Mohon tunggu...
Daniel
Daniel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi dalam Politik (Serentak yang Tak Serentak)

20 Maret 2016   21:44 Diperbarui: 20 Maret 2016   21:55 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DEMOKRASI

 

Takkan terlewatkan dari ingatan tentang Pesta Demokrasi yang berlangsung Damai dan sangat bersejarah serta Demokratis, dalam Pemilihan Presiden Ke 7 Republik Indonesia yang mulai menjabat pada tanggal 20 Oktober 2014. sebuah Pemilihan yang benar-benar Demokrasi dan terlahir dari Hati Rakyat Indonesia. Demokrasi merupakan Bentuk Sistem Pemerintahan yang Seluruhnya berasal dari Rakyat, yaitu Rakyat yang memilih dan Rakyat pula yang menentukan bentuk Sistem Pemerintahannya, dimana memuat Ide atau cara pandang yang mengutamakan Persamaan Hak dan Kebijakan. Kepemimpinan Rakyat tersebut diselenggarakan memalui Keterwakilan rakyat tuk menjalankan himpunan Gagasan yang bertujuan keadilan sejahtera.

 

Pemilihan yang akhirnya mengkukuhkan Ir. JOKO WIDODO sebagai Presiden dan H. JUSUP KALLA sebagai Wakil Presiden itu, walau bukan merupakan proses Pemilu Demokrasi pertama bagi Indonesia, namun dalam Pemilu tersebut benar-benar terlihat sangat Demokratis. Keidolaan Rakyat akan Sosok Ir. Joko Widodo yang Merakyat, akhirnya mengantar Pasangan tersebut terpilih sebagai Pemimpin Negara ini oleh hampir sebagian besar Rakyat diseluruh Bumi Persada Indonesia. 

Kepemimpinan Ir. Joko Widodo yang sangat merakyat tergambar dari kebiasaan beliau yang tidak hanya berada dibalik meja, namun selalu mendatangi dan melihat langsung kehidupan Rakyatnya dari dekat. Kebiasaan yang lebih tenar dengan kata “Blusukan” tersebut sangat menumbuhkan Cinta Rakyat Indonesia pada sosok Beliau, namun banyak pula menuai protes dari beberapa kalangan lawan Politik yang belum iklas akan Pilihan Rakyat atau mungkin belum memahami arti Demokrasi yang sesungguhnya.

Demokrasi adalah sebuah Kata asing yang teradopsi, namun Indonesia adalah Negara Berdaulat yang Sejatinya Demokratis dalam kata-kata Gotong Royong. Sejarah mencatat bahwa ada Keringat, Air Mata dan Darah mengalir membasahi bumi persada tuk sebuah tujuan Kedaulatan. Tidak ada Partai dan Kepentingan Politik, namun yang ada hanya Semangat Demokrasi dalam kebersamaan akan sebuah perjuangan bertaruh nyawa demi Kedaulatan. Sebagai anak-anak bangsa seharusnya menghormati Demokrasi yang membentuk Negara ini, bukan justru mengedepankan kepentingan kelompok dan politik semata.

POLITIK

Demi alasan Demokrasi para elit Politik menyusun dan membentuk Undang – Undang Pilkada yang di tambah kata “SERENTAK” di belakangnya dan di tanda tangani oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo. Keidolaan akan figur Ir. Joko Widodo, memberi Ide Demokrasi bagi Rakyat untuk mendorong Kandidat dan bertaruh dari Jalur Independen, karena Independen sejatinya adalah wujud Demokrasi yang sesungguhnya. Namun saat ini rakyat justru mengeluh dan kecewa di karenakan kata serentak yang justru tak serentak

. Ada kandidat yang telah di pilih rakyat secara serentak, namun tak dilantik serentak, dengan alasan masa jabatan Inkamben yang belum berakhir. Alasan yang sangat tak beralasan dan bertentangan dengan Demokrasi yang sesungguhnya. negara ini di Pimpin oleh orang-orang yang berasal dari rakyat dan memahami serta mendambakan Demokrasi, namun sepertinya tak berdaya karena berada dalam belenggu Partai Politik.

Yang menjadi pertanyaan faktor kebijakan Pemerintah dalam hal ini adalah, kenapa Inkamben nya Kalah atau tak lagi di Pilih Rakyat ? tidak butuh sekolah tinggi tuk memahami nya karena yang pasti tak ada keterwakilan Demokrasi lagi dalam kepemimpinannya. Karena itu seharusnya Pemerintah bertindak sebagai Wakil Rakyat dan bukannya sebagai Wakil Partai Politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun