Aku mengemis agar kau peluk aku erat,
Di suatu tempat hingga aku merasakan belaimu yang hangat.
Jangan lepaskan, sampai Mentari meyapaku sebagai isyarat gelap telah usai.
Biarkan aku menangis kencang pada detak jantung yang kudengar dengan daun telinga tanpa jarak
Biar seraut wajah yang berlinang air mata turut basahi dadamu yang bidang
Biarkan suatu hari kau tak lupa
Ada seseorang yamg kurang akal mengutuk dirinya sendiri sembari menggenggam jemarimu memaksa takdir mempersatukan walau sesaat
Namun dipaksa melepasmu dengan cepat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H