Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lagi-lagi, Kericuhan Suporter Sepak Bola di Indonesia Terjadi

22 Juli 2018   15:10 Diperbarui: 22 Juli 2018   15:32 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com/Aji Putra

Laga lanjutan kompetisi Liga 1 musim 2018 pada tanggal 21 Juli 2018 meninggalkan jejak kericuhan. Supoter Sriwijaya FC yang menjadi tuan rumah tidak terima dengan kekalahan 0-3 dari Arema FC. Sejumlah suporter kemudian mengamuk dan merusak kursi yang ada di stadion Jakabaring, Palembang. Selain melemparkan botol plastik, para suporter juga melucuti kursi penonton dan melemparkannya ke arah lapangan. Sebanyak 355 kursi single seat yang berada di tribun utara dan selatan mengalami kerusakan akibat ulah tersebut.

Penyebab kekalahan Sriwijaya FC adalah tim sepakbola ini sedang terjadi krisis pemain dan tim pelatih karena masalah dana. Para suporter pun berharap hal tersebut agar dapat terselesaikan supaya Sriwijaya FC tidak mengalami kekalahan lagi.

Padahal, Asian Games 2018 yang akan digelar di kota Jakarta dan Palembang sudah dekat. Pihak pengelola stadion kecewa dengan aksi kericuhan dari penonton. Kursi yang ada distadion bukan dibuat di Indonesia melainkan didatangkan dari luar negeri. Hal ini akan mempersulit pengelola stadion untuk segera mengganti kursi penonton jika ada yang rusak karena harus menunggu proses pengiriman lagi.

Berkaca di masa yang dulu, sepertinya kericuhan suporter sepakbola di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Hampir setiap tahunnya pada pertandingan sepakbola yang diselenggarakan di Indonesia akan menimbulkan kericuhan yang dibuat oleh suporter. Masyarakat di Indonesia khususnya para suporter tim sepakbola sepertinya perlu membenahi sifat mereka. Rasa spotivitas tidak hanya perlu ditanamkan kepada pemain namun kepada para penonton juga.

Sepertinya rasa kesadaran diri sendiri dari suporter sepakbola di Indonesia masih kurang sehingga perlunya pembenahan dari pemerintah Indonesia khusunya Menpora. Pemerintah harus segera mencari solusi agar para suporter tidak lagi dapat  berbuat onar seenaknya dilapangan. Apalagi, tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah dalam Asian Games yang akan dihadiri oleh negara-negara Asean. Tentu hal ini akan sangat mengganggu image negara kita khususnya dalam bidang olahraga.

Jika sifat "jelek" kita tidak bisa diperbaiki, bagaimana Indonesia dapat maju dibidang olahraga? Tidakkah kita malu, jika negara kita dicap sebagai suporter "kampungan" oleh negara lain karena sifat kita sendiri? Dalam setiap pertandingan, akan selalu ada tim yang memang dan tim yang kalah. Sehingga, hal tersebut sudah sepatutnya dimaklumi dan menjadi bahan refleksi bagi tim yang mengalami kekalahan. Mari, kita bangun dan junjung tinggi rasa sportivitas pada setiap pertandingan olahraga di Indonesia agar negara kita dapat lebih maju !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun