Mohon tunggu...
Abah Raka
Abah Raka Mohon Tunggu... Buruh - catatan-catatan receh tentang filsafat dan politik

kanal personal: https://abahraka.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buka Puasa, Makan di Sawah

29 Agustus 2010   05:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:37 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_242755" align="alignleft" width="300" caption="Suasana Mulih k'desa, dokumentasi pribadi"][/caption]

Harus kita akui, bahwa masakan paling popular di kota-kota besar seperti Jakarta atau Bandung adalah masakan Padang, dari mulai Restoran besar sampai yang kecil menjamur dimana-mana. Masakan lainnya yang tidak kalah popular adalah Warteg. Hampir di setiap jalan dan gang selalu saja kita temui rumah makan versi warteg ini, masakan khas tegal. Kedua masakan tersebut bagi kebanyakan orang rasanya pun sudah tidak asing lagi. Begitupun makannya di meja-meja seperti restoran atau kursi kayu panjang dengan duduk berjejer jika di warung tegal.

Belakangan, khususnya di daerah Priangan Timur (Bandung, Garut, Tasik, Sumedang, Ciamis) dan sebagian daerah Jawa Barat lainnya seperti Cianjur. Sedang booming konsep masakan Sunda dengan menawarkan keindahan alam, selain keindahan alam, menu yang ditawarkan adalah masakan dadakan baik yang sayuran ataupun daging-dagingan.

Bagi saya Pribadi, masakan yang paling disuka adalah masakan dadakan dengan bahan sayuran hijau seperti Cai Sim, Kiciwis, Genjer, Kol, Brokoli, Sawi Bhak Coi dan lain-lain.

Menurut petunjuk kesehatan, kandungan gizi dalam sayuran hijau cukup banyak, ia kaya dengan vitamin A dan C, mengandung unsur mineral seperti zat kapur, zat besi, magnesium dan fosfor. Sedangkan sayuran yang berwarna hijau tua dapat memerangi radikal bebas dalam tubuh kita. Di samping itu zat hijau daun (klorofil) yang terdapat dalam sayuran hijau menurut para ahli gizi, dapat dimanfaatkan untuk merangsang pembentukan sel darah merah pada penderita anemia. Klorofil juga mencegah terhadap terjadinya kanker dan penuaan dini. Informasi lebih jauh dapat diakses situsnya disini.

Makan di Sawah

Suasana dan kondisi suatu tempat dapat berpengaruh terhadap peningkatan selera makan seseorang. Makanya tidak sedikit orang rela membayar mahal demi suasana tersebut untuk meningkatkan selera makan walaupun dengan masakan yang tidak terlalu luar biasa seperti pergi ke restoran atau café yang menjual suasana berbeda. Jikapun bagi keluarga yang mencari tempat gratisan biasanya pergi ke suatu tempat dan berhenti di pinggir jalan lalu menggelar tikar dan makan bareng di tempat tersebut. Bahkan seseorang yang sudah lama tinggal di kota dan tidak lagi merasakan suasana pedesaan akan serta merta untuk menyewa sebuah villa ataupun hotel resort.

Saya sendiri lebih memilih makan di Saung tepatnya yang berada di sawah.  Tepatnya pada jumat , 27 Agustus 2010. Walaupun merupakan buatan, namun suasananya dibuat sealami mungkin. Dengan kerbau yang sedang membajak. Bahkan suasana tempo dulu sangat terasa dengan piring dan gelas tembaga yang seolah sudah lama (terlihat bekas luka). Tempatnya sendiri bernama ‘Mulih ka Desa’. Berada di daerah Samarang Garut-Jawa Barat. Tidak hanya menyediakan restoran namun juga Bungalow yang terletak di atas sawah dengan pemandangan hamparan sawah dan gunung Cikuray yang indah.

Saat menjelang buka, matahari sudah hampir tenggelam, lampu tempel pun dinyalakan, benar-benar suasana kampung kita rasakan. Tentu saja hal ini berbeda dengan suasana di bungalownya yang memang dibuat cukup mewah. Untuk menu pembuka sendiri, Saya lebih memilih masakan hijau Cah Kiciwis dan Oseng Jamur dan Ikan Asin Jambal Roti dengan Nasi Merah karena katanya kandungan Zat kesehatannya lebih banyak di bandingkan nasi putih. Sementara untuk Tajil lebih memilih kolak labu dan penutupnya dengan Dewegan alias kelapa muda. Emmh bener-bener pedo elom (mak nyos).

Makan dan buka di hotel restoran modern barangkali sudah biasa, boleh dicoba untuk merasakan suasana berbeda serta untuk meningkatkan nafsu makan di bulan puasa untuk buka bersama di Mulih K'Desa.

Foto-foto diambil sebelum ramadhan; Foto-foto lain untuk meyakinkan bisa di search di Mang Google.

[caption id="attachment_242769" align="aligncenter" width="300" caption="Saat makan siang dengan teman kuliah"][/caption]

[caption id="attachment_242767" align="aligncenter" width="300" caption="Peralatan makan di mulih k'desa, sepertinya sengaja dibuat cacat untuk menghadirkan masa lalu. "][/caption] [caption id="attachment_242763" align="aligncenter" width="300" caption="suasana mulih k'desa"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun