Best practice ini saya tulis berdasarkan praktik pengalaman lapangan yang saya lakukan di TK Masyithoh Kalangan, dengan lingkup pendidikan PAUD serta tujuan yang akan dicapai yaitu anak mampu mengkoordinasikan mata dan tangan dengan terampil. Praktik Pengalaman Lapangan ini saya lakukan pada Kamis, 13 Oktober 2022 dengan situasi yang menjadi latar belakang yaitu:
Pada kelompok A yang terdiri dari 10 anak masih ada 6 anak yang mengalami permasalahan khususnya dalam aspek motorik halus belum berkembang dengan optimal. Hal ini terlihat setelah saya mengamati dan melakukan analisis identifikasi masalah dan akhirmya didapatkan bahwa kondisi yang menjadi latar belakang dari praktik pembelajaran ini adalah:
- Media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik minat anak
- Guru kurang berinovasi dalam pembelajaran sehingga anak kurang tertarik untuk melakukan kegiatan
Praktik ini penting untuk dibagikan karena menurut saya ada beberapa guru juga memiliki permasalahan pembelajaran yang sama. Sehingga praktik ini bisa digunakan sebagai bahan referensi bagi guru lain yang memiliki permasalahan yang sama. Selain itu, untuk memotivasi saya agar bisa menjadi guru yang lebih baik lagi dalam memberikan layanan pendidikan pada anak supaya perkembangan anak dapat berkembang dengan optimal.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah mengidentifikasi masalah terlebih dahulu kemudian menganalisis penyebab masalah, mencari solusi dari masalah yang ada berdasarkan hasil dari kajian literatur, wawancara dengan pakar dan teman sejawat. Kemudian menentukan solusi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dalam aspek motorik halus.
Tantangan dalam mencapai tujuan pembelajaran ini yaitu:
- Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran untuk menstimulasi motorik halus anak
- Guru lebih banyak menggunakan LKA dalam pembelajaran
- Anak tidak mau mencoba dan lebih suka meminta bantuan guru
Pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan yaitu kepala sekolah, guru (teman sejawat), peserta didik, dan orang tua/wali murid.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:
- Merancang perangkat pembelajaran yang berisi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran tentang tema kebutuhanku yaitu pakaian
- Merancang media pembelajaran yang menarik minat anak untuk melakukan kegiatan
- Membuat media pembelajaran berupa kreasi baju dari kain flanel yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan yaitu menjahit pola baju, memasukkan kain perca pada pola baju, menempelkan kancing sesuai warna baju, menyusun huruf "b a j u" dengan menekan kancing press stud dan menghias baju menggunakan saku dan kerah dengan menempelkannya pada pola baju.
Strategi yang digunakan dalam praktik ini yaitu saya mengemas kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan yang menyenangkan.
Proses pelaksanaan praktik ini yaitu anak menjadi lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran hal ini terlihat ketika anak melihat pola baju yang telah disediakan guru anak ingin segera memainkannya. Anak menjadi lebih tertarik karena biasanya hanya menggunakan lembar kerja dan saat praktik menggunakan media yang berbeda. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung anak sangat senang memainkan kegiatan membuat baju dari kain flanel. Anak dapat memilih kegiatan sesuai keinginan dimana kegiatannya mencakup menjahit pola baju, memasukkan kain perca pada pola baju, menempelkan kancing sesuai warna pola baju, menyusun huruf "b a j u" dengan cara menekan kancing press stud dan menghias baju dengan cara menempelkan saku dan kerah pada pola baju. Ketika selesai pembelajaran anak juga merasa senang karena hasil karya berupa baju dari kain flanel dapat dibawa pulang. Namun masih ada 1 anak yang tidak dapat menyelesaikan kegiatan, saat kegiatan berlangsung anak tersebut hanya diam saja. Ketika saya datang menghampirinya anak tersebut baru mau mengerjakan namun ketika saya bersama anak yang lain anak tersebut kembali diam. Anak tersebut dapat menyelesaikan kegiatan setelah dibantu teman dan guru.
Dalam aksi ini yang terlibat yaitu guru dan peserta didik. Sumber daya atau materi untuk melaksanakan praktik ini yaitu:
- Alat dan bahan: baju dari kain flanel, kancing, tali, kain perca, huruf yang ditempel di kancing press stud
- Sarana prasarana: laptop, layar proyektor, speaker
Materi pembelajaran: video pembelajaran tentang pakaian
Dampak aksi dari langkah-langkah yang saya  dilakukan yaitu anak menjadi lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran karena menggunakan media yang berbeda dengan sebelumnya yang hanya menggunakan lembar kerja. Anak lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Strategi yang saya lakukan ini efektif karena anak menjadi lebih mampu mengkoordinasikan mata dan tangan dengan terampil melalui kegiatan membuat baju dari kain flanel yang mencakup kegiatan menjahit, memasukkan kain perca, menempel, dan menekan. Hal tersebut terlihat dari 6 anak yang mengalami masalah motorik halus tinggal 1 anak yang masih mengalami kesulitan.
Respon orang lain terkait dengan strategi yang saya dilakukan yaitu kepala sekolah dan teman sejawat memberikan respon positif dengan memberikan komentar bahwa praktik ini efektif untuk meningkatkan koordinasi mata dan tangan anak karena menggunakan media yang dapat menarik perhatian dan anak menjadi lebih antusias saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Faktor keberhasilan dalam praktik ini adalah pemilihan kegiatan, media pembelajaran yang tepat serta antusias anak ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran dari keseluruhan proses ini yaitu kemampuan anak dalam mengkoordinasikan mata dan tangan dapat berkembang dengan baik dan anak menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H