Mohon tunggu...
dseven
dseven Mohon Tunggu... Wiraswasta - b aja

B aja lah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memilih untuk Tidak Memilih

8 November 2019   07:45 Diperbarui: 13 November 2019   20:14 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku berjalan di rute yang biasa ku lewati ketika pulang. dalam bus yang biasanya ramai padat di isi orang-orang yang satu tujuan, aku duduk di kursi kedua sebelah kanan, dekat dengan jendela. Sembari melihat pedagang asongan yang membawa daganganya bercanda dengan pengamen dengan gitar di tanganya. tiba-tiba ada dua orang laki-laki dan perempuan duduk di sebelahku, bus ku berjalan menuju kota tujuan. dan dua orang di sebelahku tak putus berbicara.

Tak lama kemudian laki-laki itu pun bilang dengan nada datar, "Pikir saja sendiri, aku lelah, aku mau tidur dulu". Mendengar kata-kata itu sang wanita pun diam dan melihat lampu-lampu jalan yang mulai menyala sore itu.

Kemudian aku menyodorkan rotiku dan aku bilang,"Ini mbak roti..."melihat aku yang menawarkan roti, dia menggelengkan kepala. Lalu saya bercandai "Santai mbak, saya tidak berniat menghipnotis ataupun membius". lalu saya pun tertawa dan dia tersenyum.

Saya pun melanjutkan memakan roti saya sambil bertanya,"Tadi itu sampean ngomong masalah apa mbak kok kayaknya ada masalah berat.??"dan dia pun bercerita sangat panjang, dari timur ke barat dan selatan ke utara, yang intinya. pria yang bersamanya itu adalah kakaknya, kakaknya itu menyuruh sang wanita (adiknya) tersebut untuk berpacaran dengan temanya, di sisi lain sang wanita tersebut di jodohkan oleh orang tuanya, sementara itu sang wanita sudah memiliki pacar pilihanya. seorang mahasiswa semester akhir di suatu kota. sang wanita itu pun berbicara panjang lebar mengenai masalahnya, namun setelah bercerita semua nya dia berkata,"sudah mas, sampean gak usah ngasih solusi. saya ingin bercerita saja.. menyampaikan semua masalah saya". saya pun jawab, "Kalau gitu bentar dulu mbak,.."dia menyaut kata saya."lohh kenapa mas.??"saya tersenyum dan bilang, "Saya tak buka snack saya biar lebih fokus dengerin cerita sampean..". dia melanjutkan ceritanya lagi dan lebih extrim, dia cerita pernah mau bunuh diri karena masalah itu hingga dia pernah lari dari rumah karena sudah merasa tak nyaman lagi di rumah.

Karena sudah merasa tidak memiliki hal untuk dipilih diapun memilih untuk tidak memilih siapapun dari ketiga orang tersebut, wanita itu berkata."Jika saya memilih salah satu dari mereka maka akan ada pihak yang merasa kalah mas, maka dari itu saya tidak memilih siapapun dari mereka. Kata orang hidup ini adalah pilihan, kalaupun saya tidak memilih maka itu sudah menjadi pilihan saya." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun