Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pakai Helm, Mudah tapi Malas Dilakukan

8 Februari 2020   15:51 Diperbarui: 8 Februari 2020   15:51 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran masyarakat Indonesia dalam memperhatikan keselamatan berkendara masih sangat minim. Kominfo mengatakan bahwa setiap jam rata-rata 3 orang yang meninggal akibat kecelakaan jalan di Indonesia. Faktor penyebabnya beraneka ragam, 61% karena faktor manusia (terkair dengan kemampuan serta karakter pengemudi), 30% disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan, dan 9% karena faktor kendaraan (terkait dengan pemenuhan persyaratan teknik laik jalan). Melansir dari Kompas.Com, sepanjang tahun 2019 jumlah lakalantas meningkat 3% dibandingkan tahun 2018. Berdasarkan data Polri, terdapat 107.500 peristiwa kecelakaan lalu lintas pada 2019 jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang hanya 103.672 peristiwa.

Melihat data-data diatas, dapat kita sepakati bersama memang masyarakat di Indonesia masih kurang taat dalam menaati peraturan lalu lintas pada saat berkendara. Tak hanya mobil, kendaraan bermotor pun sering ikut melanggar aturan yang telah ada. Pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor memang lebih terlihat jelas jika dibandingkan dengan pengendara mobil. Contohnya, tidak menggunakan kaca spion, lampu utama dan lampu sen yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya, hingga tidak memakai helm yang sangat sering kita jumpai.

Terlepas dari faktor melanggar lampu lalu lintas, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya menggunakan helm masih sangat minim. Tak hanya di desa-desa, bahkan di beberapa kota besar pun masih sangat mudah untuk kita temui pengendara sepeda motor tanpa menggunakan helm. Saya ambil contoh di Kota Salatiga karena saya sudah berdomisili disini selama hampir 4 tahun.

Tak susah untuk menemukan masyarakat yang tidak memakai helm saat berkendara sepeda motor. Hanya pada saat pagi hari mereka taat untuk menggunakan helm itupun karena ada polisi yang sedang bertugas mengatur jalan dibeberapa titik. Jika hari sudah mulai siang hingga malam, pemandangan seperti ini sudah menjadi hal yang umum. Seperti foto diatas yang saya dokumentasikan kurang dari 10 menit.

Seakan menggunakan helm untuk menghindari surat tilang polisi, kesadaran masyarakat yang tinggal di kota kecil ini akan pentingnya menggunakan helm masih sangat minim. Padahal, sosialisasi sudah sering dilakukan oleh pihak kepolisian setempat. Tak hanya Kota Salatiga, kota kelahiran sayapun (Pontianak) masih terjadi hal yang sama. Saya yakin kota-kota lain di Indonesia juga masih sering kita jumpai kasus seperti ini.

Padahal sebuah helm tidaklah mahal untuk dibeli jika dibandingkan keselamatan pengendara. Lebih baik merogoh kocek tak sampai seratus ribu untuk membeli helm SNI, dibandingkan menarik tabungan ratusan hingga jutaan rupiah untuk biaya berobat saat terjadi kecelakaan. Bersyukur jika masih bisa diselamatkan, bagaimana jika tidak? Perlu kita ketahui bahwa bagian tubuh yang paling penting untuk dijaga adalah bagian kepala karena terdapat otak yang merupakan pusat syaraf untuk menggerakkan seluruh anggota tubuh manusia.

Tak melihat seberapa dekat jarak yang akan ditempuh, saat menggunakan kendaraan sepeda motor kita perlu menggunakan helm. Helm yang digunakanpun tentu yang sudah berlabel SNI dan memiliki kaca depan agar lebih aman dalam melindungi kepala kita saat berkendara. Helm SNI di Indonesia bukanlah susah untuk didapatkan sehingga bukan menjadi suatu alasan lagi jika tidak memiliki helm. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.

Lalu, apa yang perlu saya lakukan agar masyarakat Indonesia sadar untuk menggunakan helm? Tentu mulai dari diri kita sendiri, untuk selalu menggunakan helm SNI saat ingin berkendara. Kemudian, perlu kita selalu ingatkan teman, sahabat, pacar, keluarga kita sendiri untuk menggunakan helm saat akan mengendarai atau dibonceng menggunakan kendaraan sepeda motor. Kita juga harus berani menegur secara halus kepada pengendara motor yang kita jumpai saat tidak menggunakan helm. Jika hal seperti ini semua masyarakat Indonesia lakukan, saya yakin 100% lambat laun semuanya akan sadar tentang pentingnya menggunakan helm saat berkendara.

Mudah bukan? Tetapi, hal semudah ini masih jarang dilakukan oleh masyarakat Indonesia bahkan kita sendiri. Jadi? Mending mana, uangnya bisa buat nabung beli barang impian atau buat bayar tilang hingga bayar biaya berobat dirumah sakit? Artikel ini memang membahas topik yang umum, tetapi topik yang umum ini masih saja terulang kesalahannya. Semoga para pembaca akan sadar dan mulai berubah untuk menjadi pengendara yang taat dalam berlalu lintas, salah satunya menggunakan helm SNI saat berkendara. Salam Kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun