Bukannya saya mau menjelekan, tapii.. menurut saya kenyataannya adalah seperti ini; kalau sudah urusan bebal, kita memang jagonya..
Dari verifikasi klub. Sangat tau kalau aturannya harus mengikuti standard FIFA dan AFC tapi tetap saja yang salah malah dilakukan, alasannya banyak mulai dari sejarah klub yang mulai dari berdarah-darah, basis penonton yang beribu-ribu orang, dan masih banyak lagi.. sampai-sampai sang SEKJEN rela "membodohkan diri" agar kepentingan sang Bapak terpenuhi dengan cara mengulur-ngulur tenggat waktu.
Berikutnya, TIMNAS U23 kalah di Sea Games. Muncullah komen yang mengatakan "sudah nasib".. hadeeuuhh.. kalau yakin TIMNAS diisi oleh "orang-orang / pemain-pemain terbaik" dari liga terbaik, kenapa bisa kalah?? nasib hanya untuk orang yang pasrah dan tidak mau bekerja..
Yang terkini tentang Asosiasi Pemain Sepak Bola Indonesia (APSI) dengan alasan merangkul seluruh pemain sepakbola se-Indonesia baik yang cowok atau yang cewek mau yang amatir atau profesional maka dibentuklah APSI ini. Padahal sudah ada asosiasi pemain profesional yang diakui oleh asosiasi pemain pro se-dunia, tetap aja membandel..
Besok apa lagi yaa?? mungkin bersilat lidah tentang tidak mau mundur setelah kegagalan sepakbola TIMNAS U23 di Sea Games??
