Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tips Menjadi Petani Milenial

29 Januari 2021   14:21 Diperbarui: 29 Januari 2021   14:25 2501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: .vectorstock.com

Pada masa pandemi sekarang, tentu semua kalangan masyarakat sedang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Pengurangan karyawan di berbagai perusahaan terus menerus terjadi hingga saat ini. Persaingan dalam mencari lapangan kerja juga ditambah oleh para fresh graduate dari berbagai jenis jurusan. Tentu ini menjadi suatu permasalahan bagi kita sebagai masyarakat yang mencari pekerjaan untuk dapat bertahan hidup.

Seperti yang kita ketahui, sektor pertanian di masa pandemi tidak terlalu mengalami permasalahan yang berat. Hal ini dikarenakan masyarakat masih membutuhkan pangan untuk hidup. Pertanian sendiri memiliki cangkupan yang cukup luas dalam kegiatan budidayanya. Aneka komoditas tanaman yang dapat ditanami menjadikan pertanian cukup beragam untuk dilakukan. Maka dari itu, mengapa tidak kita coba di masa pandemi seperti ini, kita menjadi petani milenial ?

Petani milenial adalah petani yang masih berusia muda (19-39 tahun). Petani milenial tentunya dibutuhkan di masa seperti sekarang ini agar pertanian di Indonesia dapat segera maju. Agar lebih paham, mari kita simak tips menjadi petani milenial.

Pertama, Paham Akan Pasar dan Peluang. Sebagai petani milenial, kita perlu paham terhadap pasar yang akan kita hadapi. Mulai dari kebutuhan konsumen, hingga penjualan hasil panen perlu kita cermati. Banyak dari para petani yang masih kurang paham terhadap kebutuhan pasar di Indonesia. Kekeliruan tersebut biasa mulai terjadi saat salah satu komoditas tanaman yang harga jualnya sedang melonjak tinggi. Kemudian, para petani berbondong-bondong menanam komoditas tanaman tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan yang sama besarnya. Padahal, cara tersebut kurang tepat untuk dilakukan karena pada akhirnya komoditas tanaman tersebut akan kebanjiran hasil panen yang membuat harga jualnya malah turun drastis. Maka dari itu, ada baiknya kita mengamati terlebih dahulu kebutuhan pasar yang akan kita tuju kemudian baru kita tekuni pada komoditas tanaman tersebut.

Kedua, Pemahaman Tentang Budidaya Tanaman. Pemahaman ini merupakan hal yang paling dasar untuk melakukan kegiatan budidaya tanaman. Kita sebagai petani milenial perlu mengetahui bagaimana cara membudayakan tanaman agar hasil panen yang diperoleh dapat maksimal. Mulai dari hulu hingga ke hilir, semua langkah-langkah dalam kegiatan budidaya perlu kita pahami. Sebelum memulai kegiatan budidaya tanaman, ada baiknya kita mencari tahu terlebih dahulu tentang bagaimana cara membudidayakan tanaman tersebut. Informasi tersebut dapat kita peroleh melalui internet, buku bacaan, dan juga petani yang sudah berpengalaman.

Ketiga, Memanfaatkan Teknologi. Seperti yang kita ketahui, teknologi di sektor pertanian kini sudah sangat banyak. Petani milenial wajib memanfaatkan teknologi yang sudah ada agar memudahkan dalam kegiatan budidaya. Hal inilah yang membedakan kita sebagai petani milenial dengan mereka yang masih menjadi petani konvensional. Harapan pemanfaatan teknologi dalam pertanian adalah agar segala kgiatan budidaya dapat lebih mudah untuk dikerjakan dan tentunya akan memangkas waktu sehingga hasil panen dapat diperoleh lebih cepat. Bila perlu, petani milenial juga dapat menciptakan terobosan teknologi yang baru untuk memudahkan petani yang lainnya.

Keempat, Mengikuti Seminar dan Workshop. Walaupun di masa pandemi, seminar dan workshop masih tersedia hingga saat ini walaupun menggunakan sistem online. Materi yang didapatkan pun tidak akan berkurang seperti kita mengikuti secara offline. Kita bisa memilih untuk mengikuti seminar atau workshop yang menurut kita itu penting dan berguna dalam melakukan kegiatan budidaya. Bahkan, kegiatan semacam ini sudah jarang ada yang berbayar sehingga tidak menjadi alasan lagi bagi kita untuk mengikutinya.

Kelima, Tekun dan Percaya Diri. Permasalahan dalam kegiatan budidaya tanaman sangat beraneka ragam. Berbagai faktor internal dan eksternal dapat saja kita temui saat membudidayakan tanaman. Kebanyakan dari mereka, para petani milenial adalah menyerah saat menemui suatu permasalahan yang mungkin bisa saja dihadapi dan ditangani. Namun, kurangnya percaya diri membuat mereka menjadi gagal dan mudah menyerah. Perlu kita ketahui bahwa segala sesuatu tidak ada yang instan. Kita perlu berproses agar dapat berhasil dikemudian harinya.

Keenam, Berdoa. Tentu semua pekerjaan kita tidak terlepas dalam kuasa Tuhan. Ada baiknya kita juga perlu berdoa agar semua kegiatan budidaya yang kita lakukan dapat dikehendaki-Nya sehingga hasil keringat dan jerih payah yang kita lakukan dapat berhasil.

Kebetulan, Bapak Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) sedang mencari 5000 petani milenial untuk membangun Indoneisa. Lahan seluas 2 hektar akan dipinjamkan secara cuma-cuma bagi mereka yang ingin bergabung menjadi petani milenial. Syaratnya pun mudah cukup hanya bersedia ditempatkan di desa-desa Jawa Barat. Biaya sewa lahan tidak akan dipungut, modal dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman juga akan difasilitasi dari Bank BJB dan yang terpenting hasil panen langsung dibeli oleh Agro Jabar.

Melihat peluang yang ada, mengapa kita tidak mencoba untuk menjadi petani milenial ? Selagi ada kesempatan untuk mencoba, mengapa tidak? Semua kebutuhan modal sudah ada, tinggal kita melakukannya saja. Belum lagi ditambah adanya jaminan pembelian hasil panen yang membuat kita tidak perlu khawatir lagi untuk memperoleh uang. Selamat mencoba  kompasianer, salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun