Mohon tunggu...
Dristy Aulia
Dristy Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

generasi anti sensasi, kejar prestasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biarkan

1 November 2021   19:54 Diperbarui: 1 November 2021   20:06 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mengemis agar kau peluk aku erat,

Di suatu tempat hingga aku merasakan belaimu yang hangat.

Jangan lepaskan, sampai Mentari meyapaku sebagai isyarat gelap telah usai.

Biarkan aku menangis kencang pada detak jantung yang kudengar dengan daun telinga tanpa jarak

Biar seraut wajah yang berlinang air mata turut basahi dadamu yang bidang

Biarkan suatu hari kau tak lupa

Ada seseorang yamg kurang akal mengutuk dirinya sendiri sembari menggenggam jemarimu memaksa takdir mempersatukan walau sesaat

Namun dipaksa melepasmu dengan cepat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun