Mohon tunggu...
dseven
dseven Mohon Tunggu... Wiraswasta - b aja

B aja lah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Sendiri Penari Jalanan

30 September 2019   09:00 Diperbarui: 30 September 2019   09:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku melihat dia dari sudut cemas yang tak terobati, Kulihat dia masih saja menari dan tertawa seolah dunia bersamanya. Aku mencoba mendekatinya dalam sejuta pertanyaan yang tertahan dan siap kulontarkan padanya. 

Dia melihatku datang menghampiriku dan tersenyum sembari berkata,"Kemarilah, Aku tidak akan menggigit"lalu dia tertawa lagi dan berkata lagi,,"Hey,,,apa yang ada di wajahmu? kau terlihat gelap, Tersenyumlah. 

Senyum tidak akan menimbulkan rasa malu,,"lalu aku tersenyum sedikit sembari aku duduk di sampingnya(dia berhenti menari dan mematikan lagu yang dia dengar).dia pun akhirnya duduk dan langsung berkata."

Aku tau kau dari jauh sudah melihatku, dan aku juga tau kau akan bertanya kepadaku..."dan dia lagi-lagi tertawa dan bilang"silahkan bertanya, satu pertanyaan Rp.5000 "mendengar ucapan itu aku pun kaget, dan dia tertawa lagi. dan berkata."tidak, itu hanya bercanda..apa yang mau sampean tanyakan.?"

Aku pun bertanya. "Sering saya melihatmu menari di tempat ini, dan sering pula ku lihat anda tak membawa banyak uang untuk pulang,"dia tertawa dan bilang kepada saya.?"Ohhhhh..jadi sampean itu intel.?? yang memantau saya.??"dia tertawa lagi, tapi setelah tertawa raut wajah gembiranya pun berubah menjadi seorang yang sangat berbeda, dia memegang ember tempat uang yang sebelumnya di dekat box music nya, lalu berkata."

Nak, lihat ini sudah ada 20.000 dari hasilku menari hari ini. jika saya ingin mencari uang, saya tidak akan disini dan menari di tengah panasnya matahari. 

Tapi di sanggar tari saya di rumah..saya punya sanggar tari di rumah, banyak anak kecil di sana dan di latih anak saya"lalu saya pun semakin penasaran dengan apa yang dia katakan, dan saya pun bertanya lagi."

Lohh,, lalu kenapa bapak disini menari sendiri.??kan ada anak yang mestinya anda pantau perkembanganya,."dia jawab, "itu sudah jadi tugas anak saya, tugas saya disini memantaumu.." seketika dengar ucapan itu saya pun menjawab.."ooooh, berarti bapak ini intel.??"dan saya pun tertawa dia juga tertawa sangat keras.

Setelah kami berhenti tertawa bersama, dia pun menjawab.."Istri saya meninggal 5 tahun yang lalu tepat setelah kelulusan anaku dari kuliah tari, dulu saya dan sang istri menjadi penari desa untuk menguliahkan anak. sebelum istri saya meninggal dia berkata, "kita adalah penghibur hati orang yang melihat,membuat mereka lupa pada masalah mereka, bukan pengejar gaji , tetaplah menari walau sendiri."  

Maka dari itu saya menari sendiri karena tujuan saya menghibur hati. Jadi ini cara saya membahagiakan dia yang sudah di surga, dengan cara saya membahagiakan orang yang melihat saya" saya pun diam, melamun dan tak tau mau bicara apalagi. 

Tapi dia memegang bahu saya dan berkata,"jadilah seseorang  yang tetap tersenyum apapun yang terjadi agar tak ada yang bertanya kamu kenapa, kau masih muda. raihlah kesuksesan dengan cara menyelesaikan masalah orang lain, jangan pernah angkuh untuk bercengkrama dengan orang yang lebih tua, karena merekalah yang mengajakmu berbicara sebelum kamu mengenal kata"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun