Mohon tunggu...
Nurhasan AgungPrabowo
Nurhasan AgungPrabowo Mohon Tunggu... Dokter - Peneliti

Lulusan Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Ginjal Bagi Pasien Gagal Ginjal dan Keluarganya

21 Juni 2024   12:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   12:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan global yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Salah satu pengobatan utama untuk PGK tahap akhir adalah hemodialisis (HD), yang tersedia di unit HD Rumah Sakit, salah satunya Rumah Sakit UNS. Pasien gagal ginjal dan juga keluarganya memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang perawatan dan manajemen penyakit ginjal, dan tidak kalah penting juga cara pencegahannya. Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) telah mengambil langkah penting dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan bagi pasien PGK yang menjalani HD dan keluarganya. Upaya ini dipimpin oleh tim profesional yang terdiri dari Dr. dr. Wachid Putranto, Sp.PD-KGH, FINASIM, konsultan ginjal, bersama dengan tim yang terdiri dari dr. Evi Liliek, Sp.PD., dr. Coana SG, Sp.PD., dr. Nurhasan Agung, Sp.PD., dr. Desy Puspa, Sp.PD., dr. Berty, Sp.PD., dan dr. Artika, Sp.PD. sebagai bentuk pengabdian grup riset terhadap masyarakat. Penyuluhan ini dilakukan di unit HD Rumah Sakit UNS pada awal Juni 2024.

Mekanisme Peningkatan Pengetahuan Kesehatan
Peningkatan pengetahuan kesehatan ginjal ini dicapai melalui pendidikan berkelanjutan seperti seminar dan workshop. RS UNS secara rutin menyelenggarakan seminar dan workshop mengenai kesehatan ginjal yang melibatkan dokter spesialis, perawat, dan ahli gizi. Dokter Wachid Putranto, sebagai konsultan ginjal, sering kali memimpin sesi ini dengan penjelasan mendalam tentang mekanisme kerja ginjal, penyebab dan gejala PGK, pentingnya HD, serta cara menjaga kesehatan ginjal. Dokter Evi Liliek dan timnya membantu dalam menyusun materi dan menyampaikan informasi yang mudah dipahami oleh pasien dan keluarga.
Penyebaran brosur, pamflet, dan buku panduan tentang perawatan ginjal juga dilakukan. Materi ini mencakup informasi tentang diet yang sehat, pengelolaan cairan, dan pentingnya menjalani HD secara teratur. 

Sesi Konseling
Pasien dan keluarganya juga memiliki akses ke sesi konseling pribadi dengan dr. Wachid Putranto, dr. Evi Liliek, dan dr.Coana. Sesi ini memberikan kesempatan untuk mendiskusikan kondisi kesehatan secara mendalam, memahami hasil pemeriksaan, dan mendapatkan saran khusus mengenai perawatan dan pola hidup sehat. Dokter Nurhasan dan dr. Berty menyediakan layanan konseling untuk membantu pasien dan keluarga dalam menghadapi dampak emosional dan psikologis dari penyakit ginjal. Layanan ini meliputi teknik manajemen stres, dukungan emosional, dan cara mengatasi kecemasan yang sering dialami oleh pasien dan keluarga.

Kelompok Dukungan
Pembentukan kelompok dukungan bagi pasien PGK dan keluarganya memungkinkan mereka untuk berbagi pengalaman, saling memberikan motivasi, dan mendapatkan informasi dari pasien lain yang mengalami kondisi serupa. Dokter Artika memimpin pertemuan rutin kelompok dukungan ini yang sering kali disertai dengan sesi edukasi yang dipimpin oleh tenaga medis. RS UNS juga mengelola forum online dan grup media sosial untuk pasien dan keluarga. Melalui platform ini, mereka dapat berinteraksi, berbagi informasi, dan mendapatkan update tentang kegiatan edukasi yang sedang berlangsung. Dokter Wachid dan timnya memastikan bahwa informasi yang disampaikan di media sosial selalu terbaru dan akurat.

cr: pribadi
cr: pribadi


Manfaat Peningkatan Pengetahuan Kesehatan

  • Dengan pengetahuan yang memadai mengenai kondisi medis mereka, pasien dapat lebih memahami pentingnya mengikuti jadwal HD dan perawatan lain yang direkomendasikan. Hal ini dapat mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan hasil klinis. Pasien yang teredukasi juga lebih mampu mengenali gejala-gejala yang memerlukan perhatian medis segera, sehingga dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius.
  • Pasien yang teredukasi lebih mampu mengenali gejala-gejala yang memerlukan perhatian medis segera, sehingga dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius. Pengetahuan yang baik tentang pengelolaan cairan dan diet juga membantu pasien mengurangi gejala seperti bengkak dan sesak napas.
  • Edukasi yang baik membantu pasien memahami betapa pentingnya menjalani HD secara teratur. Hal ini berdampak pada peningkatan kepatuhan terhadap jadwal HD, yang merupakan kunci untuk mempertahankan fungsi tubuh yang optimal. Kepatuhan terhadap pengobatan dan diet juga meningkat, yang dapat memperlambat perkembangan penyakit.
  • Edukasi mengenai diet, aktivitas fisik, dan pengelolaan stres membantu pasien melakukan perubahan gaya hidup yang mendukung kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. 
  • Keluarga yang teredukasi dengan baik dapat memberikan dukungan yang lebih efektif bagi pasien. Mereka dapat membantu mengingatkan jadwal HD, mempersiapkan makanan yang sesuai, dan memberikan dukungan emosional. Hal ini sangat penting karena dukungan keluarga merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pengelolaan penyakit kronis.
  • Pengetahuan yang memadai mengenai kondisi medis juga mengurangi tingkat stres dan kecemasan dalam keluarga, karena mereka lebih memahami apa yang harus dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Studi Kasus: Penerapan di RS UNS

Di RS UNS, program peningkatan pengetahuan kesehatan bagi pasien PGK yang menjalani HD telah menunjukkan hasil yang positif. Dalam satu studi yang dilakukan pada 50 pasien yang rutin mengikuti program edukasi, ditemukan bahwa 80% dari mereka menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman mengenai kondisi medis mereka dan perawatan yang diperlukan. Selain itu, 70% dari pasien melaporkan penurunan frekuensi komplikasi yang membutuhkan rawat inap.

Salah satu pasien, Bapak Andi (bukan nama sebenarnya), menyatakan bahwa setelah mengikuti beberapa sesi edukasi di RS UNS, ia merasa lebih yakin dan mampu mengelola kondisinya dengan lebih baik. “Dulu saya sering merasa cemas dan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika merasa tidak enak badan. Sekarang, saya tahu apa yang harus saya makan, bagaimana cara mengelola cairan, dan kapan harus ke dokter. Ini sangat membantu saya dan keluarga,” ujarnya.

Dokter Wachid Putranto menjelaskan bahwa program edukasi ini tidak hanya berfokus pada pengetahuan medis, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. “Kami ingin pasien merasa berdaya dan memiliki kontrol atas kondisi mereka. Edukasi adalah kunci untuk mencapai hal ini,” katanya.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun