Dampak Negatif Konformitas (Perilaku Meniru) Di Kalangan Remaja Penggemar K-Pop.
- Mendorong Terciptanya Perilaku Impulsive Buying
Impulsive buying memiliki arti sebuah pengambilan keputusan dalam pembelian yang dilakukan oleh individu secara spontan dan perasaan yang senang untuk memiliki barang yang hanya memenuhi hasrat sesaat. Adanya hasil penelitian yang membuktikan hal tersebut dimana hasil penelitian yang dilakukan kepada remaja pembeli merchandise K-Pop, dikarenakan adanya tekanan dari perilaku orang lain yang membelinya. Hal ini akan mengacu kepada perilaku konsumtif yang dikhawatirkan akan menjadi sebuah kebiasaan pada remaja di Indonesia.
- Hilangnya Kendali Untuk Mengontrol Diri
Dalam diri setiap manusia terutama dikalangan remaja dimana pada masa perkembangan diri dan mencari jati diri. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, menunjukkan bahwa kontrol diri yang masih rendah pada remaja disaat sesuatu terjadi yang berhubungan dengan idolanya. Mereka akan memberikan respon yang berlebihan baik itu ada yang mengejek idola mereka yang menyebabkan aksi pertengkaran antar K-Popers maupun aksi histeris (senang) ketika melihat idolanya. Maka dari itu, perlu diperhatikan terkait pemahaman individu dalam mengendalikan diri sebagai penyesuaian yang baik di lingkungan sosial sehingga dapat menjadi kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
- Munculnya Perilaku Agresif Verbal
Agresivitas verbal adalah tindakan menyerang konsep diri orang lain atau menyerang posisi orang dalam suatu masalah yang menyebabkan individu mengalami sakit psikologis. Sakit psikologis tersebut seperti rasa malu, perasaan kurang cakap dalam suatu kasus, penghinaan, dan keputusasaan (Infante dan Wigley, 1986). Salah satu faktor penyebab agresivitas dapat dari tekanan dalam kelompok sosial di masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, fandom K-Pop dapat menjadi pemicu bagi remaja untuk melakukan kekerasan secara verbal di internet, tekanan untuk menjadi united dalam fandom membuat individu cenderung ikut terbawa emosi yang dirasakan kelompok.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dilihat jika dampak negatif lebih banyak dibanding dampak positif, maka dari itu perlu adanya solusi untuk meminimalisir dampak negatif dari konformitas K-Pop pada remaja. Salah satu solusinya melalui perhatian dari orang tua dalam mengawasi dan mengontrol anak remajanya agar dapat menghindari perilaku yang mengidolakan K-Pop secara berlebihan. Sehingga dapat membantu remaja yang menggemari K-Pop dalam menghadapi dampak negatif yang ditimbulkan dari konformitas K-Pop pada remaja.
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif, harus adanya usaha dalam diri remaja sendiri yang menggemari K-Pop agar tidak berperilaku fanatik dan konformitas yang negatif seperti berperilaku ekstrim kepada idola. Jadikanlah perilaku fanatik dan konformitas dalam diri kearah positif agar dapat menghasilkan banyak manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Â
Sumber :
Agustanti, A. (2022). FANATISME DAN KONFORMITAS KOREAN WAVE PADA REMAJA. Edu Consilium: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, 3(1), 51-65.
Alma, Y. (2018). Konformitas Dengan Kepercayaan Diri Pada Remajakomunitas Pecinta Korea Di Pekanbaru. Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, 2(2), 212-223.
Etikasari, Y. (2018). Kontrol diri remaja penggemar k-pop (k-popers)(studi pada penggemar k-pop di yogyakarta). Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4(3), 190-202.