Bulan puasa memang bulan penuh berkah. Betapa tidak. Kita tengok saja di hampir beberapa ruas jalan di setiap daerah. Hampir bisa dipastikan ada saja para penjual yang menjajakan dagangannya. Dulu yang di pinggir jalan hmpir bisa dipastikan menggunakan roda, atau meja-meja kecil. Apalagi di saat bulan puasa. Tetapi kini penjual menjajakan berbagai barang dagangan yang di pinggir jalan dapat dilakukan di dalam dalam bagasi mobil sejenis minibus.
Semua sudah berubah. Bisnis jualan semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan dan perkembangana gawai tentunya. Sekarang menjual apa saja hampir bisa diiklankan melalui gawai dan pembayarannya pun mudah. Selain bisa tunai di tempat jualan, bisa juga melalui transfer dengan m-banking atau ATM. Semua serba mudah, praktis dan cepat.
Segala kemudahan ini tentu saja ditangkap sebagai peluang bisnis yang menggiurkan bagi para pemilik jiwa entreupreneur. Entah itu yang masih lajang maupun yang sudah berkeluarga. Seperti 3/tiga sosok perempuan muda yang saya wawancara melalui media Whatsapp berikut ini:
1. Erna Nurlaella. Seorang guru muda yang kesehariannya mengabdikan diri di SD Islam Kreatif, Muhammadiyah Cianjur ini, membidik peluang bisnisnya pada bulan Ramadan dengan berjualan sup buah. Berawal dengan modal Rp300.00o,-an, dia memberanikan dirinya untuk membuka usaha di awal bulan puasa ini dengan "menu sup buah".
Awalnya iya hanya coba-coba saja dengan menawarkan jualannya ke tetanga terdekat di komplek perumahannya, . Dan hanya beberapa orang saja yang membeli produk awalnya itu. Mungkin hal ini disebabkan oleh kemasan yang belum begitu menarik atau citarasa yang masih belum pas.
Lalu, ia memberanikan diri dengan memanfaatkan media sosial seperti facebook dan IG. Dalam usahanya yang dibantu suaminya ini mulanya tentu saja hal ini tidak langsung mulus. Miss Erna, biasa ia dipanggil, mengatakan sedikit kurang puas, karena mungkin produknya sedikit kurang maskimal dalam pelayanan.
Namun karena semangat bisnisnya yang kuat dan didukung oleh suaminya juga, mereka berdua akhirnya memutar otak untuk membuat terobosan dengan berbagai cara. Misalnya dari segi kemasan atau dari segi bumbu sup-nya yang terdiri dari susu, keju dan mayonais. Selain itu juga mereka terus menambah beragam jenis buah-buahan yang terus bertambah seiring dengan masukan dari konsumennya yang rata-rata sangat puas dengan produknya. Kini sup buahnya terdiri dari enam jenis buah-buahan (papaya, semangka, apel, anggur, melon, dan lengkeng) serta ditambah potongan jelly yang kenyal sehingga menambah citarasa yang khas dan semakin segar. Apalagi disajikan dalam keadaan dingin.
Dan kini produk kemasan terbarunya adalah paket hemat Rp5000,- an dengan kemasan 200ml, yang ditujukan untuk menu takjil. Peminatnya pun langsung dari sejumlah anak-anak prramuka yang mengadakan buka bersama. Pembayarannya dilakukan melalui transfer. Itulah gaya hidup zaman now.
Untuk menambah penghasilan dan keberlangsungan ekonomi keluarganya mereka berdua memutuskan untuk berbisnis. Awalnya berjualan eskrim dan mangkal di berbagai pusat keramaian seperti daerah car freeday. Mereka berdua bahu membahu membangun usahanya agar terus hidup dan bejalan. Setelah penjualan eskrimnya menurun, merkea segera mengganti barang jualannya dengan berjualan burger. Sepertinya omzet penjualan burger ini mulai membuahkan hasil meski belum begitu banyak. Kemudian mereka terus berinovasi dengan melirik peluang lain yaituu menambah varian jualannya yang sedang ngetren saat itu, sosis bakar.