Mohon tunggu...
Rian Dtanjoeng
Rian Dtanjoeng Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Waspada Penyakit (Berbahasa) Baru Orang Muda

23 November 2016   08:22 Diperbarui: 23 November 2016   09:14 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernakah mendengar atau memperhatikan penggunaan bahasa di kalangan orang muda atau remaja, jika sekilas saja pasti tak akan nampak apapun yang aneh, tapi coba perhatikan secara seksama maka akan ada hal yang kita dapatkan dari hasil pengamatan itu. Ya, itu adalah cara mereka bercakap atau berbahasa, kata-kata yang di gunakan pasti sangat kekinian dan terlihat gaul.Tapi jika kita amati dari segi ketatabahasaan hal tersebut sangat tidak di benarkan.

Penggunaan bahasa gaul harus di tumpas, efek jangka panjangnya sangat berbahaya, dapat melunturkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ahir-ahir ini, di kalangan muda-mudi tengah mewabah sebuah penyakit yang di anggap tren atau plesetan katanya yaitu Kekinian. Bagaimana tidak di katakan sebagai penyakit, jika kenyataan yang terjadi sekarang adalah, orang muda yang bangga dalam melakukan kesalahan. Muda-mudi sekarang sungguh secara gamblang telah menghina para pemuda yang dulu telah berikrar akan menjunjung tinggi bahasa persatuan. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa gaul telah mendominasi kata dalam berbahasa orang-orang muda, mereka selalu bangga dengan tren kekinian yang sungguh memilukan.

Begitu banyak kata-kata dari bahasa Indonesia yang mereka ubah pengucapannya dalam bentuk ucapan bahasa gaul. Secara sadar mereka melakukannya, sebenarnya sudah ada dampak buruk yang melekat pada diri mereka namun, entah sadar atau tidak tapi sepertinya mereka sadar namun pura-pura tidak sadar. Salah satu contohnya adalah saat di minta berbicara di depan kelas banyak yang tidak mampu atau ketika di minta berbicara untuk menyampaikan pendapat mereka kesulitan merumuskan pemikirannya ke dalam bentuk bahasa yang jelas dan mudah di pahami. Atau terkadang bisa berbicara namun bahasa yang di gunakan tidak jelas seperti penyisipan beberapa bahasa planet yang artinya tidak pernah di ketahui atau di rumuskan para ahli dalam kongres bahasa.

Salah satu wadah yang menyuburkan perkembang biakan bahasa alay ini adalah sosial media seperti Instagram,Line,Facebook dan Twitter. Setiap postingan mereka pasti menggandeng bahasa alay dalam penulisan keterangan foto atau dalam membuat status. Salah satu hal yang menjadikan orang muda merasa tak bersalah melakukannya adalah karena adanya pengakuan di kalangan orang muda itu sendiri yang memberikn apresiasi kepada teman nya yang di anggap kekinian.

            Sebagai orang muda kita harus memiliki 3 sikap positif berikut :

  • Merasa bangga berbahasa nasional bahasa Indonesia
  • Mempunyai rasa setia terhadap bahasa Indonesia
  • Merasa bertanggung jawab atas perkembangan bahasa Indonesia

Ketiga sikap positif diatas dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, jika kita benar-benar memiliki kemauan pasti tiga hal di atas akan mudah terlaksana. Agar penerapan tiga sikap ini bisa berjalan lancar kita juga perlu menghindari tiga sikap negatif  berikut ini:

  • Mengaanggap bahasa Indonesia ada secara alamiah
  • Mengaanggap bahasa Indonesia itu mudah
  • Mengaanggap bahasa Indonesia lebih rendah dari bahasa asing

Marilah mulai dari sekarang kita perbaiki kebiasan yang seharusnya tidak kita miliki itu, mari sama-sama kita tanamkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia yang sudah menjadi bahasa nasional kita. Mari kita buktikan bahawa suatu saat nanti bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional, tentu impian itu bisa terwujud jika kita mau belajar menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Kekinian boleh saja tapi harus memperhatikan dampaknya, jika tidak memberikan hal positif tinggalkan kebiasaan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun