Indonesia Sehat merupakan salah satu sasaran transformasi sosial untuk Indonesia Emas 2045, melalui pembangunan sistem kesehatan yang tangguh dan responsif serta memastikan penduduk berusia panjang dan hidup sehat dengan salah satunya menurunkan target stunting di bawah 5% di tahun 2045. Sedangkan saat ini prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 21,5% (SKI 2023). Hal ini berkaitan dengan kondisi sosio-ekonomi, pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai nutrisi, stimulasi, penelantaran, pengaruh budaya, dan ketersediaan bahan makanan. Sebagai Tenaga medis dan klinisi, peran kita sangat penting dalam membantu mewujudkan Generasi Emas 2045 melalui edukasi dan pelayanan kesehatan serta kerjasama dengan berbagai sektor.
Kecerdasan dan kreativitas anak dipengaruhi berbagai faktor seperti faktor genetik, nutrisi, stimulasi lingkungan, dan termasuk di dalamnya pola asuh orang tua dalam memberikan kasih sayang dan mendidik anak. Edukasi tentang informasi Kesehatan yang benar sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang nutrisi, stimulasi, pola asuh yang dimulai dari dalam keluarga. Mengapa dimulai dari dalam keluarga? Karena perkembangan kesehatan dan keberlangsungan hidup anak, sebagai generasi masa depan dipengaruhi oleh perkembangannya dalam 1000 hari pertama kehidupan.
Stimulasi yang baik dari orang tua dapat meningkatkan kecerdasan otak dan mempengaruhi perkembangan fisik dan mental anak. Stimulasi anak bisa dimulai dari sejak dini bahkan sejak dari dalam kandungan. Stimulasi untuk perkembangan kognitif anak dimulai dari sensorik dasar,sensorik motorik, persepsi motorik dan intelektual.
Stimulasi sensorik yang dilakukan sedini mungkin sejak dalam kandungan dapat mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak. Sejak dalam kandungan usia 16-20 minggu perkembangan otak sudah terbentuk, sehingga janin sudah dapat mendengar denyut jantung ibu, mendengarkan musik, suara ibu dan ayah yang berbicara. Kemudian saat lahir, stimulasi sensorik, motorik dan persepsi bayi bisa dilakukan secara aktif oleh orang tua dalam hal ini ayah dan ibu melalui pijat bayi. Gerakan pijat yang dilakukan oleh orang tua terhadap bayinya, memberikan pengaruh positif untuk tumbuh kembang anak di masa depan baik secara fisik dan psikis.
Manfaat pijat bayi bisa dilihat dari berbagai sisi, baik dari sisi anak sendiri, orang tua, keluarga dan masyarakat untuk mencapai generasi emas 2045. Dari sisi anak, pijat bayi memiliki manfaat untuk meningkatkan interaksi ( kedekatan psikis dan fisik, quality time, rasa kasih sayang, rasa aman, rasa dihargai, rasa kebersamaan, rasa percaya), mendapatkan stimulasi ( sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem hormonal sistem Imunitas, sistem limfatik, sistem respiratori, sistem saraf, proprioseptif, sistem keseimbangan), membantu anak meringankan rasa nyeri seperti kolik, konstipasi, tegang dan pegal otot, serta memberikan relaksasi ( menurunkan hormon stress seperti kortisol dan adrenalin). Dari sisi orang tua, pijat bayi bermanfaat untuk meningkatkan kedekatan dengan anak, meningkatkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang intens baik secara verbal maupun non verbal, meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengasuh anak dan menurunkan hormon stress pada ibu sehingga ibu menyusui dengan rileks, tidur lebih nyenyak, produksi asi lebih banyak, mencegah terjadinya depresi paska melahirkan. Bagi keluarga, pijat bayi bisa meningkatkan keterlibatan kakak, menurunkan rasa kecemburuan kakak kepada adiknya, memberikan edukasi kakak tentang sentuhan yang baik, benar dan sayang kepada adik, membuat suasana keluarga lebih hangat, membuka komunikasi dan interaksi yang lebih baik satu sama lain, meningkatkan kualitas tidur seluruh keluarga. Dengan anak yang tumbuh dalam keluarga yang sehat dan penuh kasih sayang maka pijat bayi juga bermanfaat untuk masyarakat khususnya negara. Pijat bayi yang dilakukan rutin oleh setiap orang tua sejak dini dapat menumbuhkan rasa empati, toleransi, saling menghargai, menurunkan kejadian perundungan, kekerasan, kejahatan, stress, penyalahgunaan narkoba sehingga menciptakan SDM yang berkualitas di masa depan dan menurunkan biaya negara secara umum.
Bagaimana pijat bayi bisa meningkatkan kembang anak dan mengatasi problem stunting? Secara klinis bisa dijelaskan berikut ini. Saat dilakukan pijat bayi, terjadi stimulasi taktil pada bayi yang bisa meningkatkan enzim decarboxylase yang merangsang perkembangan sel dan jaringan tubuh. Selain itu, stimulasi taktil juga merangsang nervus vagus yang meningkatkan produksi enzim gastrin dan insulin sehingga absorbsi nutrisi dalam pencernaan meningkat. Rangsangan terhadap nervus vagus juga dapat menyebabkan peristaltic dan pengosongan lambung lebih cepat sehingga nafsu makan anak meningkat. Stimulasi taktil juga dapat merangsang fungsi tulang , otot dan sistem organ agar bekerja lebih optimal. Pijat bayi dapat meningkatkan hormon endorphin, menurunkan hormon stress, yang berdampak baik untuk pertumbuhan anak dan kesehatan fisik dan psikis ibu sehingga produksi asi lebih banyak, bayi menyusu lebih banyak, berat badan bertambah, tidur lebih nyenyak dan rileks, tumbuh kembang lebih baik dan mencegah stunting.
Selain meningkatkan pertumbuhan anak, pijat bayi juga memberikan pengenalan akan rangsangan panca indera dan meningkatkan kemampuan sensorik dan motorik. Melalui sentuhan kulit, komunikasi suara dan visual seperti mengenali suara dan kontak mata, mengenali aroma ayah atau ibunya, dan mengenali gerakan motorik pasif yang diberikan saat proses pijat bayi, maka bayi mulai diperkenalkan dengan aktifitas fisik. Salah satu gerakan yang dilakukan dalam pijat bayi adalah Gentle movement. Gerakan ini dapat meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh, meningkatkan kemampuan motorik tangan dan tungkai bayi, meningkatkan leksibilitas dan memperkenalkan bayi dengan aktifitas fisik yang menyenangkan. Berikut contoh gerakan pijat bayi Gentle Movement yang dilakukan dg cara yg menyenangkan dan lembut  :
1. Cross Arms , gerakan menyilangkan lengan ke tengah dada, Â gerakan ini boleh dilakukan beberapa kali repetisi
2. Cross Arms and Legs, gerakan menyilangkan / mendekatkan 1 lengan dengan 1 kaki yg berlawanan sisi ke arah perut, gerakan ini boleh dilakukan beberapa kali repetisi
3. Cross Legs, gerakan menyilangkan kaki bergantian kanan dan kiri di sisi atas , gerakan ini jg boleh diulang / dilakukan beberapa kali repetisi
4. Up and Down, gerakan menekuk sendi pinggul dan lutut ke arah perut secara bersamaan, lalu diluruskan kembali ke bawah, boleh dilakukan beberapa kali repetisi
5. Bicycle, gerakan kaki bayi seperti mengayuh sepeda, Â boleh diulang beberapa kali repetisi
Pijat bayi tidak sama dengan pijat dewasa, Pijat bayi mengutamakan sentuhan stimulasi taktil ( strokes) dan interaksi antara orang tua dan anak. Selama pijat bayi yang penting diperhatikan oleh ibu atau ayah adalah signal/petunjuk yang diberikan bayi. Tidak ada patokan durasi dan frekuensi repetisi gerakan. Tahapan Pijat bayi bisa dilakukan selama bayi masih dalam fase quite alert ( fase dimana bayi sudah dalam kondisi terbangun namun masih tampak tenang, tidak mengantuk / rewel, terjadi kontak mata bayi dg wajah ibu/ayah, bisa saja bayi sambil babbling , tangan kaki bayi rileks, tidak menendang nendang/bergerak aktif dan postur tubuh bayi cenderung menghadap ke ibu/ayah). Fase ini adalah fase yang paling baik dianjurkan untuk dilakukan stimulasi pijat bayi, sehingga orang tua bisa melakukan pijat bayinya dengan baik.
Dengan demikian pijat bayi juga berperan dalam mengenalkan aktifitas fisik (olahraga dasar) sejak dini sehingga anak memiliki memori dan kebiaasaan yang menyenangkan untuk berolahraga dan beraktifitas fisik secara rutin. Oleh karena itu, rekomendasi secara klinis dapat diberikan oleh dokter sebagai klinisi untuk mengedukasi para orang tua agar memberikan pijat bayi setiap hari minimal 1 kali sehari pada anak-anaknya agar mendapatkan manfaat yang baik untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak di masa depan dan menciptakan generasi emas bebas stunting.
Penulis artikel : dr.Yeanny, CIMI., AIFO-K.
Daftar Pustaka
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230616/2243273/kesehatan-jadi- upaya-transformatif-menuju-indonesia-emas-2045/
IAIM Manual for Infant Massage Instructors
J Public Health Res. 2021 Jan; 10(1 Suppl): jphr.2021.2332. Published online 2022 Jun 16.
https://developlearngrow.com/the-pyramid-of-learning/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H