Mohon tunggu...
Dahera Rustam
Dahera Rustam Mohon Tunggu... -

hanya manusia biasa yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alam berhentilah menangis

1 November 2010   04:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:56 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini saya bangun sebelum jam lima karena kebiasaan saya harus mengantar isteri kestasiun Rawa buntu yang dekat dengan rumah kami, sebelum berangkat saya membuka siaran  berita MetroTV yang semuanya memberitakan bencana yang disebabkan alam semakin menangis,mulai dari semburan merapi yang masih terjadi, semburan pasir vulkanik anak krakatau dan meletusnya gunung Saumlaki di maluku Utara. Isteri biasanya membawa mobil sendiri atau naik bus BSD yang melayani penumpang disekitar pemukiman kami tetapi  sejak Jakarta yang setiap hari dilanda bencana macet dan banjir dia memutuskan untuk naik Kereta Api, walaupun transportasi ini juga tidak aman kalau banjir menggenagi sebagairel yang membela lokasi perumahan mewah Bintaro.

Peristiwa- peristiwa dan bencana alam silih berganti, ada yang pergi ada yang datang, kejadian yang satu belum tertangani dengan baik datang lagi bencana yang lain, membuat alam ini semakin bergoncang,bagaikan kejadian yang tidak ada batasnya.

Terinspirasi bencana demi bencana yang datangnya sangat tiba2 itu penulis MetroTV pagi ini menyajikan lagu Michael jackson Yang berjudul “Earth Song” yang siapapun mendengarnya pasti akan menikmati lagu ini dalam kesedihan, lengkapnya lirik lagu tsb:

What about sunrise

What about rain

What about all the things

That you said we were to gain.. .

What about killing fields

Is there a time

What about all the things

That you said was yours and mine...

Did you ever stop to notice

All the blood we've shed before

Did you ever stop to notice

The crying Earth the weeping shores?

Aaaaaaaaaah Aaaaaaaaaah

What have we done to the world

Look what we've done

What about all the peace

That you pledge your only son...

What about flowering fields

Is there a time

What about all the dreams

That you said was yours and mine...

Did you ever stop to notice

All the children dead from war

Did you ever stop to notice

The crying Earth the weeping shores

Aaaaaaaaaaah Aaaaaaaaaaah

I used to dream

I used to glance beyond the stars

Now I don't know where we are

Although I know we've drifted far

Aaaaaaaaaaah Aaaaaaaaaaaah

Aaaaaaaaaaah Aaaaaaaaaaaah

Hey, what about yesterday

(What about us)

What about the seas

(What about us)

The heavens are falling down

(What about us)

I can't even breathe

(What about us)

What about the bleeding Earth

(What about us)

Can't we feel its wounds

(What about us)

What about nature's worth

(ooo,ooo)

It's our planet's womb

(What about us)

What about animals

(What about it)

We've turned kingdoms to dust

(What about us)

What about elephants

(What about us)

Have we lost their trust

(What about us)

What about crying whales

(What about us)

We're ravaging the seas

(What about us)

What about forest trails

(ooo, ooo)

Burnt despite our pleas

(What about us)

What about the holy land

(What about it)

Torn apart by creed

(What about us)

What about the common man

(What about us)

Can't we set him free

(What about us)

What about children dying

(What about us)

Can't you hear them cry

(What about us)

Where did we go wrong

(ooo, ooo)

Someone tell me why

(What about us)

What about babies

(What about it)

What about the days

(What about us)

What about all their joy

(What about us)

What about the man

(What about us)

What about the crying man

(What about us)

What about Abraham

(What was us)

What about death again

(ooo, ooo)

Do we give a damn

Menyimak makna lagu ini seharusnya jika ada yang salah, katakanlah kesalahan itu dengan perasaan dan, bermohonlah maka akan dia maafkan karena dia Maha Pengasih dan pengampun, alam yang dia jadikan untuk mahluk yang mendiaminya dalam keadaan indah dan asri , rusak atau lestarinya tergantung dari mahluk terutama menusia memanfaatkannya. Beberapa tahun terakhir sejak Tsunami di Aceh yang menelan korban yang sangat banyak disusul gempa Jogya, perubahan iklim yang tidak jelas lagi,keganasan laut dan lain, seharusnya menjadi bahan renungan kita kenapa bencana itu terjadi.

Untuk itu maka seharusnya bangsa ini melakukan doa bersama sesuai kepercayaannya masing-masing..memohon ampun kepada Allah sang pencipta langit, bumi dan segala isinya, semoga dengan pengampunannya bencana itu tidak terulang lagi.. cukuplah sudah tangis, kedukaan, kesedihan dan kesengsaraan ribuan anak manusia…Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun