4'33" (dalam bahasa Inggris dibaca sebagai 'four minutes and thirty-three seconds' (4 menit dan 33 detik) atau lebih singkatnya 'four thirty-three'adalah sebuah komposisi musik karya John Cage tahun 1952. 4'33" adalah komposisi terunik yang pernah saya dengar. Mengapa?
Pada awalnya, saya sangat kebingungan ketika pertama kali melihat tayangan seorang pianis yang memainkan komposisi ini. Pianis itu hanya duduk diam terpaku di depan piano, tidak melakukan apapun selain menatap dan mengukur waktu dengan stopwatch-nya. Saya yakin penonton awam yang berada di sana juga kebingungan menonton seorang pria yang duduk diam di depan piano dengan muka serius, yang tentu saja membuat penampilan itu sekilas terlihat bodoh.
Demikian movement pertama, kedua, dan ketiga, berjalan begitu saja tanpa ada satupun nada yang keluar dari piano tersebut. Sang pianis hanya membuka piano sebagai penanda bergantinya movement, kemudian menutupnya lagi. Selain itu hanya detak jantung, bunyi 'pip' dari stopwatch yang dipegang oleh sang pianis, bisikan penonton yang kebingungan, dan tangisan bayi yang tidak tahu alasan orangtuanya membawanya ke tempat sunyi dan gelap seperti itu. Kemudian sang pianis berdiri, membungkukan badan, dan turun dari panggung diiringi dengan tepuk tangan penonton yang agaknya mengerti nada dan melodi dari komposisi tersebut.
Saya yang masih kebingungan kemudian mencari tayangan lain untuk memuaskan rasa penasaran saya terhadap komposisi 'aneh' ini. Dari band metal amatir hingga orkestra profesional, semuanya sama.
Hening.
Tidak ada suara apapun yang keluar dari alat musik maupun pita suara dari para pemain musik. Saya sampai berharap setidaknya mereka mengeluarkan satu nada di puncak, tapi kenyataannya tidak. Tidak ada awalan, tidak ada klimaks, dan seluruh itu semua berlangsung selama empat menit dan tiga puluh tiga detik, persis dengan judul komposisi ini.
Hal ini membuat saya semakin emosi dan langsung mencari tahu lagu ini ke seorang dukun, Mbah Google. Beliau memberi saya secarik kertas komposisi 4'33", yang tentunya membuat saya lebih kaget lagi.
Kosong.Â
Selain kekosongan itu, hanya ada garis paranada, nilai G dan birama 4/4, dan tulisan yang menunjukkan tiga movement yang ada di komposisi tersebut.
Saya merasa tertipu. Mungkin sang komposer sudah tertawa terbahak-bahak dari alam baka sana melihat kebingungan dan kebodohan saya. Bagaimana tidak? Wong sudah rela hati berkorban mendengarkan komposisi yang tidak ada apa-apanya ini, lah kok benar-benar kosong. Tahu begitu dari dulu saya membuat komposisi yang kosong saja seperti ini untuk tugas di sekolah, batin saya.