Mohon tunggu...
Dudi Iskandar
Dudi Iskandar Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ayah dengan tiga orang putra putri, senang dengan kegiatan alam bebas dan fotografi. Catatan perjalanan bisa di lihat di http://abusyamil2004.wordpress.com atau http://abusyamil.multiply.com (ALM)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Stasiun Tanjung Priok Nan Eksotis

1 Juli 2016   12:05 Diperbarui: 1 Juli 2016   12:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Stasiun Tanjung Priok (foto Dudi)"][/caption]Sudah lama memimpikan bisa main ke Stasiun Tanjung Priok yang memiliki bangunan ArtDeco, namun terkendala waktu dan kesempatan. Waktu belum dioperasionalkan kembali stasiun ini di komunitas fotografi banyak yang berbagi informasi stasiun ini. Secara visual stasiun ini memang mengundang selera untuk mengabadikannya dari berbagai sudut, namun di Stasiun ini tidak bisa bebas untuk bisa motret harus mendapatkan ijin dari PT KAI.

Sejarah singkat dari Stasiun ini, di bangun pada masa Gubernur Jendral AFW Idenburg (1909-1916) selesai pada tahun 1914. Tenaga kerja yang menyelesaikan Stasiun ini sebanyak kurang lebih 1.700 orang tenaga kerja dan 130 orang merupakan tenaga kerja berbangsa Eropa.Stasiun ini mulai digunakan pada tahun 1925 untuk kereta api listrik, stasiun ini mempunyai Delapan Peron, hampir sama dengan Stasiun Beos.

Awal Januari tahun 2000 Stasiun ini sudah tidak berfungsi sebagai stasiun penumpang lagi, dari sini kondisinya sempat tidak terawat. Konon katanya waktu tidak berfungsi banyak tunawisma yang menmepati areal stasiun ini. Sungguh sangat disayangkan bangunan yang bersejarah ini terbengkalai. Padahal pada akhir abad ke 18 Stasiun ini pernah menjadi kebanggaan warga Batavia pada waktu itu.

Pada hari Senin (21/12/2015) akhirnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) kembali membuka rute Tanjung Priok-Jakarta Kota. Perjalanan dari dan ke Stasiun ini sebanyak enam kali dalam sehari, artinya tiga kali dari Jakarta Kota dan tiga kali dari Tanjung Priok. Entah bagaimana nasibnya Stasiun ini jika tidak ada operasional Commuter Line ini, mungkin akan semakin kusam dan tidak terurus, padahal ini stasiun yang sangat artistik.[caption caption="foto dudi"]

[/caption]Dan sayapun langsung daftar acara Jelajah CLick setelah tahu akan melewati Stasiun Tanjung Priok ini tanpa pikir panjang. Keinginan untuk bisa mengabadikan Stasiun ini bisa terwujud. Menunggu hari Selasa (28/6) kemarin seperti menunggu sesuatu yang berharga. Dan akhirnya sayapun menjejak kaki di Stasiun megah ini dengan sedikit grogi mau mengabadikan apanya. Karena manusia yang hilir mudik sangat sedikit sekali di sini, sehingga tidak mungkin membuat foto Human Interest. Setelah semua peserta Jelajah Click kumpul di Stasiun Jakarta Kota, maka kita meluncur ke Tanjung Priok dengan menggunakan CL jadwal 14.25. dan keretanya cenderung kosong kita bisa dengan leluasa berfoto ria dalam gerbong. 

Di Stasiun ini aktivitas masih terbilang sepi dibandingkan dengan stasiun lainnya di Jakarta, sehingga masih terlihat banyak gerai penjual di Stasiun ini. Bahkan untuk beli tiketpun tidak perlu antri seperti di Stasiun lain. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun