Baru-baru ini sedang dihebohkan berita mengenai seorang driver Gojek yang dipecat akibat komentar yang diberikan oleh seorang pelanggan. Cerita singkatnya, pelanggan tersebut memberikan uang sebesar 100 ribu rupiah. Biaya yang harus dibayar hanya sebesar 8 ribu rupiah.
Karena sang driver tidak memiliki uang kembalian sedangkan pelangganya harus segera masuk kantor untuk bekerja, maka semua biaya tersebut digratiskan oleh sang driver. Tak disangka, setelah sang driver pergi, pelanggan tersebut memberikan bintang 1 dan komentar "tidak ada kembalian".
Ketika sang driver bertanya, awalnya pelanggan mengelak dan mengaku kepencet. Namun, setelah ditanya lagi, akhirnya pelanggan tersebut mengaku kecewa karena menunggu lama karena tidak memiliki uang kembalian. Pelanggan tersebut juga merasa tak menyesal atas perbuatan yang telah ia timbulkan dan malah mengabaikan nasib sang driver yang kini telah dipecat.
Hal ini yang membuat saya tergerak untuk membagikan kisah pilu yang sedang dialami oleh seorang driver gojek ini. Pantaskah kita sebagai seorang pelanggan yang memiliki hak dalam memberikan penilaian kepada driver, menggunakannya semena-mena? Tidakkah pelanggan tersebut tidak memikirkan apa konsekuensi sang driver setelah apa yang telah ia perbuat?
Padahal, biaya transportasi tersebut sudah digratiskan oleh sang driver. Sungguh tak bertanggungjawab perbuatan yang telah ia lakukan. Kebetulan driver yang telah dipecat tersebut sedang mencari uang demi mengobati sang anak yang telah sakit. Padahal, menjadi driver Gojek merupakan  mata pencaharian satu-satunya.
Semua pelanggan ojek online memang memiliki hak untuk memberikan komentar dan penilaian atas pelayanan yang diberikan oleh driver. Namun, hak yang diberikan janganlah dipergunakan secara tidak bertanggungjawab seperti pada kejadian kali ini.
Seharusnya, kita tidak egois dalam mengambil sebuah tindakan. Alangkah lebih baik jika kita berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak karena setiap tindakan akan memiliki dampaknya masing-masing.
Pelajaran selanjutnya yang kita bisa ambil dari kejadian ini adalah kita harus bisa mempertanggungjawabkan atas apa yang telah kita perbuat. Janganlah kita seperti pelanggan tersebut yang tidak mau mengakui kesalahan yang telah ia perbuat dan tidak mau mempertanggungjawabkan atas apa yang telah ia lakukan.
Sang driver kini hanya bisa pasrah menerima keputusan dari atasan yang mengatakan bahwa ia akan terkena suspend walapun sang driver telah berusaha mengajukan permohonan banding.
Semoga, kejadian seperti ini hanya terjadi kali ini saja dan tidak dialami oleh driver ojek online yang lain. Saya juga mengajak para pembaca, yang menjadi pelanggan para ojek online untuk lebih menghargai para driver. Mereka juga manusia yang sedang mencari nafkah demi kehidupannya. Janganlah kita putuskan mata pencahariannya hanya gara-gara sifat egois kita.
Sumber : Tribunnews