Mohon tunggu...
DS Anwar
DS Anwar Mohon Tunggu... Guru - berusaha memperbaiki segala kekurangan

Menulis untuk berbagi dan bercerita. Sering memandang langit di malam hari sekadar untuk bertasbih, mengagumi benda yang bertebaran di langit, rembulan dan bintang-bintang-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Hati-hati Berbagai Modus Kejahatan Perbankan Mengintai Kita di Bulan Suci

8 Mei 2019   21:43 Diperbarui: 8 Mei 2019   22:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Memasuki bulan Ramadan geliat perekonomian akan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Bahkan beberapa hari menjelang Ramadan tiba, berbagai tayangan iklan di televisi yang menjajakan produk, baik makanan dan minuman juga produk lainnya seperti fashion sudah memanjakan mata.

Hal ini benar-benar dimanfaatkan oleh para produsen dan penjual untuk mengenalkan produknya sedini mungkin.  Momen Ramadan memang menjadi sasaran empuk para produsen untuk berebut pangsa pasar dan konsumen. Tentu saja hal ini berhubungan erat dengan tradisi di masyarakat kita yang suka berlebihan dalam  mengisi dan menjalankan ibadah di bulan Ramadan.

Terkadang ibu-ibu rumah tangga sering berlebihan dalam menyajikan menu makanan, padahal dalam bulan puasa tidak ada yang berbeda jika kita telah lebih jauh. Hanya memindahan waktu bersantapnya saja. Jika sehari-hari ada menu makan pagi/sarapan, makan siang, dan malam. Dalam bulan puasa hanya berbeda waktunya yaitu makan sahur, dan makan saat berbuka. Jika ada, mungkin makanan cemilan atau makanan ringan setelah melaksanakan tarawih, itu pun jika memang diperlukan.

Tetapi terkadang budget atau anggaran biaya dalam bulan Ramadan malah melonjak dibanding dengan hari-hari biasa. Ada tiga momen penting pengeluaran yang sering tak terkontrol di bulan Ramadan. Yaitu saat munggahan (awal puasa pertama), anggaran harian (sahur dan berbuka), dan anggaran idul fitri.

Saat munggahan, menu makanan biasanya selalu istimewa. Hampir setiap rumah menyediakan menu spesial dan lengkap hingga menu sahur pertama tersebut. Kemudian saat selama Ramadan ibu rumah tangga selalu memutar otak untuk menyediakan berbagai menu, baik menu sahur maupun berbuka untuk selama Ramadan. Dan yang terakhir bisa dikatakan ini saat yang paling menguras biaya anggaran rumah tangga, yaitu pengeluaran menjelang dan di saat idul fitri.

Tradisi Lebaran atau hari raya Idul Fitri sudah tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ummat muslim, bisa dikatakan sudah menjadi tradisi tahunan di negeri ini. Seperti yang dikatakan di awal tadi bahwa beberapa hari menjelang Ramadan tayangan iklan di media khususnya elektronik sudah hadir menjajakan mata pemirsanya. Ini bisa dikatakan sebuah strategi penjual yang memanfaatkan budaya masyarakat di Indonesia yang mengenal THR atau bagi-bagi rizki menjelang Lebaran/Hari Raya Idul Fitri.

THR menjelang Lebaran tidak hanya berbentuk uang saja, namun bisa berbentuk parcel dan bingkisan lain yang tentu saja berisi bermacam produk. Baik makanan, minuman, hingga pakaian dan perhiasan sering menjadi bagian atau gaya hidup di saat berlebaran. Hal inilah yang menjadi sasaran produsen dan penjual untuk menawarkan berbagai jenis produknya.

Di rumah tangga pun demikian para orang tua tentu saja menyiapkan budgetnya untuk kebutuhan lebaran keluarganya. Mulai dari pakaian, sepatu, makanan, perhiasan hingga asesoris lainnya. Termasuk handphone. Tidak sedikit di saat bersilaturahim masih ada orang yang bangga memamerkan barang-barang barunya termasuk perhiasan, pakaian, sepatu, sandal hinga telefon selular. Meski hal ini tentu saja tidak dianjurkan di dalam agama.

Jika dikaitkan dengan perputaran uang, tentu saja hal ini sangat berhubungan dengan transaksi perbankan. Apalagi saat ini begitu menjamurnya bisnis online. Kini sudah banyak yang menggunakan jasa online dalam bisnis perdagangan. Konsumen tinggal memilih barang kebutuhannya melalui gawai kemudian memesan barang lewat jasa penjual online.

Kalau sudah berhubungan dengan jasa online tentu saja erat kaitannya dengan perbankan karena pembeli dipastkan melakukan pembayaran dengan cara menransfer uang. Baik langsung ke teller bank, menggunakan jasa m-banking atau ATM.

Terkait perputaran uang melalui perbankan menjadi sasaran empuk bagi orang-orang atau sekelompok orang yang berotak culas. Kini para peretas semakin pintar dengan bebagai cara untuk membobol sejumlah rekening nasabah bank. Beberapa waktu lalu ramai tersebar video dalam media whatsapp yang tentang beberapa nasabah yang tiba-tiba kehilangan saldo uang dalam rekening bank-nya. Sementara pemilik rekening tidak merasa menarik uang dalam jumlah besar hingga habis saldonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun