Cianjur, 30 Ramadan 1440-H/ 4 Juni 2019
Â
Kepada Saudara Seimanku
di
Tanah Para Syuhada
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabararakaatuh,
Saudaraku, sebenarnya betapa sulit mengungkapkan perasaan ini. Kata dan kalimat ini sangat tersendat, seperti langkah kaki zombie yang diseret-seret tersesat dalam gelap gulita. Sementara dada terasa sesak dan darah berdesir seiring kabar yang selalu dibawa terik tentang kalian di sana.
Kami di sini selalu berdoa dan meminta kepada-Nya, bahwa umur kami ingin selalu sampai dan dipertemukan dengan Ramadan, jauh-jauh hari sejak bulan Rajab dan Sya'ban lalu. Kami yakin, engkau di sana pun demikian. Berdoa yang sama, tapi pasti ada yang berbeda.
Di sini, kami berdoa dalam keheningan, ketenangan dan kedamaian. Bunga-bunga di sini mekar setiap hari, kelopaknya menampakkan keelokan warna-warni, serta semerbak harum. Daun-daun di sini bertasbih dengan segala kesejukan hijau dan rupa-rupa. Kami di sini berdoa dengan perut berisi penuh dengan makanan, minuman segala rasa. Sementara engkau di sana berdoa dengan ketidakpastian. Berdoa di antara bau mesiu dan debu dari reruntuhan rumah dan bangunan. Sementara bunga dan daun musnah tergilas roda-roda besi itu.
Di sini kami menikmati dan mandi cahaya matahari sejak pagi hingga siang, lalu terbuai dengan kemegahan senja di sela-sela punggung gunung yang menjulang. Lalu, ketika malam datang dengan selimut gelapnya, kami menjelajahi keindahan cahaya lampu yang bersina lalu menyasar dan rebah di trotoar, di antara indahnya cahaya bulan dan kerlip bintang-bintang.Â