Mohon tunggu...
Suzy Yusna Dewi
Suzy Yusna Dewi Mohon Tunggu... -

Dr. Suzy Yusna Dewi, dr. SpKJ(K)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

LGBT vs PHN- Stigma

22 Februari 2016   10:44 Diperbarui: 22 Februari 2016   11:26 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apakah anda akan disalahkan oleh anak cucu kita?

Pikirkanlah bagaimana jika perilaku LGBT menimpa diri anda atau keluarga anda atau anak anda....apakah rela jika pasangan anda punya pasangan lain apalagi sejenis?apakah rela jika  anak atau keluarga anda, pada akhirnya menjauh karena mereka merasa tidak sepaham dan merasa perilakunya normal dan kita yang dianggap tidak normal? Bayangkan jika mereka tidur atau tinggal bersama dengan pasangan sejenis? Relakah anda? Atau anda lebih rela jika mereka menikah sejenis agar dinyatakan syah? Tentu tidak akan sampai disini saja kan perjuangan para LGB/T? Bagaimana jika mereka merasa mempunyai hak mengadopsi anak? Apakah layak mereka memberikan role model ayah-ibu? Bagaimana nantinya dengan peran yang menjadi model dalam kehidupannya?

Kembalikan pada diri anda masing- masing untuk menilai...karena dampaknya akan kelihatan nanti, mungkin jika kita usdah menjadi nenek kakek atau kita sudah tiada,

Jangan sampai ini terjadi pada anak- cucu kita....

Perubahan otak dimulai dari perubahan pemikiran

Memusnahkan suatu bangsa tidak perlu lagi dengan mengangkat senjata melainkan perlahan- lahan meniadakan keturunan yang diawali dengan perubahan pemikiran ( MIND)

Anda dan kita semua, sebagai penentu masa depan bangsa ....

Masihkah perlu membuat beberapa box atau kotak? kotak pertama ODMK dan kotak ke 2 dengan ODGJ.

Apa arti dari kotak tersebut?  semakin bingungkah dalam menilai diri? Apakah dengan kotak 1 menyatakan tidak perlu ditangani dan kotak ke 2 harus ditangani? Lalu jika berada pada sisi kotak 1, menjadi malu untuk dapat penanganan segera? apakah mesti tunggu sampai dipidanakan, yang diakibatkan tidak mempunyai kemampuan kontrol diri terhadap ketertarikan yang mengakibatkan  adanya  dorongan  berperilaku tidak wajar?  

Apakah kotak ini tidak diartikan sebagai STIGMA dari  dalam diri individu. Sehingga akan menganggap bahwa LGB tidak perlu penanganan dan membiarkan saja sedangkan T harus secepatnya dilakukan intervensi.  Apakah kita membedakan antara kecenderungan DM atau Hipertensi dengan DM atau Hipertensi yang sudah kronis. Apakah kita tidak upayakan intervensi agar kecenderungan DM & Hipertensi tidak menjadi kronis?

Tugas kita semua sebagai masyarakat adalah membantu sesama, meningkatkan Awareness agar hidup lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun