Mohon tunggu...
Muhammad Ruslailang Noertika
Muhammad Ruslailang Noertika Mohon Tunggu... Akuntan - daengrusle

membaca sejarah, membaca diri sendiri. Kuli ketik, menetap di Abu Dhabi, UAE.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dan Obama, eh Osama Tewas. Semoga Semua Omong Kosong Ini Berakhir Sudah

3 Mei 2011   06:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tewasnya Osama, yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah AS kemarin bertepatan dengan Hardiknas di Indonesia, disambut 'meriah dan suka cita' di negeri-negeri 'musuh' AlQaeda. Satu persatu selepas Obama memberikan pidato 'pelepasan' atas musuh nomor wahid Amerika itu, para pemimpin negara2 lain juga memberikan sambutannya, termasuk presiden kita SBY yang menjadikan USA sebagai tanah-air nomor 2 nya. Semuanya terlihat bahagia, tapi juga di saat bersamaan terkesiap waspada. Tidak akan ada reaksi tanpa aksi. Mereka berpikir mengenai serangan 'balasan' alQaeda atas tewasnya pemimpin mereka. Tapi itu cerita lain, biarkan saja. Lucunya dua nama yang mirip itu, Obama dan Osama, yang mengumumkan dan yang diumumkan tewasnya, mengundang banyak kerikuhan dan juga keteledoran dalam memberitakan, dan anda akan banyak mendapatinya di tulisan ini. Jadi maklumi saja dan make up your mind. Di Indonesia, sepertinya karena euphoria yang berlebihan ditambah karena pengen selalu 'terdepan mengaburkan' eh maap, terdepan mengabarkan, sebuah stasiun TV berita milik boss Lapindo buru-buru menyiarkan langsung pidato Obama dengan tag line "USA pastikan Obama Tewas"..he3. Dan buru-buru juga saya menyampaikan rasa duka mendalam atas 'tewasnya' Obama ini. Keteledoran lucu ini sangat sayang untuk dilewatkan. Foto 'keteledoran' seper sekian detik itu kemudian beredar kemana-mana, dan tidak mampu ditutupi dengan ralat yang muncul kemudian. Foto Obama, maap salah, Osama yang tewas, juga beredar di internet dan TV, memperlihatkan kondisi wajah Obama yang berantakan habis dihujani peluru, mengenaskan. Buru2 pakar pornomatika, eh, telematika Kanjeng Raden Mas Tumenggung (disingkat KRMT) Roy Suryo dalam akun twitter nya @KRMTRoySuryo menyatakan bahwa foto itu bukan asli dan diberitakan hasil olahan digital. Politikus Demokrat cum pakar IT wanna be ini rupanya tidak melakukan riset sendiri, dia hanya mengutip chanel berita lain. Tapi lumayanlah, buat dia mengangkat 'popularitasnya' yang lebih sering dicibir aktivis dunia maya daripada di-tepuktangani. Terkadang memang untuk membuat diri makin kesohor, cara pintas yang efektif adalah dengan berlaku aneh dan tidak popular di hadapan publik. Mari serius lagi. Obama, eh Osama adalah sosok misterius yang kadang mengundang pikiran iseng di kepala kita dengan banyak cibir ke Amerika. Umum diketahui, sebelum menjadi buronan nomor wahid CIA-USA, dia adalah sekondang sejati Amerika. Bersama Amerika, tentu saja dengan bantuan pelatihan perang dan diskon harga senjata yang royal digelontorkan ke kelompok AlQaeda di tahun 80-an, dua kompatriot ini bersama-sama men-seterui Uni Sovyet yang kala itu menganeksasi Afghanistan. Masih ingat Presiden Najibullah? Nah, itu dia presiden boneka bentukan Rusia yang kemudian ramai-ramai digempur oleh pasukan Mujahidin, Hekmatyar, Taliban-alQaeda, bahkan USA pun mengirim pahlawan perang jagoannya Rambo ke medan 'jihad' itu. Tapi kemudian keadaan berubah, negara adidaya Uni Sovyet runtuh tahun 1991. Pakta Warsawa, seteru abadi NATO juga bubar sebagai konsekuensinya. Rusia, jelmaan Sovyet, tak lagi garang dan sangar seperti filem2 Hollywood semasa perang Dingin. USA konon 'butuh' musuh baru, dan paling cocok dijadiin bulan-bulanan ya tentu tokoh nyentrik macam Saddam dan Taliban yang disokong sang mujahid tajir nan flamboyant: Insinyur Osama bin Laden. Btw, BinLaden Corporation adalah salah satu konglomerat konstruksi paling kesohor di Kingdom of Saudi Arabia. Kebetulan Negara Saddam ini punya produksi minyak nomor 13 terbesar dunia, 2,4juta barel perhari. Jauh lebih banyak dari Indonesia yang cuma mampu mengisap 950ribu barel per hari. Secara nyaris kebetulan juga, menjelang era Sovyet dan perang Dingin yang mencair, Saddam menganeksasi Kuwait tahun 1990 dengan alasan mengada-ada; Kuwait bagian dari Irak secara historis dan seringkali mencuri minyak Irak. Saddam juga dikenal sebagai sekondang Amerika saat pecah Perang 9 tahun Irak-Iran 1980-1988. Taliban secara luarbiasa juga berhasil menguasai Afghanistan dan mendirikan pemerintahan berideologi Islam sejak 1996-2001, menggeser faksi Hematyar dan Burhanuddin Rabbani yang sebelumnya sangat dominan. Pemerintahan Saddam Hussein dan Taliban yang tidak disukai Amerika dan barat ini menjadi semacam sasaran empuk dijadikan musuh baru. 11 September 2001, menara kembar WTC ambruk karena serangan pesawat teroris.  Sebanyak 2996 jiwa tewas karena serangan di jantung perekonomian Amerika itu. Banyak keanehan terjadi, tapi perang melawan Terorisme kemudian dikobarkan Bush Jr. AlQaeda yang dikomandani oleh Osama bin Laden dituding sebagai biangnya, dan Afghanistan pun diserang dan diduduki pasukan sekutu hingga kini. Tapi sampai hari ini tidak ada bukti jelas bahwa AlQaeda lah yang mendalangi pembajakan pesawat yang menyerang WTC dan pentagon itu. Hingga kematian Osama di Hari Pendidikan Nasional itu, semua orang di dunia masih belum tercerahkan soal rentetan bukti yang membenarkan vonis Amerika tersebut. Pengadilan terhadap tokoh teroris2 yang ditangkap pun terkesan tertutup, belum lagi berbagai privilege undang-undang istimewa yang dibuat untuk member ruang ke intelejen amerika untuk memproses investigasi terhadap terorisme ini. Indonesia juga kecipratan proyek besar ini. Kemudian muncullah isu senjata pemusnah massal (Weapon of Mass Destruction-WMD) Saddam tahun 2003. Senjata yang konon bisa dirakit dalam waktu kurang dari beberapa jam itu menjadi penyebab kenapa USA dengan dukungan PBB menyerang Saddam Hussein dan menduduki Irak hingga sekarang. Selepas 8 tahun aneksasi Irak, pasukan sekutu itu tak pernah berhasil menemukan sebiji pun sisa-sisa senjata WMD yang dituduhkan itu, bahkan fasilitas pembuatannya pun tak pernah ditemukan fosilnya. Intinya, semua hal ihwal terorisme yang konon dikomandani Osama ini aneh dan menghina nalar kita. Tidak ada jalinan logika yang mendasarinya. Siapa yang men-teror, siapa yang memulai, semuanya berujung ke satu pihak yang kebetulan juga seakan-akan menjadi polisi, jaksa dan hakimnya. Tapi kita semua sadar bahwa ada bau uang berlumur minyak di balik semua ini. Nalar terorisme dan semua omong kosongnya juga menjadi kosmetik pemerintahan SBY. Kita disuguhi cerita semacam itu di halaman rumah kita sendiri. Tentang Jamaah islamiyah, tentang Baasyir, tentang bom dan lain-lain tanpa pernah ada bukti yang memuaskan nalar digelontorkan media ke ruang baca dan ruang dengar kita. Terkadang kita lelah dan bosan dengan berita seperti itu, dan lebih enak beralih ke soal video porno Ariel-Luna-Cut Tari yang lebih sedap bermain-main di ruang imajinasi kita. Saya yakin dunia dan rakyat Amerika bergembira saat ini, bukan krn kematian Osama. Tapi karena mereka membayangkan dunia yang aman dari aneksasi Amerika, dari semua hal absurd dan omongkosong soal terorisme. Membayangkan bahwa tentara2 muda yang merupakan anak2 tersayang itu akan pulang dan kembali ke rumah mereka dengan tenang. Tidak perlu lagi khawatir anak mereka akan terperangkap dalam peristiwa tiba-tiba dimana muncul seseorang meledakkan diri dan menewaskan orang-orang sekitarnya. Semoga dengan kematian Obama, eh salah lagi, Osama akan menghentikan gembar-gembor Amerika tentang terorisme yang bak hantu dikejar ke sana ke mari. Jenazah Osama yang dibawa ke kapal induk USS Carl Vinson di bagian utara laut Arab  lantas dilarung di lautan yang lokasinya dirahasiakan memang menimbulkan tanda tanya baru. Tapi sudahlah, semua cerita omongkosong ini biar segera berlalu. Amin. Harapan saya kemudian: Pemerintah USA runtuh dan tidak ada dominasi satu negara lagi. PBB dibubarkan atau direformasi , hak Veto dihilangkan. Tidak ada lagi ambisi bisnis multilateral yang kemudian menjadi sebab mengkooptasi lading minyak negara lain. Barat mulai bersikap ramah tanpa prasangka kepada Negara-negara afrika dan asia. Keadilan ditegakkan, insya Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun