Saat itu saya sempat berpikir mungkin AHY bekerja se "ngoyo" itu karena dalam situasi pertarungan Pilkada. Tapi asumsi saya itu terpatahkan ketika saya kembali diminta untuk membantu beliau di The Yudhoyono Institute.
Rapat kerja sampai larut malam bukanlah hal yang aneh dalam keseharian seorang AHY. Bukan karena time management nya yang kurang baik, tapi lebih karena jiwa pekerja keras dan idealis nya AHY.
Bagi AHY, seolah tidak ada cukup nya waktu dalam sehari untuk belajar, bekerja dan berkarya. AHY adalah tipikal orang yang tidak pernah setengah-setengah dalam mengerjakan sesuatu. Ketika dia memutuskan untuk membuat sesuatu, sebuah program kerja atau gagasan, AHY selalu memperhatikan A sampai Z dari apa yang harus dikerjakan dan tidak akan bisa istirahat dengan tenang sampai semua yang dikerjakannya tersebut sempurna.
Sebagai contoh, ketika di awal perjalanannya sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute AHY seringkali diundang sebagai pemateri Kuliah Umum di berbagai Universitas di seluruh Indonesia.
Dalam persiapan untuk menjadi pemateri kuliah umum tersebut, tidak ada sedikitpun hal yang diluar dari pengawasannya. Mulai dari materi kuliah umum, referensi teori-teori, bahkan sampai hal-hal detail seperti sumber foto atau data statistik tidak luput dari "inspeksi" mendalam seorang AHY.
Bagi kami tim yang bertugas bersama beliau, sudah menjadi hal yang biasa tidur pagi bangun pagi ketika bekerja dengan AHY, terutama ketika harus membuat materi presentasi kuliah umum nya yang selalu update dengan situasi perkembangan di dunia.
Ketika saya mulai kenal dengan beberapa kawan beliau sewaktu bertugas di militer, banyak juga saya menemukan kejadian-kejadian serupa. Pernah ada salah satu junior beliau yang bercerita bahwa AHY pernah tidak tidur sama sekali selama 2 hari untuk memastikan materi paparan yang akan disampaikan kepada seorang jenderal sempurna dan tidak memiliki cela. Ketika prajurit-prajurit nya istirahat, AHY sebagai komandan tetap mengerjakan tugas tersebut tanpa kenal lelah. Hasilnya, pekerjaan itu mendapat pengakuan dan pujian dari sang jenderal.
Satu contoh lagi adalah kisah dari Kolonel Pnb Wastum yang pernah mengikuti pendidikan bersama AHY ketika di militer. Beliau bercerita bahwa meski memiliki "kemewahan" sebagai anak presiden, AHY tidak pernah sedikitpun memanfaatkan posisinya tersebut. Bahkan yang sangat membekas baginya adalah ketika AHY berkata kepada dirinya bahwa statusnya sebagai anak presiden justru membuatnya merasa harus bekerja dengan baik untuk menjaga nama baik keluarganya.
Karakter sebagai pekerja keras seorang AHY seolah tidak pernah berhenti. Dan menurut saya, karena itulah AHY bisa mencapai apa yang telah diraihnya sekarang. Yang terbaru saya masih ingat ketika dalam beberapa bulan terakhir, AHY mendatangi seluruh DPD Partai Demokrat se Indonesia. Dalam waktu kurang dari 2 bulan, AHY sanggup mendatangi seluruh Provinsi di Indonesia untuk mendengarkan langsung apa saja yang menjadi permasalahan dan keluh kesah kader partai demokrat. Sebuah rekor baru yang mungkin tidak akan bisa dipecahkan oleh tokoh politik manapun. Oleh karena itulah, sangat pantas dan wajar jika akhirnya AHY terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum Partai Demokrat periode 2020-2025.
Kisah diatas hanyalah segelintir dari sekian banyak pengalaman yang saya saksikan sendiri selama bekerja bersama AHY dalam 4 tahun ini. Bagi saya, apa yang telah diraih oleh seorang AHY bukanlah karena dia adalah anak presiden, tapi merupakan karena buah dari apa yang dia tanam, sesuai dengan apa yang sering beliau katakan kepada kami sebagai tim maupun ketika memotivasi para mahasiswa dalam kuliah umum nya, "Dream Big, Work Hard, Never Give Up", "No Pain, No Gain".
Penulis:
Muhammad Syarief, Staff AHY Command Center