Mohon tunggu...
dr. Karina Puspaseruni
dr. Karina Puspaseruni Mohon Tunggu... Dokter - Medical Doctor

Medical Doctor on Weekday. Musician on Weekend.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masuk Angin dari Sudut Pandang Dokter

25 Desember 2020   17:02 Diperbarui: 25 Desember 2020   17:29 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Indonesia sering memakai istilah masuk angin untuk menggambarkan serangkaian gejala seperti demam, kembung, batuk, pilek, atau tidak enak badan secara keseluruhan. Banyak yang menganggap hal ini dikarenakan banyak angin yang masuk, terlebih ketika musim hujan atau dari ruangan ber-AC. Tapi apa dan bagaimanakah masuk angin itu sendiri jika ditinjau dari segi medis?

Masuk Angin Menurut Dokter

Istilah masuk angin sebenarnya tidak ada dalam dunia medis. Jika masuk angin dikatakan memiliki gejala seperti perut kembung, atau gangguan pencernaan, bisa merujuk ke arah sindrom dispepsia. Sindrom dispepsia sendiri diartikan sebagai kumpulan gejala seperti nyeri ulu hati, perut kembung, mual, muntah dengan penyebab yang multifaktorial, diantaranya adalah asam lambung yang terlalu berlebihan sehingga mencetuskan mual maupun muntah. Jika ada pusing, batuk, dan pilek maka diagnosis bisa mengarah ke influenza.

Ketika pasien datang dengan keluhan masuk angin, maka dokter akan melakukan anamnesis untuk menggali keluhan apa sebenarnya yang dimiliki pasien dan pemeriksaan fisik yang mengarah untuk menegakan diagnosis guna memberikan terapi secara tepat dan holistik.

Tatalaksana Gejala Masuk Angin

Tidak ada obat-obatan khusus untuk menangani gejala ini, cukup dengan memberikan terapi simptomatis yaitu terapi sesuai dengan gejala yang dirasakan, seperti:

  • Banyak istirahat secara fisik maupun psikis
  • Makan tepat waktu dengan porsi yang cukup, tidak terlalu banyak maupun sedikit
  • Jika memiliki gejala nyeri pada ulu hati maka hindari konsumsi makanan yang akan mencetuskan nyeri lambung seperti pedas, serta hindari meminum sesuatu yang bersifat asam.
  • Jika memiliki gejala demam, batuk, pilek pastikan minum air putih yang cukup agar kebutuhan cairan tetap terjaga. Mengkonsumsi makanan yang berkuah dan hangat juga dapat membuat tubuh menjadi rileks.
  • Jangan lupa untuk meminum vitamin ataupun suplemen tambahan, terlebih saat pandemic ini masih berlangsung.

Masuk angin sebenarnya bukan penyakit tertentu melainkan sebuah pertanda yang mengarah pada kondisi medis tertentu. Jika memiliki salah satu dari kondisi seperti diatas, lakukan terapi simptomatis seperti yang telah dijelaskan. Namun jika kondisi tidak juga membaik, segera konsultasikan pada dokter.

Sumber:

Medisch A, et al. The Diagnosis and Treatment of Functional Dyspepsia. Dtsch Arztebl Int. 2018;115(13):222-232.

Dyspepsia: What It Is and What to Do About It. Am Fam Physician. 2010;15;82(12):1459-1460.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun