Mohon tunggu...
Narulita Dewi
Narulita Dewi Mohon Tunggu... profesional -

Dr Narulita Dewi SpKFR - physiatrists. “Children are the world’s most valuable resource and its best hope for the future”. "GROW UP CLINIC JAKARTA" : (Physical Medicine & Rehabilitation Clinic, Children Foot Clinic, Children Speech Language Clinic, Picky Eaters Clinic-Klinik Khusus Kesulitan Makan Pada Anak), Autism Behaviour Clinic, Pain Management Clinic. CHILDREN GROW UP CLINIC I, JL Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakpus Phone : (021) 5703646 - 44466103 CHILDREN GROW UP CLINIC II Menteng Square Jl Matraman 30 Jakpus phone : (021) 44466103 - 97730777 PIN BB: 235CF967 http://childrengrowup.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dokter Spesialis Physiatrists, Siapakah Itu ?

11 November 2012   18:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:36 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Physiatrists, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Physical Medicine and Rehabilitation)

Mungkin masyarakat baru mendengar istilah dokter Physiatrist. Physiatrist adalah dokter spesialis di bidang Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi atau Physical Medicine and Rehabilitation.Physical Medicine and Rehabilitation atau Kedokteran Fisik dan rehabilitasi adalah cabang kedokteran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembalikan kemampuan fungsional dan kualitas hidup bagi mereka dengan gangguan fisik atau cacat. Dokter yang menyelesaikan pelatihan di bidang ini disebut sebagai physiatrist atau Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Di Indonesia seorang physiatrist jenjang pendidikan yang ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran umum selama 6 tahun dilanjutkan Program Pendidikan Dokter Spesialis selama 4 tahun. Physiatrists mengkhususkan diri dalam mengembalikan fungsi optimal untuk orang-orang dengan gangguan fungsi tubuh akibat penyakit atau cidera yang mengangggu pada fungsi otot, tulang, jaringan dan sistem saraf . Gangguan yang terjadi tersebut sangat luas bisa berupa kelumpuhan, kecacatan, gangguan perilaku dan berbagai gangguan disfungsi dan disabiliti lainnya. Physiatrists atau Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi adalah dokter spesialisasi yang terkait dengan menolong orang dengan kecatatan mencapai dan menjaga fisik, psikologi dan fungsi sosial optimal mereka. Tujuan utama spesialisasi ini adalah untuk memberdayakan orang cacat, untuk membantu mereka mengurangi dampak kecacatan mereka dan untuk mempromosikan keterlibatan penuh mereka dalam masyarakat. Fokus ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi adalah mengoptimalkan kemampuan fungsional seseorang (human functioning), yaitu bagaimana seseorang mampu merawat diri dan melakukan tugas-tugas sesuai dengan perannya. Physiatrist mengkhususkan diri dalam pelayanan masyarakat sejak bayi, anak, remaja, dewasa sampai usia tua, yang memerlukan asuhan rehabilitasi medis. Dimana pelayanan yang diberikan adalah untuk mencegah terjadinya kecacatan yang mungkin terjadi akibat penyakit yang diderita serta mengembalikan kemampuan penderita seoptimal mungkin sesuai kemampuan yang ada pada penderita Istilah 'Physiatry' pertama kali diungkapkan oleh oleh Dr Frank H. Krusen pada tahun 1938. Istilah ini diterima oleh American Medical Association pada tahun 1946. Bidang ini tumbuh terutama selama Perang Dunia II untuk mengakomodasi sejumlah besar tentara yang terluka. Selama ini, masyarakat memahami peran rehabilitasi medis hanya sebatas tahap pemulihan pasien pascaperawatan medis. Paradigma tersebut kini telah bergeser. Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi kini ikut ambil bagian dalam garda depan pelayanan kesehatan masyarakat, terutama dalam pencegahan kecacatan. Dalam dunia kedokteran medis modern tenaga Physiatrists sangat dibutuhkan dan mendapatkan banyak tantangan. Berbagai dampak kemajuan pengetahuan dan teknologi kedokteran yang sangat pesat akan menimbulkan dampak kesehatan kronis yang menganggu tumbuh kembang anak sejak lahir hingga manusia dewasa. Kemajuan pengetahuan dan teknologi kedokteran di bidang Neonatologi misalnya berdampak bayi lahir sangat rendah dengan berat di bawah 1000 gram dapat hidup. Penderita seperti ini harus mendapatkan tumbuh kembang yang optimal dengan kondisi kesehatan kronis akibat gejala sisa penyakit sebelumnya yang dapat terjadi gangguan dalam tumbuh kembangnya. Mereka dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik, kognitif, komunikasi, motorik, adaptif, atau sosialisasi dibandingkan dengan anak yang normal termasuk didalamnya timbulnya gangguan belajar, gangguan mental dan perilaku lainnya di kemudian hari. Demikian pula kemajuan pengobatan di bidangan infeksi dan penyakit saraf yang menyisakan dampak gejala sisa persarafan. Gangguan yang terjadi dapat dari yang ringan sampai berat, dari yang sementara sampai yang permanen. Gangguan tumbuh kembang terjadi akibat dari gejala atau kelainan yang menetap, pengobatan yang lama, keterbatasan aktifitas atau mobilitas, atau keterbatasan terhadap kegiatan di sekolah, rekreasi, bermain, aktifitas keluarga atau dalam pekerjaan. Penanganan optimal dengan penyakit kronis tidak hanya terbatas pada masalah medis, tetapi harus memperhatikan faktor perkembangan, psikososial, dan keluarga. Penyakit kronis berdampak berbagai masalah dan menurunkan kualitas hidup seseorang. Physiatrists, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik sangat berperan membantu mengatasi permasalahan penyakit dan dampak gejala sisa penyakit sebelumnya dan mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Pelayanan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Semua upaya ini merupakan bagian dari tindak pencegahan kecacatan dalam berbagai tingkatan. Terdapat tiga tingkat pencegahan kecacatan yaitu tingkat pertama untuk mencegah terjadinya impairment (gangguan fungsi), tingkat kedua mencegah terjadinya disability (ketidakmampuan fungsi), dan ketiga untuk mencegah terjadinya handicap (kecacatan). Upaya-upaya pencegahan kecacatan ini ditujukan untuk mencegah bertambah beratnya kecacatan dan timbulnya komplikasi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Kondisi umum yang dirawat oleh Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi termasuk amputasi, cedera tulang belakang , cedera olahraga, Stroke, sindrom nyeri muskuloskeletal (otot tulang) seperti nyeri pinggang, nyeri punggung, , fibromyalgia , dan cedera otak traumatis . Ganguan neurologi dan gangguan perilaku anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan belajar, Autism, ADHD dan gangguan perilaku lainnya juga akan menjadi intervensi tindakan seorang Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Rehabilitasi Cardiopulmonary melibatkan fungsi mengoptimalkan pada mereka yang menderita jantung atau penyakit paru-paru. Manajemen nyeri kronis dicapai melalui pendekatan multidisiplin yang melibatkan psikolog , terapis fisik , terapis okupasi , terapis latihan, anestesi, dan prosedur intervensi jika diperlukan. Selain metodologi sebelumnya, stroke sering diobati dengan bantuan seorang ahli terapi bicara dan terapi rekreasi bila memungkinkan. Pada penderita bayi prematur melalui dokter Physiatrists akan megoptimalkan perawatan dan tumbuh kembang sejak dini dengan melakukan terapi rehabiltasi pernapasan, intervensi gerak dan persarafan dan stimulasi tumbuh kembang lainnya. Perhatian utama Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi berhubungan dengan sebagai bidang medis adalah kemampuan seseorang untuk berfungsi optimal dalam keterbatasan ditempatkan atas mereka dengan proses penurunan atau penyakit mematikan. Penekanannya bukan pada pemulihan penuh ke tingkat premorbid fungsi, melainkan optimalisasi kualitas hidup bagi mereka yang tidak mampu mencapai pemulihan penuh. Pendekatan tim untuk kondisi kronis ditekankan untuk mengkoordinasikan perawatan pasien. Rehabilitasi yang komprehensif disediakan oleh spesialis di bidang ini, yang bertindak sebagai fasilitator, pemimpin tim, dan ahli medis untuk rehabilitasi. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sering berkolaborasi dan bekerja sama dalam satu tim yang terdiri dari dokter, fisioterapi, okupasi, ortosis prostesis, terapi wicara, psikolog, dan pekerja sosial. Tugas rehabilitasi ini akan memungkinkan penderita untuk kembali aktif baik dalam masyarakat ataupun keluarga serta dapat kembali bekerja lagi. Subspecialis Enam sub-spesialisasi Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi adalah Hospice and Palliative Medicine, Neuromuscular Medicine, Pain Medicine, Pediatric Rehabilitation, Spinal Cord Injury Medicine dan Sports Medicine Subspecialis lain dalam bidang yang diakui adalah sebagai berikutMusculoskeletal pain management, Intervention physiatry, Surgical rehabilitation, Rheumatological rehabilitation, Obesity and other lifestyle disease modifications, Cardiopulmonary rehabilitation, Amputee care, Electrodiagnostics dan Traumatic brain injury (TBI) Perbedaan Physiatrists dan Fisioterapi (Physical Therapy) Seringkali masyarakat bahkan sebagian klinisi sulit membedakan antara Physiatrists (dokter spesialis Kedokteran Fisik Rehabilitasi dengan Fisoterapi ( Physical Therapy). Meskipun mempunyai ruang lingkup yang hampir sama Physiatrists berbeda dengan Physical Therapy. Bila dokter Physiatrists merupakan lulusan subspesialisasi kedokteran dengan jenjang pendidikan setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran umum selama 6 tahun dilanjutkan Program Pendidikan Dokter Spesialis selama 4 tahun. Tetapi Tenaga medis Fisioterapi (Physical Therapy) bukan tenaga profesional dokter. Tenaga medis Fisioterapi melalui jenjang pendidikan setara D3, meskipun di luar negereri tidak sedikit tenaga fisioterapi yang memiliki jenjang pendidikan S2 dan S3. Tenagamedis Fisioterapi merupakan salah satu profesi kesehatan yang menyediakan perawatan (treatment) untuk mengembangkan, memelihara, dan memaksimalkan gerak dan fungsi gerak dalam kehidupan seseorang, terutama saat terjadi gangguan gerak dan fungsi gerak akibat penuaan, cedera/trauma fisik, penyakit, dan faktor lingkungan lainnya. Fisioterapi juga berfungsi untuk memaksimalkan kualitas hidup dan potensi gerak seseorang dengan memberikan pelayanan fisioterapi berupa promosi, prevention (pencegahan), perawatan (treatment/intervention), habilitasi dan rehabilitasi. Pelayanan tersebut melibatkan fisik, psikologis, emosional dan kesejahteraan sosial sebagai hasil interaksi antara fisioterapis, pasien, profesi kesehatan lainnya, keluarga pasien, dan masyarakat dalam proses pemulihan potensi gerak dengan menggunakan pengetahuan dan skill yang dimiliki oleh seorang fisioterapis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun