Mohon tunggu...
Dyah R Permatasari
Dyah R Permatasari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta, tgl 3 April 1963 CEO & penggagas DoctoRabbit Science Inc., sebuah institusi yang bergerak di bidang Science Communication (sejak 2001-sekarang) Conductor/anggota PSAUI (Paduan Suara Alumni UI) sejak 2003 - sampai sekarang Pernah menterjemahkan beberapa buku manajemen, komik sains, dan juga menulis artikel dan menjadi ketua tim penulisan buku Mengenal Sains untuk TK.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Wow, Ayam Lebih Jago Membedakan Warna!

18 Februari 2010   16:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:51 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Para peneliti di Washington University School of Medicine di St. Louis, USA baru saja melaporkan penemuan mereka tentang disain biologis luar biasa yang ada di mata seekor ayam. Ternyata, seekor ayam memiliki lima jenis reseptor cahaya di matanya. Hebatnya, kelima reseptor tersebut terjalin sedemikian rapinya sehingga kesemuanya ada di seluruh bagian retina, sementara reseptor yang sejenis tidak ada yang saling bersebelahan. Subhanallah, puji Tuhan! Jalinan kelima reseptor yang demikian rapinya membuat seekor ayam dapat melihat banyak sekali warna di bagian manapun di retinanya.

Menurut Joseph C. Corbo, MD, PhD, seorang penulis senior yang merupakan seorang asisten profesor dalam bidang patologi dan imunologi serta dalam bidang genetik, pengaturan reseptor warna yang sedemikian rapinya sangat jauh melampaui apa yang terdapat di retina mamalia, termasuk manusia. Akibatnya, ayam lebih baik dalam membedakan warna ketimbang manusia! (Wah, untung ayam tak dapat membuat test buta warna, bisa jadi kita tak lolos test yang mereka buat lho - red)

Retina manusia memiliki reseptor yang sensitif terhadap panjang gelombang untuk warna merah, hijau, dan biru (RGB - Red, Green & Blue).  Sementara retina ayam (atau unggas), selain memiliki reseptor untuk panjang gelombang ketiga warna tersebut, juga memiliki reseptor yang dapat mendeteksi panjang gelombang untuk warna ungu (violet) - termasuk ultraviolet - dan sebuah reseptor ganda yang diyakini oleh para peneliti membantu unggas untuk mendeteksi gerakan.

Susunan kelima reseptor yang tersebar merata di seluruh retina dan tak adanya reseptor sejenis yang saling bersebelahan memberi petunjuk adanya aturan yang berlaku menyeluruh, bahwa setiap reseptor dapat saling berdekatan, kecuali dengan reseptor sejenis. Dan ini dapat membantu para peneliti mempelajari kemampuan penglihatan manusia. Prof. Corbo pun menyatakan bahwa mereka berencana untuk mengembangkan penelitiannya ini untuk dapat dikaitkan dengan pemanfaatan stem cell dan teknik lain agar mampu menyembuhkan hampir 200 jenis kelainan genetik yang menyebabkan kebutaan.  Semoga di kemudian hari saudara-saudara kita yang terkena gangguan penglihatan dapat menikmati hasil penelitian ini dan mampu melihat gemerlapnya dunia dengan terang benderang! Amiin...

(Disarikan dari Science Daily, 17 Februari 2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun