Mohon tunggu...
RIDUANSYAH DUAN
RIDUANSYAH DUAN Mohon Tunggu... -

banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menunggu Deal Politik Anas dengan Sang Raja

16 September 2013   16:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:48 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hampir bisa saya pastikan bahwa salah satu pertanyaan banyak orang yang mengikuti carut marut politik dan hukum Indonesia termasuk saya adalah kenapa Anas yang notabene sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK belum juga di tahan ????

Alur politik di negeri ini demikian sangat vulgar untuk tidak dimengerti karena hampir disetiap sudat panggung manapun skenarionya hampir sama. jika dunia ini adalah panggung sandiwara maka indonesia adalah salah satu sub panggung dari sandiwara itu.

Pertanyaan kenapa sampai detik ini Anas Urbaningrum belum ditahan oleh KPK jawabannya karena memang masih dalam proses tawar menawar harga. Bola sekarang ada di tangan sang raja,  tinggal satu kata yang ditunggu oleh sang eksekutor (KPK) dari sang raja yaitu kata yes or no iya atau tidak.

Dalam rentang waktu posisi tawar menawar harga kubu Anas lah yang diuntungkan karena terbukti selamadalam proses tawar menawar Anas berhasil menelurkan sebuah kekuatan politik baru yang berlabel LSM dengan gaungnya dibuat sedemikian rupa sehingga terdengar serasa menakutkan dan otomatis tentu semakin menguatkan posisi tawar menawarnya terhadap sang raja. Sang raja kini dibuat gelisah, gundah bahkan mungkin insomnia diantara dua pilihan sulit  yes or no. Jika yes maka sang raja bersiap siap untuk mengikhlaskan sebagian kerabat dan tukang-tukangnya untuk mendampingi Anas menulis buku di dalam pesakitan tapi jika No sang rajapun harus memutar otak untuk membuat rakyatnya amnesia sesaat atas keputusan terlanjur atas predikat Anas sebagai tersangka, gunanya supaya rakyat tetap duduk manis tanpa harus keluar rumah bakar-bakar ban dan goyang-goyang pagar istana Negara, atau pilihan yang lain sang raja harus meralat status yang di sandang Anas dengan memerintahkan eksekutor bersama para tukang-tukang di sekelilingnya, tukang kipas dan tukang-tukang yang lain untuk merumuskan sebuah alasan yang masuk akal untuk mencopot status tersangka Anas. Setelah itu media televisi seperti metro dan TV one diundang meliput untuk live selama 30 menit dan endingnya para koruptor pun berpeluk cium merayakan kemenangan. Namun beda dengan sang raja akan terlihat murung, sedih karena telah menodai visinya, sedih karena telah mengingkari slogan-slogan partainya "KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI" ****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun