L’Institut Français d’Indonésie (IFI) atau Institut Prancis di Indonesia sukses menggelar Kongres Bahasa Prancis Pertama di Asia Tenggara pada 22-23 November 2012 lalu. Kongres yang diselenggarakan di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Timur, ini melibatkan 10 negara anggota ASEAN dan diikuti lebih dari 200 peserta yang terdiri dari pengajar bahasa Prancis di perguruan tinggi, SMA, Instituts Français dan Alliances Françaises ; para Presiden Asosiasi Pengajar Bahasa Prancis ; para Kepala Jurusan Bahasa Prancis dari berbagai universitas ; para direktur kursus dan penanggung jawab pengajaran dari Institut Français ; para atase bahasa Prancis dan koordinator bidang linguistik dari kedutaan besar Prancis se-ASEAN ; para profesional penutur bahasa Prancis ; para penanggung jawab pendidikan di 10 negara ASEAN ; penanggung jawab Organisasi Frankofoni Internasional (OIF) dan Perhimpunan Universitas Frankofoni (AUF) ; para ahli dari pusat-pusat pelatihan ; para penerbit ; dan mahasiswa bahasa Prancis.
Kongres yang baru diselenggarakan untuk pertama kalinya di Asia Tenggara ini merupakan kesempatan bagi para pelaku kerja sama linguistik dan persebaran bahasa Prancis di Asia Tenggara untuk bertemu dan membahas masa depan bahasa Prancis di wilayah ini.
Pada konferensi ini, para peserta dapat mengikuti lokakarya dengan berbagai tema, di antaranya mengenai teknologi baru dalam pengajaran bahasa Prancis dan teknik menghidupkan aktivitas pengajaran kolaboratif. Peserta juga turut serta dalam forum diskusi yang dirancang dalam format meja bundar. Tema-tema yang diangkat dalam forum diskusi ini antara lain : posisi bahasa Prancis saat ini dan strategi mempromosikannya ; bahasa Prancis dalam dunia kerja ; problematika penerjemahan ; formasi dan pelatihan untuk pengajar bahasa Prancis ; peran universitas dalam pengajaran bahasa Prancis di sekolah menengah ; dan pengajaran dwibahasa serta jurusan bahasa Prancis di universitas.
Walaupun tidak bisa mengikuti semua forum diskusi dan lokakarya yang tersedia karena digelar dalam waktu yang bersamaan dalam beberapa ruangan yang berbeda, seluruh peserta terlihat sangat antusias dan menyambut baik kongres ini, serta tidak segan untuk saling berdiskusi dan bertukar informasi dengan peserta lain dari berbagai negara.
Zarah Tan, pengajar dari Universitas Filipina (University of Philippines) mengungkapkan bahwa kongres ini merupakan awal yang baik bagi masa depan perkembangan bahasa Prancis di kawasan Asia Tenggara, namun harus dilanjutkan dengan kongres-kongres selanjutnya. Ia juga berharap kongres ini membuka jalan bagi terbentuknya asosiasi pengajar bahasa Prancis se-ASEAN sebagai wadah berbagi informasi dan penyatuan pikiran demi kemajuan pengajaran bahasa Prancis di Asia Tenggara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H