Mohon tunggu...
Em Ridha
Em Ridha Mohon Tunggu... -

Pemungut Ide. masih Memimpikan Pancasila sebagai Resolusi Berbangsa dan Bernegara Founder KITRA TNI POLRI @Kitra_indonesia Pusaka Indonesia Email: Kitra@gmail.com Cp.081213564764 BBM: 5D4F5C3F

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wajah Kementerian Agama di Tangan Teroris

10 Mei 2013   11:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:49 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13681586671516193219

Terorisme berasal dar Kata teror, yang secara etimologis mencakup arti: 1. Perbuatan yang sewenang-wenang; 2. Usaha menciptakan ketakutan, kengerian,dan kekejaman oleh seseorang atau golongan. Sedangkan terorisme berarti penggunaan kekerasan atau menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai suatu tujuan, terutama tujuan politik. Jadi terorisme mungkin dilakukan oleh siapa saja, baik pemerintah, golongan atau perorangan. Merujuk tujuan yang menjadi targetnya adalah politik, sebenarnya terorisme sama sekali tidak terkait dengan agama. Namun, akhir-akhir ini mulai berkembang suara bernada “miring” untuk mengaitkan terorisme dengan gerakan keagamaan.

Salah satu bentuk teror yang dilakukan oleh pemerintah antara lain pembiaran kekacauan dimana-dimana yang menciptakan kondisi tidak aman dan munculnya saling curiga diantara anggota masyarakat,sebagaimana pernyataan ronald reagan; masyarakat tidak pernah menginginkan kekacauan tapi pemerintah yang menciptakannya, pandangan seorang mantan Presiden Negara Adidaya tentu bukan ocehan kosong semata. Pernyataan kritis mantan orang nomor satu USA merupakan rerfleksi kritis atas setiap kondisi negara dan pemerintahannya.

Terorisme Kementerian Agama

dalam konteks kekacauan Negara Indonesia, apa yang menjadi pandangan reagan merupakan pandangan yang relevan mengingat segudang prestasi pemerintah menciptakan dan mendesain kekacauan bagi warganya sendiri, hilangnya nalar dan hati nurani pemerintahan menjadi pemandangan umum, dimana kekacauan yang dialami rakyat menjadi kelinci percobaan sekaligus sumber penghasilan bagi pemerintah. Pemerintah yang dibentuk guna menegakkan konstitusi dimana mengharuskan berbagai kewajiban dengan mainstream mulia tentang tegaknya kehormatan dan martabat setiap warga negara malah menjadi musuh utama ketenangan dan kebahagiaan rakyat.

Berbagai modus teror diciptakan pemerintah bagi rakyat, hilangnya rasa aman akibat instabilitas keamanan yang ditandai massifnya peningkatan kriminalitas yang mewabah diseantero negeri, bukannya ketenangan yang mereka ciptakan namun kerusuhan secara sengaja ditanamkan dan dipelihara karena menjadi proyek utama agar rakyat selalu disibukkan dengan ketakutan. Teror menjadi senjata utama pemerintah untuk memperkuat dirinya. Pandangan politik ala machiveli menjadi referensikebijakan pemerintah: agar negara kuat masyarakat harus dilemahkan.

teror pemerintah melalui kementerian Agama yang cukup banyak menelan korban baik secara materilmaupun psikologis terkait terrordengan sistem daftar haji, sistem yang dibuat untuk menebar ketakutanpada masyarakat Indonesia yang dominan masih religius, secara sistematik kementerian Agama bersama lembaga perbankan merampok dana segar masyarakat atas nama uang panjar berangkat haji,sistem daftar haji yang kian hari bagai kanker yang menggerogoti spirit keberagamaan masyarakat indonesia.

Dahsyatnya teror Kementerian Agama dengan Sistem daftar Haji mengharuskan setiap warga negara untuk segera menyetor 25 juta rupiah sebagai down payment agar mereka masuk daftar antrian haji meski itu harus untuk jangka waktu dua puluh tahun yang akan datang, malahan kementerian Agama sedang merancang teror baru agar setiap anak yang baru lahir sudah dapat mendaftar haji,nalar dan kebusukan hati teroris yang ada ditubuh pemerintah secara pasti telah merecoki seluruh segment kehidupan bangsa ini. Cara-cara busuk menebar ketakutan dianggap pemerintah dapat dikelabui dengan mengunakan argumentasi hukum semata, padahal sejarah telah membuktikan bahwa hukum menjadi alat utama Penguasa untuk menancapkan teror hingga ke dalam pikiran setiap warga negara.

Akhirnya, selalu dapat dipastikan setiap aksi dan tindakan Terorisme hanya selalu mengorbankan orang-orang tak berdosa, namun yang sangat disayangkan, jika terorisme tidak hanya menjadi mainstream kelompok garis keras tetapi telah melingkupi penyelenggaraan pemerintahan negara ini, pertanyaan kemudian: pada siapa Rakyat harus berlindung ?? ketika jalan menuju “Tuhan” telah disandera oleh kelompok Politik Garis paling Keras di bumi ini yakni Pemerintah .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun