Mohon tunggu...
Em Ridha
Em Ridha Mohon Tunggu... -

Pemungut Ide. masih Memimpikan Pancasila sebagai Resolusi Berbangsa dan Bernegara Founder KITRA TNI POLRI @Kitra_indonesia Pusaka Indonesia Email: Kitra@gmail.com Cp.081213564764 BBM: 5D4F5C3F

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Erotisme 'Depag' Selingkuh Diatas sAjadah

29 September 2012   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:29 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13489267112117677677

Bagi Wolfe, Haji adalah ritual yang komfrehensif di antara lima rukun Islam. Persaksian, salat, puasa, dan zakat sama-sama berbagi menanggung basis etika. Haji melampaui semua itu, melampuai masyarakat. Makna di dalamnya adalah sebagai titik balik, suatu ritual perjalanan yang diselesaikan dengan dua kaki. mengagumi peluh dan simbol-simbol yang mengalir bersama. Michael Wolfe, seorang muallaf Amerika, yang hidup dalam keluarga non-muslim; ayahnya Yahudi dan ibunya Kristen.

Konklusi wolfe diatas mewakili segelintir kerinduan nan suci jutaan ummat Islam agar dapat panggilan berhaji, kerinduan tidak dapat disangka kehadirannya, makna Panggilan suci dapat berbeda tetapi kerinduan, Kepatuhan adalah sikap hati bahagian tak terpisahkan dalam setiap langkahnya. Kenikmatan tak berukur diatas Inilah menjadi salah satu motif Departemen Agama dengan Kemenag Surya dharma Ali untuk merengkuh kepuasan material tak terbatas, isu kenikmatan surgawi telah menghipnotis jutaan Perindu panggilan Tuhan yang menjadi jualan  Depag dan Ketum Partai PPP berpelukan demi meraup dana-dana kerinduan atas panggilan tuhan.

Sajadah suci kerinduan Manusia atas panggilan Tuhannya menjadi ajang Pemuasan birahi kekuasaan dan uang oleh Surya Dharma Ali dan Depag, tak tanggung-tanggung perselingkuhan itu berlanjut ke birahi-birahi perekrutan 12 juta Kader Partai PPP agar dapat merengkuh syahwat kursi Presiden, kegenitan syahwatjelang  kompetisi kandidasi kursi Presiden menggoda siapa pun untuk melakukan apa saja, agar dapat menjamah goyangan kursi Presiden yang sexy nan hot..hmhhhh..

Owhkhhkh… begitu Dahsyat hentakan dan goyangan birahi diatas Sajadah, 2 juta para Perindu Suci harus membayar 5 sampai 17 tahun menahan kerinduannya, akan kah kerinduan itu terjawab di kehidupan ini? Atau kerinduan menjadi beban di kehidupan lain? Terbersit Tanya keresahan; 25 juta tiada arti bagi Para Perindu, tetapi bagi para pemuja Birahi kekuasaan dan Partai, Tetesan dan bulir-bulir 2 juta x 25 juta sama dengan 50 Triliun, rasionalitas Agama dan pesan Suci Kenabian jadi gombal murahan sebab sajadah Suci akan sangat empuk membungkus segala sensasi kebinalan dan kebinatangan. SDA yang keranjingan dan lupa diri seakan-akan telah menghisap "heroin" dan menelan "Pil" extacy berbutir-butir....

Tema kekuasaan pembalut daftar Tunggu Haji begitu efektif meracuni dan menghinakan Panggilan Tuhan, perselingkuhan antara syahwat kekuasaan SDA dan birahi despotis Birokrasi DEPAG menjadi tontonan yang sangat Vulgar, Kepasrahan jutaan perindu menjadi korban kebinalan SDA dan Depag, Sucinya rindu dan Sajadah ternoda oleh hamburan syahwat,  Para Pemuja Kekuasaan dan Birokrasi Despotik malah kelihatan kurus berebut dan terus bermimpi untuk dapat mencicipi sensasi erotisme di atas Sajadah….

kelesuan Para perindu yang telah dijauhkan dari Pesan Suci Tuhan yang memerintahkan Ibrahim AS Memanggil kepada umat manusia menunaikan haji di Baitullah, "Dan serulah umat manusia untuk datang mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang ke (Rumah Allah)mu dengan berjalan kaki, dengan berkenderaan berjenis-jenis unta yang kurus, yang datangnya dari berbagai jalan (ceruk rantau) yang jauh”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun