubis dan kawan-kawan di Jakarta saat Kopdar. Bakti social tidak hanya dilakukan oleh kompasianer, tapi juga difasilitasi oleh pengelola seperti penggalangan dana untuk bencana.
Substansinya, di Rumah Sehat Kompasiana, tidak hanya berbagi informasi yang memenuhi kebutuhan kognitif belaka, namun juga kita merasakan senang, sedih, terharu mungkin juga marah. Di Kompasiana kita juga memenuhi kebutuhan afeksi kita. Melalui rangsangan informasi tersebut kita mendapatkan ide untuk menuliskan semacam review atau analisa. Melalui afeksi atau apa yang kita rasakan kita menuangkan ide tersebut sehingga menjadi sebuah tulisan yang tidak hanya memenuhi criteria kognisi saja namun juga afeksi. Kita mendapatkan informasi sekaligus merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Seperti bagaimana informasi bencana alam di Wasior, Mentawai dan Jogja mendorong kita untuk merasakan kesedihan dan kepahitan yang dialami oleh para korban. Kita merasa menjadi bagian dari mereka sehingga perasaan kita menjadi sensitive, kita menjadi marah dan sangat sedih tatkala ada pejabat kita yang dengan seenaknya berkata-kata kurang patut dan tidak empatik terhadap para korban bencana seperti dilakukan oleh Menpora Bapak Andi Malaranggeng dan Ketua DPR RI Bapak Marzuki Ali. Kesembronoan mereka berbicara langsung menjadi sorotan public kompasiana.
Selain memenuhi kebutuhan kognitif dan afektif, Rumah Sehat Kompasiana pun memenuhi criteria konatif atau psikomotorik. Di sini kita tidak hanya mendapatkan informasi dan rangsangan ide untuk menulis namun juga melakukan gerakan nyata untuk masyarakat dan bangsa. Melalui rumah kompasiana kita berbagi dengan sesama melalui kegiatan bakti social dan penggalanan dana. Ini merupakan kegiatan nyata dari kompasiana, tidak hanya berada dalam alam maya namun juga membumi untuk public dan bangsanya. Di samping seringkali mengadakan Modis dan Kopdar Kompasianer sebagai salah satu tindakan nyata pembumian dunia maya.
Menurut Bloom, salah seorang pakar bidang pendidikan, criteria yang telah disebutkan tadi; kognitif, afektif dan konatif merupakan sasaran dalam pendidikan manusia. Dengan demikan Kompasiana benar-benar menjadi Rumah Sehat karena telah memberikanpendidikan yang nyata bagi warga bangsa.
Disinilah letak humanisme kompasiana, ia bermanfaat bagi anggotanya dan masyarakat di sekitarnya. Ia (Kompasiana) tidak hanya menjadi motivator dalam dunia tulis menulis baik melalui sharing dan connecting antar anggotan, dari anggota oleh anggota dan untuk anggota. Melalui gesekan sharing dan connecting para tersebut banyak kompasianer yang merasakan kedahsyatan motivasi kompasiana untuk melakukan tradisi menulis. Begitupun motivasi menulis tidak hanya dilakukan oleh sesame anggota, namun juga didorong oleh pengelola sendiri melalui berbagai program/ lomba blogger seperti iB blogger competition, puasa dulu baru lebaran, Nokia Green, Pahlawanku, Ultah Indonesia, dan sekarang ultah ke-2 Kompasiana.
Merujuk pada ciri humanisme yang diutarakan oleh Syariati, setidaknya memenuhi 3 syarat, kesadaran, kehendak dan kreatifitas. dan itulah yang dicirikan oleh Kompasiana, ia mendorong kesadaran para kompasianer, memberikan kehendak bebas untuk menuliskan apa saja, dan tentu saja menggali kreatifitas yang dimiliki oleh para kompasianer. Dan hasilnya luar biasa, selain beberapa kali dijadikan rujukan mainstream media baik cetak dan elektronik, kompasiana pun mendapatkan pengharggaan se asia tenggara seperti diberitakan oleh Mas Iskandar Z, di Twitternya, ia mendapatkan SMS dari Pimred Kompas, Pak Taufik.
Kebermanfaatan Rumah Sehat Kompasiana juga tidak hanya dirasakan oleh kompasianers tapi juga oleh warga Indonesia pada umumnya, yaitu melalui kegiatan bakti social dan penggalangan dana bencana. Semoga keberadaan Kompasiana terus memberikan manfaat kepada bangsa dan Negara. Mengutif salah satu hadits, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Di Ibaratkan manusia, sebaik-baiknya social blog, maka kompasiana yang bermanfaat untuk anggota dan bangsanya.
Selamat ultah yang ke-2 Kompasiana! Semoga tetap bermanfaat untuk bangsa dan Negara tercinta INDONESIA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H