Mohon tunggu...
Andrew Tuhumena
Andrew Tuhumena Mohon Tunggu... -

Tulisan, lahir dari sebuah Keresahan!!!

Selanjutnya

Tutup

Trip

Malu

14 Februari 2019   18:21 Diperbarui: 14 Februari 2019   18:53 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu saya duduk di angkringan di salah satu sudut kota yogya yang Letaknya di kelilingi oleh hotel-hotel, guest house dan travel agent. Saya duduk bersama beberapa orang, yang sepertinya pekerja hotel/orang travel agent dan beberapa orang tukang becak. 

Mereka berbicara tentang dunia pariwisata yang makin lama membuat mereka pusing 7 keliling, bukan karena berkurangnya wisatawan,melainkan berkurangnya wisatawan yang menggunakan jasa mereka. Karena sekarang semua orang bisa dengan mudah browsing di internet tentang hotel murah,tempat wisata,transportasi dll. 

Sekarang semua serba mudah, baik turis lokal maupun manca negara lebih mudah mengakses lewat internet daripada harus pake jasa dari hotel dll, yang praktek percaloanya amit-amit. Lalu tadi saya pergi ngopi di kedai milik teman, sedang asyik ngobrol,terus teman menyuruh saya melihat ke seberang jalan. Dimana ada seorang wisatawan asing yang di kelilingi tukang becak dan "Calo" yang gak jelas asal-usulnya. 

Dari percakapan mereka, Si wisatawan sepertinya ingin ke kedai kopi teman saya ini, hanya saja tukang-tukang becak dan calo itu merayu agar pergi ke kedai lain yang kata mereka,kopinya enak dan tempatnya bagus, dan mereka juga bilang kalau di kedai teman saya ini, kopinya tidak bagus (not good). Di situ aku dan teman hanya ketawa saja sambil nyeruput kopi. 

Lalu temanku cerita, bahwa mereka sering mohon sama temanku agar harga nya di naikan, dari 20.000 menjadi 40.000,dengan maksud,yang 20.000 untuk para "makelar" gak jelas itu. 

Sedang asyik ngobrol, tiba-tiba wisatawan asing itu datang, lalu duduk di sebelah saya dan memesan secangkir kopi. Setelahnya kita berbincang panjang lebar mengenai berbagai hal, termasuk dia berbicara mengenai keramahan orang indonesia.. Di tengah perbincangan, tiba-tiba Bule itu berkata, "can i ask you something"? Of course !. Lalu "si bule" bertanya, di mana pertanyaanya membuat saya dan teman saya saling tatap dan merasa sangat-sangat "MALU". Bule itu bertanya, mengapa orang indonesia seperti ingin "merampok" uang "KAMI"?

Saya merasa bahwa orang-orang di jalan seperti mereka tadi,itu hanya ingin mengambil keuntungan dari "KAMI"(WISATAWAN ASING). Duaaarrrr!!! Oh my god! Betapa malunya saya dan temab saya, seumur-umur baru ini aku rasa malu sekali. Setelah saling tatap, aku dan temen ku berkata "I DON'T KNOW"!. Karena bagaimana pun, kita tidak mungkin "menjelekan" bangsa kita sendiri!

Lalu "bule" itu bercerita, beberapa waktu lalu temanya pernah mengunjungi indonesia, dan temanya ingin mencari kopi luwak. Lalu di bawalah mereka oleh travel ke salah satu kedai, dimana harga secangkir kopi luwak yang mereka minum di hargai 450.000! WTF! Padahal normalnya harfa secangkir kopi luwak itu hanya Rp. 70.000  - Rp. 100.000. Saya dan teman saya sangat sedih mendengar cerita "bule" itu. 

Bagaimana Pariwisata kita mau maju jika "praktik" seperti ini masih terjadi? Jangan sampai nama baik Pariwisata, dengan beragam budaya dan kearifan lokal penduduk setempat, menjadi tercoreng karena "praktik" seperti ini. 

Harusnya para pelaku wisata sadar akan hal ini, makanya jangan mengeluh kalau sekarang kalian terpinggirkan oleh kemajuan teknologi. Saya selalu yakin bahwa sektor Pariwisata tidak akan pernah bisa berjalan sendirian, Bukan hanya tempat yang harus di benahi, tapi mental dan pola pikir pelaku wisat juga harus di ubah. Semoga kedepanya dunia pariwisata kita semakin berkembang jauh lebih baik. Kasih sesuatu ke wisatawan, yang membuat mereka selalu mengingat indonesia dan suatu saat ingin kembali mengunjungi indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun