Pengalaman kemarin saat Jakarta dikepung demo.
Setelah menyelesaikan kerjaan di daerah Tanjung Barat, saya hendak pulangdengan menumpang KRL tujuan Manggarai.
Setelah mengecek jarak di Google Maps yg sepertinya tidak terlalu jauh, karena harisudah sore saya putuskan untuk berjalan kaki ke stasiun Tanjung Barat.
Ternyata setelah berjalan beberapa lama, kaki saya mulai pegal karena seharisebelumnya berjibaku bermain futsal antar unit utama di kantor.
Saya mulai menyesali kenapa tadi tidak naik ojek online saja, kenapa harusjalan kaki segala. Saat hati sedang bergumul dgn penyesalan, dan jarak tujuanyg masih jauh, tiba2 dari belakang terdengar suara "Ayo Bang sayaanterin"
Seorang pemuda tersenyum dan menawarkan tumpangan gratis dgn motornya.
Melihat saya yang masih diam karena ragu dengan tawarannya, dia berkata"gakpapa bang sy ke arah Lenteng Agung juga"
Masih ragu tapi saya terima bantuannya, dan naik mengikutinya ke arah Stasiun.
Dlm perjalanan saya bertanya "kamu kenal saya?"
Ya, saya mmg hrs bertanya krn sbg org timur diwilayah barat, stereotype sbg org"kasar" sudah melekat pada org timur. Apalagi siang itu saya memakaijaket berwarna gelap, dan juga mengenakan topi serta kacamata rayban, danwajah saya ditutupi oleh kumis dan jenggot.
Jawaban dari anak tersebut sangat enak didengar, jika anda membandingkannyadgn video2 hate speech yg beredar laris bak kacang goreng di Jakarta akhir2ini.
"SayaMuslim Bang, dan ajaran Islam mengajarkan Saya untuk membantu siapa saja, tanpamembeda-bedakan orangnya"
Saya tertegun dan teringat pada ucapan sahabat saya di Pesantren Ngalah Malang beberapa tahun lalu. Sama persis.
Kami tiba di stasiun, Saya ucapkan terima kasih kepada Anak itu.
Belum sempat saya tanyakan namanya, Dia berkata "Assalamualaikum"
Saya pun membalas "Waalaikumsalam"
kami pun melanjutkan perjalanan kami masing2.
Saya jadi "merindukan Indoneisa"...
@immejimoya