Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Dimana kanker payudara merupakan penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya.
Menurut data dari International Agency for Research on cancer (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9%.
Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Kurangnya aktivitas fisik, (2) Kurang konsumsi buah dan sayur, (3) Indeks massa tubuh tinggi, (4) Penggunaan rokok, dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan.
Berdasarkan hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Perelman school of medicine di universitas Pennsylvania. Hasilnya memperjelas bahwa memang terdapat hubungan yang kuat antara olahraga dengan tingkat kejadian kanker payudara. Dan dari studi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa dengan melakukan kegiatan aerobic selama 30-60 menit perhari selama 5 hari dalam seminggu, dapat menurunkan faktor risiko untuk terjadinya kanker payudara pada perempuan yang memiliki faktor risiko tinggi seperti keturunan.
“penemuan baru ini menunjukkan bahwa pada wanita yang memiliki risiko tinggi akan kanker payudara, olahraga aerobik memiliki kemampuan yang sangat baik untuk dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara secara hormonal”. Ungkap Kathryn H. Schmitz, PhD, MPH, FACSM, professor dari Epidemiology dan anggota dari Abramson Cancer Center di Penn Medicine.
Dari hasil studi tersebut ditemukan bahwa estrogen merupakan faktor penting antara aerobik dengan penurunan terjadinya kanker payudara. Dimana pada kondisi kanker payudara, sel tumor akan mengambil alih fungsi dari estrogen-signaling pathway. Dari studi tersebut juga didapatkan bahwa olahraga sedang dapat menurunkan kadar estrogen dalam tubuh sedangkan pada olahraga berat seperti pada atlit wanita, estrogen akan menurun secara tajam sehingga dapat menyebabkan pengecilan ukuran payudara. “itu masuk akal karena ketika tubuh kita sedang sibuk melakukan hal lain seperti olahraga, maka hal tersebut dapat mempengaruhi estrogen-dependent function termasuk penyebaran sel kanker yang pada akhirnya akan mematikan aktifitasnya,” ungkap Schmitz.
Dari studi yang dilakukan, dari 139 wanita berumur 18-50 tahun yang memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara akibat faktor keturunan. Pada “low-dose” grup yang diberikan instruksi untuk berolahraga 150 menit perminggu. “high-dose” grup 300 menit perminggu. Sedangkan grup kontrol 75 menit perminggu. Dimana pada setiap peserta studi akan dicek urin sampelnya, dan juga MRI sebelum dan sesudah siklus menstruasi.
Didapatkan hasil, peningkatan estrogen-sensitive breast tissue sekitar 20% pada grup kontrol. Sedangkan “low-dose” grup didapatkan penurunan sekitar 8% dan pada “high-dose” grup terdapat penurunan sekitar 12% dari hasil MRI. Dimana didapatkan kesimpulan 100 menit berolahraga dapat menurunkan kadar estrogen-sensitive tissue sekitar 10%.
“Studi ini menunjukkan keuntungan berolahraga bagi wanita yang memiliki faktor risiko kanker payudara yang tinggi,” ungkap Sue Friedman, direktur eksekutif dari Facing Our Risk of Cancer Empowered (FORCE). Ia juga berkata bahwa semoga akan ada lebih banyak studi untuk meneliti hal ini.
Penulis: Dr. Nugraha Mauluddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H