Mohon tunggu...
Duaribu Kemal Manggala Sutanto
Duaribu Kemal Manggala Sutanto Mohon Tunggu... Musisi - #santuymancay

#santuymancay

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ambisiku Impianku yang Membutakan

30 Maret 2020   18:49 Diperbarui: 30 Maret 2020   18:43 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Merangcang rencana dalam hidup adalah suatu proses untuk mencapai suatu kesuksesan. Dalam hidup haruslah memiliki tujuan yang akan kita capai. Memang setiap tujuan hidup manusia selalu berbeda, tidak ada yang sama persis dalam tujuan hidup. Karena setiap manusia memiliki tujuan hidup sendiri. Mencapai kesuksesan adalah salah satu impian setiap orang, walaupun kesuksesan tidak mudah dicapai dan kerja keras serta ketekunan lah yang perlu dimiliki setiap orang. Sukses dalam mata setiap manusia pasti berbeda beda, maka dari itu manusia selalu berfikir kalau inilah tujuan dia dan usaha maksimal yang dia berikan pada hidup mereka masing-masing. Memang tidak bisa dipaksakan orang harus sukses, karena mereka memiliki jalan sukses dan takdir yang berbda. Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya yang selalu kerja keras dan bersabar dalam setiap tujuan hidup mereka. Didalam Kitab Suci pun dicantumkan apabila Tuhan memberikan hambanya rezeki dan sukses bila hambanya mau bekerja keras, tekun dan bersabar di setiap tujuan hidup mereka.

Ambisi. Merupakan kata kerja untuk orang yang selalu ulet dan bekerja keras pada sesuatu apa yang mereka kerjakan. mereka selalu ingin menjadi yang terbaik dari yang terbaik. dia terbutakan pada segala hal yang ada disekitarnya. dia tidak peduli teman, lingkungan, tempat, bahkan keluarga pun mereka tidak pedulikan. 

Ambis sebenarnya baik bagi setiap orang, tetapi tidak baik jika dia ambis sebegitunya hingga lupa pada lingkungan sekitar. sekiranya mereka selalu berfikir bahwa menjadi yang terbaik atau menjadi nomer satu adalah tujuan utama mereka. mereka sang ambisius memiliki kepuasan tersendiri disaat mereka sedang ambis dan apalagi bila yang mereka kerjakan itu dalam apa yang mereka bayangkan, seperti ketagihan yang mereka rasakan. Saat itu lah semua hal yang ada terlupakan saat rasa ambis ini ada dalam dirinya. tidak ada yang bisa menghentikan mereka, hanya diri mereka sendiri.

Saya memiliki beberapa teman yang sangat ambis dalam hidupnya. contoh kecil ambis dalam belajar saat saya masih bercelana abu-abu. dia, saya sebut saja dia. memang kepintaran dia tidak ada yang menandingi. bahkan teman yang pintarnya hapir sama seperti dia pun mengakui kalau dia itu sangat ambis atau sangat pelit pada teman-temannya. tidak peduli dengan sekitar. kasarnya sih "pengen menan sendiri" mulai dari situlah dia tidak memiliki teman, punya teman tapi hanya sebatas formalitas saja. apakah jahat? tidak. karena dirinya sendirilah yang embuat dia seperti ini. emang banyak sekali yang tidak suka. bahkan teman seperkutuannya saja tidak suka. dia ingin encapai tujuannya sendiri. memang dia bisa menyelesaikan masalahnya dengan sendiri, tetapi dia sangat lupa pada lingkungan sekitar.

Impian suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kata-kata sebelumnya, yaitu ambisius. Menurut orang-orang ambis, tidak ada ambisius sebelum adanya impian. bermimpi tinggi sangat lah baik untuk seseorang. tetapi bila kita tidak memiliki tekad yang tinggi kita tidak akan mencapai itu. ambis adalah salah satu jalan untuk menempuh kesuksesan tetapi cara ini kurang baik digunakan. sebenarnya tergantung pada masing-masing orang, tidak setiap orang ambis seperti itu. tetapi memang banyak orang seperti cerita saya di atas. sebaiknya kita menghindari cara di atas tersebut tetapi lebih memilih cara yang lain agar kita tidak terjebak pada keapatisan lingkungan sekitar. mimpi memang harus setinggi-tingginya tetapi jangan terlalu tinggi bila kita tidak memiliki tekad dan kerja keras yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun